Gastritis: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi ini diam-diam bisa meningkatkan risiko kanker perut

Gastritis adalah peradangan pada lapisan pelindung lambung. Kelemahan pada lapisan mukosa pelindung perut bisa membuat cairan pencernaan merusaknya, sehingga menyebabkan peradangan.

Gastritis bisa datang secara tiba-tiba (akut) dan menyebabkan timbulnya gejala nyata, yang kemungkinan bisa mudah sembuh tanpa pengobatan. Gastritis juga bisa berkembang secara bertahap (kronis) dan berlangsung lama, serta bisa menimbulkan komplikasi jika tidak diobati.

Gastritis kronis mungkin luput dari perhatian, yang terkadang tidak ditemukan hingga penyakit berkembang dan menimbulkan gejala yang nyata. Dilansir Cleveland Clinic, gastritis akut memengaruhi sekitar 8 dari 1.000 orang, sementara gastritis kronis memengaruhi sekitar 2 dari 10.000 orang.

Gastritis yang tidak ditangani dengan benar dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, seperti tukak lambung, pendarahan lambung, dan peningkatan risiko kanker perut, terutama pada seseorang dengan lapisan perut yang menipis.

1. Penyebab

Gastritis: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi gastritis (freepik.com/macrovector)

Seperti dijelaskan di laman Medical News Today, bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) adalah penyebab paling umum gastritis di seluruh dunia. Sekitar 35 persen orang Amerika Serikat (AS) memiliki bakteri tersebut di dalam tubuhnya.

H. pylori merupakan bakteri yang menginfeksi lapisan perut. Bakteri ini mengganggu keseimbangan produksi asam lambung, sehingga terlalu banyak asam yang diproduksi yang bisa merusak lapisan dan juga dinding lambung. 

Bakteri tersebut bisa menular dari orang ke orang melalui muntahan, air liur, atau makanan dan air minum yang telah terkontaminasi. H. pylori juga bisa menular melalui jalur tinja ke mulut. 

2. Jenis

Gastritis: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi jenis gastritis (12healthy.com)

Mengutip Merck Manual, gastritis terbagi menjadi dua kategori berdasarkan tingkat keparahannya, yakni:

  • Gastritis erosif: jenis ini lebih parah dibandingkan gastritis non-erosif. Gastritis erosif melibatkan peradangan dan pengikisan (erosi) lapisan perut. Meski gastritis erosif biasanya berkembang secara tiba-tiba (disebut dengan gastritis erosif akut), tetapi juga bisa berkembang secara bertahap (disebut dengan gastritis erosif kronis), yang biasanya terjadi pada orang sehat.
  • Gastritis non-erosif: jenis ini ditandai dengan perubahan yang terjadi pada lapisan lambung, yang berkisar dari mengecilnya (atrofi) lapisan lambung hingga transformasi jaringan lambung menjadi jenis jaringan usus lain (metaplasia). Beberapa jenis sel darah putih sering menumpuk pada perut dan mengakibatkan berbagai tingkat peradangan. Selain itu, sel darah putih juga bisa menyebabkan peradangan di seluruh perut atau hanya pada bagian tertentu saja.

Jenis gastritis tertentu bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alkohol, stres karena menderita penyakit parah, obat-obatan tertentu, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan cedera. Beberapa jenis gastritis tertentu dan penyebabnya yaitu:

  • Gastritis erosif: umumnya disebabkan oleh alkohol, stres karena menderita penyakit parah, dan bahan iritan seperti obat-obatan terutama aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lainnya. Penyebab yang tidak terlalu umum seperti radiasi, menelan zat korosif, cedera langsung (seperti penyisipan selang nasogastrik), penyakit Crohn, serta infeksi bakteri dan virus. Pada beberapa orang, bahkan aspirin bayi yang dikonsumsi setiap hari bisa melukai lapisan perut.
  • Gastritis nonerosif: biasanya disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori.
  • Gastritis menular: gastritis menular yang tidak disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori jarang terjadi.
  • Gastritis virus atau gastritis jamur: bisa berkembang pada seseorang yang menderita penyakit yang berkepanjangan (kronis) atau sistem kekebalan yang terganggu seperti penderita AIDS atau kanker, atau mereka yang mengonsumsi obat-obatan imunosupresan.
  • Gastritis stres akut: merupakan bentuk dari gastritis erosif. Gastritis stres akut disebabkan oleh penyakit atau cedera yang terjadi secara mendadak. Namun, cedera kemungkinan tidak sampai ke perut, misalnya seperti cedera kepala, luka bakar kulit parah, dan cedera yang melibatkan pendarahan hebat merupakan penyebab tipikal. Alasan mengapa penyakit serius bisa menyebabkan gastritis masih belum diketahui, tetapi kemungkinan berhubungan dengan penurunan aliran ke lambung, peningkatan jumlah asam di lambung, atau kemampuan lapisan lambung untuk melindungi dan memperbaharui dirinya mengalami gangguan.
  • Gastritis radiasi: bisa terjadi jika terapi radiasi diberikan ke sisi kiri  bawah dada atau perut bagian atas, yang bisa mengiritasi lapisan lambung.
  • Gastritis postgastrektomi: terjadi pada seseorang yang bagian perutnya telah diangkat melalui pembedahan (prosedur ini disebut dengan gastrektomi parsial). Peradangan biasanya terjadi saat jaringan telah dijahit kembali. Gastritis postgastrektomi diperkirakan terjadi saat pembedahan merusak aliran darah ke lapisan lambung atau membuat lapisan lambung terkena empedu dalam jumlah yang abnormal.
  • Gastritis atrofi: bisa menyebabkan lapisan lambung menjadi sangat tipis (atrofi) dan kehilangan banyak atau seluruh sel yang memproduksi asam dan enzim. Kondisi ini bisa terjadi saat antibodi menyerang lapisan lambung (disebut dengan gastritis atrofik metaplastik autoimun). Gastritis atrofi juga bisa terjadi pada beberapa orang yang telah terinfeksi H. pylori secara kronis. Selain itu, gastritis atrofi juga cenderung terjadi pada seseorang yang bagian perutnya telah diangkat.
  • Gastritis eosinofilik: bisa terjadi akibat reaksi alergi terhadap investasi cacing gelang, tetapi biasanya tidak diketahui penyebabnya. Pada gastritis eosinofilik, eosinofil (sejenis sel darah putih) akan menumpuk di dinding lambung.
  • Penyakit Menetrier: ini merupakan kelainan langka yang penyebabnya masih belum diketahui. Namun, penyakit Menetrier merupakan jenis gastritis di mana dinding lambung berkembang menjadi tebal, lipatan besar, serta kista yang berisi cairan. Penyakit ini kemungkinan disebabkan oleh respons kekebalan yang tidak normal dan juga dihubungkan dengan infeksi H. pylori

Baca Juga: Mengenal Helicobacter pylori, Bakteri Penyebab Infeksi pada Lambung

3. Gejala

Gastritis: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mual dan sakit perut (freepik.com/jcomp)

Penderita gastritis kemungkinan tidak menunjukkan gejala yang nyata. Namun, pada beberapa kasus, bisa terjadi gejala yang parah.

Gejala yang muncul bervariasi tergantung penyebabnya. Umumnya penderita melaporkan rasa nyeri yang tajam, menusuk, atau sensasi terbakar di perut bagian tengah atas atau kiri atas, serta nyeri sering menjalar ke bagian punggung.

Gejala umum gastritis lainnya yaitu mual dan kembung. Jika gastritis menyebabkan penderitanya muntah, kemungkinan muntahannya itu berwarna kuning atau hijau.

Gejala-gejala gastritis yang parah yaitu:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Muntahan yang mengandung darah
  • Sakit perut yang parah
  • Tinja beraroma busuk

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala seperti:

  • Keringat berlebih
  • Sesak napas
  • Sakit perut disertai demam 
  • Detak jantung yang cepat
  • Muntahan yang mengandung darah atau muntahan berwarna kuning atau hijau dalam jumlah yang besar
  • Tinja berwarna hitam atau terdapat darah
  • Pusing atau pingsan

4. Faktor risiko

Gastritis: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi perokok (IDN Times/Arief Rahmat)

Orang dewasa yang lebih tua dan seseorang yang fungsi kekebalannya terganggu berisiko lebih tinggi mengembangkan gastritis.

Sebagian besar perempuan mengembangkan gastritis pada usia antara 45-64 tahun, sedangkan pada laki-laki penyakit ini berkembang pada usia 65 tahun ke atas. Risiko gastritis biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Kondisi dan aktivitas tertentu bisa meningkatkan risiko gastritis. Dilansir Healthline, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risikonya yaitu:

  • Mengonsumsi alkohol yang berlebihan
  • Penggunaan rutin obat NSAID seperti ibuprofen dan aspirin
  • Penggunaan kokain
  • Usia (lapisan perut akan menipis secara alami seiring bertambahnya usia)
  • Penggunaan tembakau (merokok)

Beberapa faktor risiko lain yang kurang umum yaitu:

  • Stres karena cedera parah, penyakit, atau pembedahan
  • Gangguan autoimun
  • Gangguan pencernaan seperti penyakit Crohn
  • Infeksi virus

5. Diagnosis

Gastritis: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (giconsultants.com)

Untuk diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, dan menanyakan gejala pada pasien.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa keberadaan bakteri H. pylori dengan menggunakan tes darah, tes napas, atau tes feses.

Dalam beberapa kasus, dokter juga bisa meminta pasien untuk melakukan sinar-X pada esofagus, lambung, dan usus kecil.

Dokter kemungkinan merujuk pada sinar-X sebagai rangkaian saluran cerna bagian atas atau menelan barium.

Selain itu dokter juga akan memesan beberapa tes, seperti:

  • Tes anemia
  • Tes fungsi kandung empedu dan pankreas
  • Tes kehamilan
  • Evaluasi fungsi ginjal dan hati

Jika hasil tes masih belum meyakinkan, maka dokter akan melakukan endoskopi bagian atas. Endoskopi bagian atas melibatkan memasukkan tabung tipis, fleksibel, diterangi ke bawah melalui mulut dan tenggorokan ke dalam perut untuk melakukan pemeriksaan visual.

6. Pengobatan

Gastritis: Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pengobatan gastritis tergantung penyebab spesifiknya. Gastritis akut yang terjadi karena obat NSAID atau alkohol bisa diredakan dengan menghentikan penggunaan zat tersebut.

Dilansir Mayo Clinic, obat-obatan yang bisa diberikan dokter di antaranya:

  • Obat antibiotik untuk membunuh bakteri H. pylori: untuk H. pylori yang ada di saluran pencernaan, dokter mungkin akan meresepkan kombinasi antibiotik seperti klaritromisin dan amoksisilin untuk membunuh bakteri. Penggunaan antibiotik harus sesuai dengan anjuran dokter.
  • Pengobatan yang menghalangi produksi asam dan mempercepat pertumbuhan: penghambat pompa proton bisa mengurangi asam dengan memblokir aksi bagian-bagian sel yang memproduksi asam. Obat-obatan yang akan diberikan dokter termasuk resep dan obat yang dijual bebas yang bisa meliputi omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, esomerazole, dexlansoprazole, dan pantoprazole. Penggunaan jangka panjang dari penghambat pompa proton, terutama pada dosis yang tinggi, bisa meningkatkan risiko patah tulang pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Sebaiknya tanyakan dokter terlebih dahulu apakah suplemen kalsium bisa mengurangi risiko-risiko tersebut.

  • Pengobatan untuk menurunkan produksi asam: penghambat asam juga biasa disebut dengan penghambat histamin (H-2), bisa mengurangi jumlah asam yang dilepaskan ke saluran pencernaan pasien, sehingga bisa mengurangi nyeri gastritis dan membantu penyembuhan. Pengobatan ini tersedia dengan resep atau obat yang dijual bebas, asam blocker termasuk famotidine, simetidin, dan nizatidine.

  • Antasida yang menetralkan asam lambung: dokter kemungkinan akan meresepkan antasida untuk menetralkan asam lambung dan meredakan nyeri dengan cepat. Efek samping yang harus diwaspadai adalah sembelit atau diare, tetapi tergantung bahan utamanya.

Itulah deretan fakta penting gastritis, peradangan pada lapisan lambung yang bisa meningkatkan risiko kanker perut.

Untuk mencegah berkembangnya gastritis, jaga kebersihan tangan dan konsumsi makanan yang dimasak dengan baik. Selain itu, hindari mengonsumsi obat-obatan yang bisa mengiritasi lambung. Terakhir, stop merokok dan batasi konsumsi alkohol karena keduanya juga dapat meningkatkan risiko gastritis.

Baca Juga: 7 Gejala Refluks Asam Lambung atau GERD yang Perlu Kamu Tahu

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya