Kenali 5 Penyebab Rasa Darah di Mulut, Apakah Bahaya?

2. Efek samping obat

ilustrasi obat (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Jika kamu sedang mengonsumsi suplemen atau obat-obatan, ada kemungkinan salah satu dari obat-obatan tersebut bertanggung jawab atas rasa darah di lidah dan bibir. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Oral Disease pada 2019, 17 persen dari 1.645 obat yang terdaftar dalam basis data penelitian menyebabkan dysgeusia atau perubahan rasa pada mulut.

Beberapa obat yang dapat menyebabkan rasa logam atau darah meliputi:

• antibiotik,
• aptopril,
• metformin,
• disulfiram,
• auranofin, dan
• suplemen zat besi.

Untungnya, jika rasa darah itu berasal dari obat-obatan, ini dapat mereda seiring waktu.

Baca Juga: Memutihkan Gigi, Apa Efek Samping dari Bleaching Gigi?

3. Kebersihan gigi yang buruk

ilustrasi menyikat gigi (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

American Dental Association menyarankan agar tiap orang menyikat gigi selama 2 menit sebanyak dua kali sehari dengan sikat gigi yang lembut. Menjaga kebersihan mulut yang baik adalah hal yang sangat penting. Jika diabaikan, ini dapat memiliki konsekuensi, seperti bau mulut, gigi berlubang, bahkan rasa darah di mulut.

Tidak menyikat gigi secara teratur dapat memicu peradangan atau penyusutan jaringan gusi yang disebut gingivitis atau periodontitis. Karena kondisi ini menyebabkan perubahan anatomi jaringan mulut, rasa darah di mulut mungkin terjadi.

4. Pengobatan kanker

ilustrasi sel kanker (unsplash.com/National Cancer Institute)

Menurut studi dalam jurnal Toxicological Sciences 2017, hingga 86 persen orang yang menjalani kemoterapi, terapi radiasi, atau keduanya untuk mengobati kanker melaporkan perubahan rasa. Perubahan ini utamanya dirasakan orang yang menjalani terapi pada daerah kepala dan leher.

Perubahan ini bersifat sementara dan indra perasa yang normal pada akhirnya akan kembali. Tanyakan pada ahlinya untuk mendapatkan tips menikmati makanan senormal mungkin meskipun harus menjalani pengobatan kanker.

5. Kondisi neurologis

ilustrasi orang tua dengan demensia (unsplash.com/Tessa Rampersad)

Dijelaskan dalam laman Health, perubahan rasa pada mulut dapat dikaitkan dengan kondisi neurologis, seperti Bell's palsy dan demensia. Rasa darah yang terkait dengan penyakit saraf adalah akibat dari kelemahan sinyal dari kerusakan otak yang mendasarinya.

Adapun, rasa darah sebagai akibat dari kondisi neurologis umumnya disertai dengan gejala lainnya. Jadi, jika kamu merasakan sensasi darah pada mulut, jangan langsung menganggap kamu memiliki kondisi neurologis.

Sering kali, penyebab yang mendasari rasa darah di mulut tidak serius. Namun, jika masalah ini berlangsung cukup lama, sering, dan mengganggu caramu menikmati makanan, tidak ada salahnya memeriksakan kondisimu ke dokter.

Baca Juga: Jangan Percaya 6 Mitos tentang Kesehatan Gigi dan Dokter Gigi Ini