Dermatitis Vulva: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Penyakit yang menyebabkan nyeri, gatal, dan merah di vulva

Dermatitis dapat muncul di area mana saja di tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh iritasi produk kebersihan atau pakaian, bakteri, ragi, atau virus, yang bersentuhan dengan kulit. Salah satu jenisnya adalah dermatitis vulva.

Dermatitis vulva adalah kondisi saat lipatan kulit di sekitar vagina meradang dan teriritasi. Area tersebut bisa terasa nyeri, gatal, dan merah. Kondisi ini dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia. Namun, perempuan muda yang belum menstruasi dan orang-orang pascamenopause lebih rentan mengembangkan kondisi ini.

Untuk membantu kamu mewaspadai kondisi ini, di bawah ini telah dirangkum dari laman Healthline dan Verywell Health, sejumlah informasi penting mengenai dermatitis vulva.

1. Penyebab

Dermatitis Vulva: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi bikini (pexels.com/Rodolfo Clix)

Dermatitis vulva dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan penyebab, yang meliputi:

  • Eksim: Peradangan pada kulit yang ditandai dengan kulit bersisik dan gatal.
  • Psoriasis: Ditandai dengan bercak-bercak perak bersisik pada kulit.
  • Infeksi ragi: Infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida.
  • Vaginosis bakterial: Infeksi bakteri yang terjadi karena ketidakseimbangan flora mikroba vagina.
  • Lichen sclerosis: Kondisi kulit langka yang menyebabkan bercak putih kecil di sekitar vagina.
  • Obat hormonal: Obat pengontrol kelahiran dan beberapa obat lainnya dapat menyebabkan infeksi jamur.
  • Alergi dan sensitivitas: Produk yang mengandung wewangian berisiko mengiritasi atau merusak keseimbangan pH.
  • Pakaian: Beberapa bahan pakaian dapat menjebak keringat atau menggesek kulit, yang menyebabkan iritasi dan gatal-gatal.
  • Infeksi menular seksual (IMS): IMS, seperti herpes, klamidia, gonore, kutil kelamin, dan trikomoniasis dapat menyebabkan iritasi vulva.

2. Gejala

Dermatitis Vulva: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi area intim perempuan (unsplash.com/Timothy Meinberg)

Gejala yang dirasakan seseorang saat mengalami dermatitis vulva bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Gejala umum dermatitis vulva meliputi:

  • kemerahan
  • pembengkakan
  • gatal
  • rasa terbakar
  • iritasi
  • tidak nyaman
  • sakit saat berhubungan seks.

Ada juga beberapa gejala yang khusus untuk penyebab tertentu:

  • Keputihan yang kental biasanya terjadi karena infeksi jamur
  • Demam biasanya terjadi karena IMS
  • Benjolan dan lecet biasanya terjadi pada infeksi jamur, infeksi bakteri, kondisi kulit, dan IMS.

Baca Juga: Benjolan Disertai Gatal pada Vulva? Waspadai Kanker Vulva

3. Diagnosis

Dermatitis Vulva: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi dokter dan pasien (pexels.com/MART PRODUCTION)

Jika kamu mengalami ruam atau iritasi pada vulva, segera temui dokter. Untuk melakukan diagnosis, dokter akan melihat area tersebut dan menanyakan riwayat medis lengkap. Terkadang, dokter juga dapat mengenali dermatitis vulva hanya dengan melihatnya.

Jika terdapat cairan, dokter akan mengambil sampel cairan atau kulit untuk melakukan pengujian di laboratorium. Dokter mungkin juga akan melakukan tes darah jika curiga bahwa dermatitis vulva disebabkan oleh infeksi menular seksual.

4. Pengobatan

Dermatitis Vulva: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi mengoleskan lotion (pexels.com/Moose Photos)

Pengobatan dermatitis vulva bervariasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan, dan kadang dapat diobati di rumah. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa kamu kelola sendiri.

  • Alergi terhadap produk: Jika dermatitis vulva terjadi akibat menggunakan produk baru, kamu mungkin alergi terhadapnya. Untuk kasus ini, kamu bisa berhenti menggunakan produk pemicu, dengan begitu gejala akan membaik dalam satu atau dua minggu.
  • Infeksi ragi: Krim, salep, supositoria, dan obat antijamur yang dijual bebas dapat digunakan untuk mengobati dan mengurangi rasa gatal akibat infeksi jamur.

Beberapa pengobatan rumahan lain yang tidak spesifik untuk satu kondisi tetapi dapat membantu mengatasi gejala dermatitis vulva, meliputi:

  • Pelembap atau lubrikan untuk kulit kering.
  • Membersihkan area vagina sekali sehari dengan air dingin dan sabun lembut yang tidak menyebabkan iritasi. Keringkan area dengan menepuk-nepuk, bukan menggosok.
  • Oleskan krim atau salep antigatal.
  • Gunakan kompres dingin untuk meredakan iritasi dan peradangan.
  • Minum obat antihistamin.

Jika gejala tidak juga sembuh setelah dua minggu pengobatan atau infeksi jamur terus datang kembali, bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih ampuh.

5. Pencegahan

Dermatitis Vulva: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi produk perempuan (pexels.com/Vanessa Ramirez)

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi peluang terkena dermatitis vulva:

  • Hindari produk yang dapat mengiritasi, seperti deterjen yang keras, produk mandi beraroma, tampon atau pembalut beraroma, douche, pelumas beraroma, dan kondom dengan pelumas keras.
  • Lakukan aktivitas seksual yang sehat dan aman untuk menurunkan risiko tertular IMS.
  • Kenakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat.
  • Hindari mencuci area vagina terlalu sering, gunakan sabun lembut atau tanpa sabun, dan air hangat.
  • Segera ganti pakaian setelah berenang, berolahraga, berkeringat, atau basah.

Dermatitis vulva memang terasa sangat tidak nyaman. Untuk itu, kamu perlu melakukan langkah di atas untuk mencegah dan mengobatinya. Kamu juga bisa berbicara dengan dokter tentang kemungkinan pemicu dan cara merawat area vulva.

Baca Juga: 7 Macam Benjolan pada Vagina, Kenali Ciri-cirinya sebelum Terlambat

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya