5 Masalah Kulit akibat Ketidakseimbangan Hormon

Gak cukup diatasi dengan skincare

Hormon adalah bahan kimia pembawa pesan yang mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh. Hormon dihasilkan oleh kelenjar pituitari dan dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memicu berbagai efek di area yang berbeda.

Saat kadar hormon menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari yang semestinya, ini dapat menyebabkan masalah. Masalah ini bisa berupa gangguan suasana hati, masalah berat badan, gangguan pencernaan, hingga masalah kulit.

Ngomong-ngomong seputar pengaruh hormon pada kulit, kira-kira apa yang akan terjadi pada kulit saat kita mengalami ketidakseimbangan hormon? Berikut jawabannya.

1. Jerawat

5 Masalah Kulit akibat Ketidakseimbangan Hormonilustrasi menyentuh jerawat (pexels.com/Kjerstin_Michaela)

Bagi banyak orang, pubertas menjadi momen ketika kulit mengalami masalah untuk pertama kalinya akibat fluktuasi hormonal. Dilansir Everyday Health, selama masa pubertas terdapat peningkatan estrogen serta testosteron. Reseptor di kulit cukup sensitif terhadap testosteron, dan sebagai akibatnya, kulit akan memompa sebum yang kemudian memicu munculnya jerawat.

Karena laki-laki memproduksi lebih banyak testosteron, masalah jerawat yang dialami kemungkinan lebih buruk daripada perempuan. Pada perempuan, pil KB hormonal bisa menjadi solusi untuk mengatasi jerawat hormonal. Ini karena KB hormonal menidurkan indung telur dan akibatnya, mematikan produksi testosteron.

2. Lingkaran hitam di bawah mata

5 Masalah Kulit akibat Ketidakseimbangan Hormonilustrasi mengatasi lingkaran hitam di bawah mata (freepik.com/freepik)

Lingkaran hitam di bawah mata sering dianggap terjadi karena kurang tidur atau kelelahan. Namun, jika masalah ini dialami dalam waktu lama, maka bisa jadi ini pertanda adanya masalah hormonal.

Menurut studi dalam Indian Journal of Endocrinology and Metabolism tahun 2011, saat kamu sedang stres, produksi kortisol juga meningkat. Ini menyebabkan kurang tidur pada malam hari dan gelisah sepanjang waktu. Kelelahan yang terus-menerus dan kurang tidur menyebabkan munculnya lingkaran hitam di sekitar mata.

Baca Juga: 7 Masalah Kulit Terkait Penyakit Radang Usus, Salah Satunya Jerawat

3. Melasma 

5 Masalah Kulit akibat Ketidakseimbangan Hormonilustrasi melasma (pharmaceutical-journal.com)

Banyak perempuan mengembangkan melasma saat kehamilan. Namun, kenapa ini bisa terjadi? Nah, melasma bisa muncul saat tubuh mengalami ketidakseimbangan hormon yang parah, seperti saat sedang hamil.

Dilansir Cureskin, ini terjadi saat sel-sel penghasil melanin didorong untuk memproduksi melanin dalam jumlah berlebihan, pigmen yang memberi warna gelap pada kulit. Kondisi ini secara ilmiah disebut hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi sering muncul pada wajah, tidak merata, dan mencolok. Tak jarang, ini kemudian memengaruhi kepercayaan diri.

4. Kulit kering 

5 Masalah Kulit akibat Ketidakseimbangan Hormonilustrasi kulit kering (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Kulit lebih mungkin menjadi sangat kering saat kamu mengalami ketidakseimbangan hormon, menurut laman Skin Kraft. Saat tingkat estrogen turun, produksi minyak sebum juga akan menurun yang menyebabkan kulit menjadi kering. 

Lebih lanjut, kulit kering juga cenderung menjadi kasar dan bersisik. Kulit kering menunjukkan kurangnya asam lemak esensial dan nutrisi penting lainnya. Kulit kering juga bisa mengindikasikan adanya masalah hormon tiroid. Pasalnya, hormon tiroid bersifat menghambat sirkulasi darah yang menyebabkan kulit kering.

5. Skin tag 

5 Masalah Kulit akibat Ketidakseimbangan Hormonilustrasi skin tag (insider.com)

Skin tag adalah pertumbuhan kecil kulit di kelopak mata atau leher. Mengutip Women's Health, itu terjadi saat keseimbangan glukosa dan hormon insulin terganggu. Sementara hormon-hormon ini mulai berubah, kadar estrogen berkurang secara drastis. Akibatnya, elastisitas kulit terpengaruh dan lapisan kulit saling tumpang tindih. Gesekan konstan antara dua lapisan kulit inilah yang kemudian membentuk skin tag.

Skin tag lebih mungkin dialami orang dengan PCOS, sindrom metabolik, dan diabetes. Skin tag sendiri tidak berbahaya dan tidak perlu diangkat. Namun, yang lebih penting diperhatikan adalah kondisi yang mendasari terbentuknya skin tag.

Jika selama ini kamu memiliki masalah kulit yang telah berlangsung cukup lama, kamu patut curiga bahwa akar masalahnya berkaitan dengan hormon. Kamu dapat mengatasi ketidakseimbangan hormon dengan mendapatkan tidur yang cukup, menerapkan pola makan seimbang, olahraga teratur, mengurangi konsumsi alkohol, dan menghindari rokok.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Keratosis Pilaris atau Penyakit Kulit Ayam

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya