Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bisa menyebabkan kebutaan jika tidak diobati

Distrofi Fuchs atau Fuch's dystrophy adalah jenis penyakit mata yang memengaruhi kornea. Kornea merupakan lapisan luar mata berbentuk kubah yang membantu melihat objek.

Distrofi Fuchs bisa mengakibatkan penglihatan seseorang menurun seiring waktu. Tidak seperti jenis distrofi lainnya, jenis ini memengaruhi kedua mata. Namun, penglihatan di satu mata kemungkinan lebih buruk daripada mata lainnya.

1. Apa itu distrofi Fuchs?

Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi distrofi Fuchs (willseye.org)

Distrofi Fuchs adalah penyakit yang biasanya memengaruhi kornea kedua mata. Distrofi Fuchs juga biasa disebut dengan distrofi kornea Fuchs atau distrofi kornea endotel Fuchs.

Pada distrofi Fuchs, endotelium kornea (lapisan terdalam kornea) secara bertahap berhenti bekerja ketika sel mati. Ketika dalam kondisi sehat, endotelium bertindak sebagai pompa untuk mengeluarkan cairan dari kornea sehingga tetap jernih.

Saat sel endotelium berhenti bekerja, maka kornea kemungkinan membengkak, sehingga bisa mengakibatkan penglihatan kabur atau kabut di atas mata. Lepuh kecil di permukaan kornea kemungkinan muncul, dan menyebabkan rasa sakit dan iritasi.

Beberapa orang dengan distrofi Fuchs memiliki penglihatan kabur pada pagi hari yang berangsur hilang pada siang hari. Ketika penyakit memburuk, pembengkakan menjadi lebih konsisten, dan penglihatan kemungkinan kabur setiap saat.

2. Penyebab

Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi distrofi Fuchs (eyesight.nu)

Dilansir Healthline, distrofi Fuchs disebabkan oleh kerusakan sel endotel di kornea. Namun, penyebab pasti dari kerusakan sel ini tidak diketahui.

Sel-sel endotelium bertanggung jawab untuk menyeimbangkan cairan di kornea. Tanpa mereka, kornea membengkak karena penumpukan cairan. Akhirnya, penglihatan terpengaruh karena kornea menebal.

Distrofi Fuchs berkembang secara perlahan. Faktanya, penyakit mata ini biasanya menyerang pada usia 30-an atau 40-an, tetapi kemungkinan tidak bisa mengetahuinya karena gejalanya muncul minimal pada tahap pertama. Orang dengan distrofi Fuchs kemungkinan tidak mengalami gejala yang signifikan hingga ia berusia 50-an.

Distrofi Fuchs kemungkinan bersifat genetik. Seseorang berisiko lebih tinggi mengembangkan distrofi Fuchs jika seseorang dalam keluarganya memiliki gangguan kornea ini. Menurut National Eye Institute, distrofi Fuchs memengaruhi lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.

Selain itu, seseorang juga berisiko lebih besar mengembangkan distrofi Fuchs jika ia menderita diabetes. Merokok juga bisa meningkatkan risiko mengembangkan distrofi Fuchs.

Baca Juga: Distrofi Otot: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

3. Gejala

Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi distrofi Fuchs (pexels.com/Kindel Media)

Distrofi Fuchs terdiri dari dua tahap. Jenis distrofi kornea ini dapat bersifat progresif, jadi seseorang kemungkinan mengalami gejala yang memburuk secara bertahap.

Pada tahap pertama, seseorang kemungkinan memiliki penglihatan kabur yang lebih buruk ketika bangun tidur karena cairan yang menumpuk di korneanya ketika ia tidur. Selain itu, seseorang kemungkinan juga akan mengalami kesulitan melihat dalam cahaya rendah. 

Tahap kedua menyebabkan gejala yang lebih terlihat, karena penumpukan cairan atau pembengkakan tidak membaik di siang hari. Ketika distrofi Fuchs berkembang, seseorang kemungkinan mengalami:

  • Kepekaan terhadap cahaya. 
  • Masalah penglihatan pada malam hari.
  • Ketidakmampuan untuk mengemudi pada malam hari. 
  • Penglihatan berawan. 
  • Sakit di mata. 
  • Perasaan seperti ada pasir di kedua mata. 
  • Pembengkakan. 
  • Penglihatan rendah dalam cuaca lembap. 
  • Munculnya lingkaran seperti halo di sekitar lampu, terutama pada malam hari.

Selain itu, distrofi Fuchs bisa mengakibatkan beberapa gejala fisik, yang kemudian bisa dilihat oleh orang lain di mata penderita kondisi ini. Ini termasuk lepuh dan kekeruhan pada kornea. Terkadang, lepuh kornea dapat pecah yang bisa menyebabkan lebih banyak rasa sakit dan ketidaknyamanan.

4. Diagnosis

Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan mata dengan slit lamp oleh dokter spesialis mata (flickr.com/IAPB/VISION 2020/Dr. Bikram Bahadur Thapa)

Distrofi Fuchs biasanya didiagnosis selama pemeriksaan rutin. Dilansir Johns Hopkins Medicine, dokter mata kemungkinan akan melakukan tes berikut untuk menegakkan diagnosis:

  • Slit lamp: Alat ini menghasilkan seberkas cahaya yang bisa diatur dari celah tipis, menjadi lingkaran bundar, tergantung pada bagian mata mana yang ingin dilihat oleh dokter. Pemeriksaan ini memungkinkan struktur mata untuk dilihat dengan perbesaran tinggi. 
  • Pachymetry: Pachymeter, yang mengukur ketebalan kornea, berguna dalam mendeteksi gangguan seperti distrofi Fuchs, yang mengakibatkan kornea menebal.  
  • Mikroskop confocal/specular: Mikroskop confocal/specular memproyeksikan cahaya untuk memungkinkan fotografi endotel kornea. Ini bisa mengukur jumlah, kepadatan, dan bentuk sel endotel.

5. Pengobatan

Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat tetes mata (freepik.com/freepik)

Tidak ada obat untuk distrofi Fuchs. Tujuan pengobatan adalah untuk membantu mengontrol efek distrofi Fuchs pada penglihatan dan kenyamanan mata penderitanya.

Pada tahap awal, distrofi Fuchs diobati dengan obat tetes mata atau salep untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Dokter kemungkinan juga akan merekomendasikan pasien menggunakan soft lens sesuai kebutuhan. 

Jaringan parut kornea yang signifikan kemungkinan membutuhkan transplantasi. Ada dua pilihan transplantasi, yaitu transplantasi kornea penuh atau keratoplasti endotel (EK). Dengan transplantasi kornea penuh, dokter mata akan mengganti kornea pasien dengan donor. Sementara itu, EK melibatkan transplantasi sel endotel di kornea untuk menggantikan yang rusak.

Selain perawatan di atas, ada beberapa perawatan alami yang tersedia untuk distrofi Fuchs karena tidak ada cara untuk mendorong pertumbuhan sel endotel secara alami. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan gejala:

  • Mengeringkan mata dengan pengering rambut yang disetel rendah beberapa kali sehari, bisa membantu menjaga kornea agar tetap kering.
  • Tetes mata natrium klorida yang dijual bebas juga bisa membantu meringankan gejala. 
  • Berhenti merokok jika merokok. 
  • Menjaga kadar gula tetap stabil jika menderita diabetes.

6. Prognosis

Distrofi Fuchs: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit mata (advancedeyecaremd.net)

Distrofi Fuchs bisa makin memburuk dari waktu ke waktu. Tanpa pengobatan, kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, penglihatan yang buruk, dan bahkan kebutaan.

Selain itu, tanpa transplantasi kornea, pasien dengan distrofi Fuchs yang parah bisa menjadi buta atau mengalami rasa sakit yang parah dan penglihatan yang sangat berkurang.

Kasus distrofi Fuchs yang ringan sering memburuk sesudah operasi katarak. Seorang ahli bedah katarak kemungkinan akan mengevaluasi risiko ini dan bisa memodifikasi teknik atau waktu operasi katarak pasien. 

Namun, katarak kemungkinan juga bisa berkembang di atas distrofi Fuchs. Jika ini terjadi, maka pasien kemungkinan perlu menjalani dua operasi sekaligus, yaitu pengangkatan katarak dan transplantasi kornea. Sebab, operasi katarak bisa merusak sel-sel endotel yang sudah halus, yang merupakan ciri khas Fuchs. 

Karena distrofi Fuchs adalah penyakit progresif, maka yang terbaik adalah mendeteksi penyakit ini pada tahap awal untuk mencegah masalah penglihatan serta untuk mengendalikan ketidaknyamanan pada mata.

Akan tetapi, masalahnya adalah adanya kemungkinan bahwa penderita distrofi Fuchs tidak tahu jika ia menderita kondisi ini hingga terjadi gejala yang nyata. Oleh sebab itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan mata teratur agar penyakit ini bisa terdeteksi sebelum berkembang.

Baca Juga: Herpes Mata: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya