Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatan

Sangat agresif, bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat

Glioblastoma, atau juga dikenal dengan glioblastoma multiforme, adalah jenis tumor otak yang sangat agresif, yang artinya bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat. Tumor ini bisa terjadi di otak maupun sumsum tulang belakang.

Selain itu, glioblastoma merupakan sejenis astrositoma, yaitu kanker yang terbentuk dari sel berbentuk bintang di otak yang disebut aritrosit. Aritrosit memberi makan dan mendukung sel saraf (neuron) di otak. 

Glioblastoma mengandung berbagai jenis sel otak, termasuk sel otak mati. Menurut National Brain Tumor Society, sekitar 12-15 persen orang dengan tumor otak juga memiliki glioblastoma. Glioblastoma adalah jenis tumor otak ganas yang paling umum pada orang dewasa. Kanker biasanya dimulai di otak besar.

Glioblastoma merupakan salah satu kanker paling kompleks, mematikan, dan resistan terhadap pengobatan. Menurut laporan dalam Asian Pacific Journal of Cancer Prevention tahun 2007, meskipun glioblastoma adalah tumor langka dengan insiden global kurang dari 10 per 100.000 orang, tetapi prognosisnya yang buruk dengan tingkat kelangsungan hidup 14-15 bulan setelah diagnosis menjadikannya masalah kesehatan masyarakat yang penting.

Selain mengancam nyawa, glioblastoma dan perawatannya yang berat bisa menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang mengontrol kognisi, suasana hati, perilaku, serta setiap fungsi dari setiap organ dan bagian tubuh lainnya.

1. Penyebab glioblastoma

Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi glioblastoma (healthcare-in-europe.com)

Penyebab pasti glioblastoma masih belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya.

Menurut National Organization for Rare Disordes (NORD), faktor risiko yang terkait dengan glioblastoma yaitu terapi radiasi pengion yang menggunakan gelombang atau partikel energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker, juga bisa menyebabkan sel normal rusak dan mengakibatkan pembentukan sel kanker yang baru. 

Selain itu, pekerja di pabrik karet sintetis, penyulingan minyak bumi, dan paparan vinil klorida atau pestisida juga bisa meningkatkan risiko glioblastoma. Namun, penyebab dari faktor risiko ini masih belum diketahui dan perlu penelitian lebih lanjut.

2. Gejala glioblastoma

Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sakit kepala (pexels.com/Liza Summer)

Gejala glioblastoma terbagi menjadi dua jenis, yaitu umum dan fokal.

Gejala umum pada banyak jenis tumor otak meliputi sakit kepala, kejang, mual, muntah, hilang ingatan, dan penurunan fungsi normal. Sementara itu, gejala fokal tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.

Ukuran dan juga lokasi tumor sering memengaruhi gejala yang dialami pasien. Misalnya, pada tumor yang berada di bagian otak yang bertanggung jawab atas pemrosesan bahasa, maka pasien kemungkinan memiliki lebih banyak masalah dalam berbicara atau memahami pembicaraan.

Selain mengalami kesulitan bahasa, pasien juga akan mengalami gejala fokal lainnya seperti kejang, kelemahan otot, kehilangan sensorik, dan perubahan visual.

Baca Juga: Tumor Jinak Mirip Jerawat, Ini Fakta seputar Gangguan Kulit Syringoma 

3. Jenis-jenis glioblastoma

Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi glioblastoma (researchgate.net)

Dilansir Healthline, glioblastoma terdiri dari dua jenis, yaitu:

  • Primer (de novo): merupakan jenis glioblastoma yang paling umum dan paling agresif.
  • Glioblastoma sekunder: kasusnya lebih jarang dan tumbuh lebih lambat. Biasanya dimulai dari astrositoma tingkat rendah dan kurang agresif. Glioblastoma sekunder memengaruhi sekitar 10 persen kasus jenis kanker otak ini. Kebanyakan orang yang menderita glioblastoma jenis ini berusia sekitar 45 tahun atau lebih muda.

Glioblastoma sering tumbuh di lobus frontal dan temporal otak. Selain itu, glioblastoma juga bisa ditemukan di batang otak, otak kecil, bagian otak lainnya, dan sumsum tulang belakang.

4. Ras Kaukasia berada pada tingkat diagnosis glioblastoma tertinggi dibanding kelompok etnis lainnya

Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pasien dengan glioblastoma (uchealth.com)

Data menunjukkan, sekitar 3 dari 100.000 orang di Amerika Serikat terdiagnosis glioblastoma setiap tahunnya. Usia rata-rata diagnosisnya adalah 64 tahun, dengan angka yang lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan.

Ras Kaukasia berada pada tingkat diagnosis glioblastoma tertinggi dibandingkan dengan kelompok etnis lain seperti Asia, Afrika-Amerika, dan Indian-Amerika.

5. Diagnosis glioblastoma melibatkan pemeriksaan fisik dan neurologis lengkap, serta pencitraan otak

Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi MRI otak (freepik.com/rawpixel.com)

Dalam proses diagnosis glioblastoma, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis lengkap terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk menilai respons sensorik dan otot pasien. Bila ada tanda atau gejala glioblastoma, maka pasien perlu pencitraan otak dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI).

Glioblastoma sering diidentifikasi dengan menggunakan MRI. MRI merupakan teknik yang membuat gambar detail tubuh. Mesin MRI menghasilkan medan magnet yang kuat dan mengarahkan gelombang radio ke tubuh. Komputer akan menafsirkan perubahan tubuh yang disebabkan oleh gelombang radio dan menghasilkan gambar. Pewarna kontras digunakan untuk lebih meningkatkan pencitraan. Hal ini akan memudahkan untuk membedakan tumor dari sel normal.

Meski MRI bisa membantu mengidentifikasi kemungkinan glioblastoma, tetapi sampel dari jaringan biopsi dibutuhkan untuk membuat diagnosis yang pasti. Biopsi merupakan operasi pengangkatan jaringan. Diagnosis hanya boleh dibuat jika jaringan ini dipastikan sebagai bentuk glioblastoma.

6. Pengobatan glioblastoma

Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi terapi radiasi ( unsplash.com/National Cancer Institute)

Glioblastoma kemungkinan sulit diobati karena tumbuh dengan cepat dan memiliki proyeksi seperti jari ke otak normal yang sulit dihilangkan dengan operasi.

Selain itu, tumor ini juga mengandung berbagai jenis sel. Beberapa perawatan kemungkinan akan bekerja dengan baik pada beberapa sel, tetapi tidak pada sel lainnya. Perawatan untuk glioblastoma meliputi:

  • Operasi untuk mengangkat tumor sebanyak mungkin
  • Radiasi untuk membunuh sel kanker yang tertinggal sesudah operasi
  • Kemoterapi dengan obat temozolomide (temodar)

Obat lain yang bisa digunakan untuk mengobati glioblastoma yaitu:

  • Bevacizumab 
  • Polifeprosan 20 dengan implan carmustine
  • Lomustine 

Perawatan baru untuk glioblastoma sedang diuji klinis. Perawatan baru ini antara lain:

  • Imunoterapi: menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk membunuh sel kanker.
  • Terapi gen: memperbaiki gen yang rusak untuk mengobati kanker.
  • Terapi sel induk: menggunakan sel awal yang disebut sel induk untuk mengobati kanker.
  • Terapi vaksin: memperkuat sistem kekebalan tubuh pasien dalam melawan kanker.
  • Obat yang dipersonalisasi: juga disebut dengan terapi yang ditargetkan.

Jika perawatan baru dan perawatan lain disetujui, maka suatu hari nanti dapat meningkatkan prospek pasien glioblastoma.

7. Tingkat harapan hidup glioblastoma

Glioblastoma: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pasien glioblastoma (unsplash.com/National Cancer Institute)

Waktu bertahan hidup rata-rata pasien glioblastoma yang menjalani operasi, kemoterapi, dan pengobatan radiasi yaitu 15-16 bulan. Separuh dari seluruh pasien dengan tumor ganas ini akan bertahan selama jangka waktu tersebut.

Meski begitu, setiap kondisi pasien berbeda-beda. Beberapa tidak bertahan lama, sementara beberapa lainnya bisa bertahan hingga 5 tahun, meski jarang. Namun, anak-anak dengan tumor tingkat tinggi cenderung bertahan lebih lama dibandingkan orang dewasa. Sekitar 25 persen anak dengan glioblastoma bisa hidup selama 5 tahun atau lebih.

Itulah informasi mengenai glioblastoma, jenis tumor otak tergolong langka yang ganas. Bila kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi, sebaiknya segera periksa ke dokter. Diagnosis dan pengobatan dini yang tepat akan meningkatkan peluang kesembuhan dan harapan hidup.

Baca Juga: Feokromositoma: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya