5 Mitos Kontrasepsi yang Banyak Dipercaya tapi Ternyata Salah

Jangan dipercaya lagi, ya, Bun!

Sejak lama, umat manusia telah mencari metode untuk mencegah kehamilan. Sampai saat ini, terdapat sejumlah metode pengendalian kelahiran yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, tak sedikit pula informasi yang salah tentang alat kontrasepsi, sayangnya masih banyak dipercayai.

Kesalahpahaman tentang kontrasepsi bisa menimbulkan kebingungan dan kehamilan yang tak diinginkan. Untuk itu, mari memahami beberapa mitos umum tentang kontrasepsi beserta fakta yang sebenarnya.

1. Kamu tidak membutuhkan kontrasepsi jika berhubungan seksual pada waktu yang 'aman'

5 Mitos Kontrasepsi yang Banyak Dipercaya tapi Ternyata Salahilustrasi alat kontrasepsi (pexels.com/Pixabay)

Masih banyak orang yang percaya bahwa perempuan hanya mengalami beberapa hari masa subur dalam sebulan. Dan, jika aktivitas seksual dilakukan di luar masa subur, maka tidak mungkin terjadi kehamilan.

Ada empat hormon utama yang terlibat dalam siklus menstruasi:

  • Hormon perangsang folikel
  • Hormon Luteinizing
  • Estrogen
  • Progesteron

Keseimbangan dari hormon-hormon ini mengatur pelepasan sel telur atau ovulasi, dan jika sel telur tidak dibuahi, maka akan terjadi menstruasi. Pada sebagian besar waktu, perempuan mengalami menstruasi dalam siklus yang teratur. Namun, karena beberapa hal, seperti usia, stres, dan obat-obatan, keseimbangan hormon ini dapat terganggu.

Oleh sebab itu, menentukan waktu ovulasi dan memprediksi hari 'aman' sebenarnya sulit. Jadi, perempuan masih bisa hamil saat melakukan aktivitas seksual di hari yang dianggap 'aman' tersebut. Untuk pasangan yang memilih metode kontrasepsi ritmis, harus sangat memantau siklus menstruasi dan mengevaluasi gejala ovulasi agar metode kontrasepsi berhasil.

2. Menarik penis sebelum ejakulasi dapat mencegah kehamilan

5 Mitos Kontrasepsi yang Banyak Dipercaya tapi Ternyata Salahilustrasi penis (pexels.com/Deon Black)

Banyak laki-laki memilih untuk menarik penis sebelum ejakulasi sebagai metode kontrasepsi. Sayangnya, ini bukanlah metode kontrasepsi yang efektif.

Sejumlah cairan yang mengandung sperma mungkin dikeluarkan sebelum laki-laki benar-benar mulai mencapai klimaks. Selain itu, beberapa laki-laki mungkin tidak dapat menarik diri tepat waktu. Oleh sebab itu, cara ini masih dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan.

3. Orangtua tidak perlu menggunakan alat kontrasepsi

5 Mitos Kontrasepsi yang Banyak Dipercaya tapi Ternyata Salahilustrasi alat kontrasepsi (freepik.com/user3802032)

Beberapa orang berpikir bahwa orang yang lebih tua atau mengalami menstruasi tidak teratur tidak bisa hamil. Sebenarnya, sampai seseorang benar-benar mengalami menopause dan telah 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi, kehamilan masih mungkin terjadi.

Laki-laki mengalami penurunan kesuburan seiring bertambahnya usia, tetapi mereka masih tetap subur hingga usia 70-an bahkan lebih. Namun, risiko kelainan bawaan dan komplikasi lainnya meningkat seiring bertambahnya usia laki-laki. Untuk itu, orangtua masih perlu menggunakan alat kontrasepsi jika ingin mencegah kehamilan.

Baca Juga: 6 Mitos dan Fakta Seputar Menyusui, Jadi Kontrasepsi Alami?

4. Kontrasepsi merusak kesuburan

5 Mitos Kontrasepsi yang Banyak Dipercaya tapi Ternyata Salahilustrasi test pack (freepik.com/wirestock)

Setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi hormonal, termasuk IUD, pil, patch, dan implan, perlu beberapa bulan agar siklus menstruasi kembali normal. Namun, tidak ada bukti bahwa kontrasepsi hormonal mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang.

Sebuah studi tahun 2011 dalam jurnal Contraception membandingkan tingkat kehamilan setelah penggunaan berbagai bentuk kontrasepsi hormonal. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan serupa di antara orang-orang yang pernah menggunakan kontrasepsi dan mereka yang tidak pernah menggunakannya. Selain itu, kesulitan kesuburan setelah penggunaan kontrasepsi bukan berarti kontrasepsi menyebabkan kemandulan.

5. Kontrasepsi oral menyebabkan penambahan berat badan signifikan

5 Mitos Kontrasepsi yang Banyak Dipercaya tapi Ternyata Salahilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Andreas Ayrton)

Banyak orang khawatir bahwa kontrasepsi hormonal menyebabkan penambahan berat badan. Namun, banyak penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi tidak menyebabkan penambahan berat badan, atau bahwa rata-rata pengguna hanya mengalami penambahan berat badan beberapa kilogram.

Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Women's Health tahun 2014 mengamati peserta dengan berat badan sedang dan mereka yang obesitas tidak menemukan adanya perubahan signifikan pada berat badan atau komposisi setelah menggunakan kontrasepsi oral. Ini menunjukkan bahwa orang tidak perlu khawatir berlebihan tentang penambahan berat badan akibat pil kontrasepsi.

Mengetahui fakta dan mitos tentang kontrasepsi dapat membantu menemukan pilihan pengendalian kelahiran yang aman. Terkadang, seseorang harus mencoba beberapa metode atau kombinasi metode untuk menemukan mana yang paling nyaman dan menimbulkan efek samping paling sedikit.

Baca Juga: Memilih Kontrasepsi Aman Setelah Melahirkan, Gak Perlu Bingung Bun!

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya