Impaksi Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Merupakan akibat dari sembelit yang berkepanjangan

Sembelit atau konstipasi adalah kondisi saat kita kesulitan untuk buang air besar. Jika sembelit terus terjadi karena tidak diobati atau bahkan sudah minum obat pencahar namun masih sembelit, impaksi tinja bisa terjadi.

Impaksi tinja atau fekaloma adalah massa besar tinja yang mengeras, yang terakumulasi di usus besar atau rektum, dan tidak bisa dikeluarkan secara spontan. Ini mengakibatkan ketidaknyamanan karena tekanan gastrointestinal dari penumpukan limbah.

Ketidaknyamanan dari tekanan gastrointestinal ini meliputi nyeri di perut atau punggung bagian bawah, perut terasa seperti bengkak, ingin buang air besar namun tidak bisa, sakit perut seperti kenyang atau kehilangan nafsu makan, serta lesu atau lelah. Kalau tidak diobati, impaksi tinja bisa menyebabkan sumbatan pada usus besar yang dapat berakibat fatal.

1. Penyebab dan faktor risiko

Impaksi Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi membawa tisu ke kamar mandi (freepik.com/jcomp)

Impaksi tinja sering terlihat sebagai komplikasi akut dari sembelit kronis yang parah atau tidak diobati. Saat mengalami konstipasi, maka tinja tetap berada di usus besar lebih lama dari biasanya, sehingga memberi usus lebih banyak waktu untuk menyerap air dari kotoran. Akibatnya, kotoran menjadi terlalu kering. Kotoran yang terlalu kering bisa berubah menjadi massa yang sangat keras sehingga tidak bisa keluar dengan buang air besar yang normal.

Beberapa faktor risiko gaya hidup umum juga bisa meningkatkan risiko impaksi tinja. Ini meliputi:

  • Kekurangan serat dalam pola makan.
  • Tidak cukup makan atau minum, dehidrasi. 
  • Pola makan tinggi lemak. 
  • Kurangnya akses ke toilet, karena bepergian atau keadaan lainnya. 
  • Stres yang berlebihan. 
  • Keengganan untuk buang air besar. 

Beberapa penyakit juga bisa membuat seseorang rentan dengan kondisi ini. Ini meliputi:

  • Gangguan neurologis. 
  • Perpanjangan periode imobilitas fisik. 
  • Ketidakmampuan untuk makan atau minum. 
  • Disfungsi usus pascaoperasi. 
  • Obstruksi usus (penyumbatan). 
  • Penyakit tiroid. 

Beberapa populasi yang memiliki risiko impaksi tinja yang lebih tinggi, yaitu:

  • Orang dewasa yang lebih tua yang tinggal di panti jompo yang memiliki aktivitas fisik minimal atau tidak sama sekali.
  • Individu dengan kondisi neurologis yang biasa mengganggu motilitas usus, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, demensia, stroke, atau cedera tulang belakang.
  • Anak-anak, terutama yang menghindari buang air besar karena cemas, malu, atau untuk menghindari rasa sakit.
  • Orang yang memakai obat dengan efek samping sembelit seperti beberapa obat hipertensi, antidepresan, dan relaksan otot.
  • Individu yang menggunakan narkotika, kategori obat yang paling dekat hubungannya dengan sembelit, yang bisa menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai sindrom usus narkotik.
  • Orang yang terlalu sering menggunakan atau menyalahgunakan pencahar, yang bisa menimbulkan efek paradoks pada usus besar, membuatnya tidak bisa berfungsi secara normal.
  • Individu yang mempunyai kondisi struktural dan fungsional yang melibatkan usus kecil, usus besar, atau rektum, akibat penyakit saluran cerna, kanker, atau pembedahan.

2. Gejala

Impaksi Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi memegang perut yang sakit (freepik.com/benzoix)

Impaksi tinja biasanya mengakibatkan ketidaknyamanan perut, mirip sembelit, tetapi lebih intens dan untuk jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, orang dengan kondisi ini kemungkinan akan mengalami gejala lain selain sembelit. Gejala biasanya akan memburuk jika makin lama tidak buang air besar. 

Berikut gejala lain dari impaksi tinja:

  • Kram perut.
  • Ketidaknyamanan perut. 
  • Sakit perut. 
  • Distensi perut.
  • Kehilangan selera makan. 
  • Sakit punggung. 
  • Mual. 
  • Muntah.
  • Bau mulut. 
  • Wasir.

Baca Juga: 16 Penyebab Tinja Pucat, Kadang Disebabkan oleh Penyakit Serius

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Impaksi Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mengalami sakit perut (freepik.com/Lifestylememory)

Dalam kasus yang jarang, impaksi tinja yang tidak diobati bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Ulserasi usus. 
  • Perforasi. 
  • Wasir trombosis (gumpalan darah di pembuluh darah dubur). 
  • Infeksi saluran pencernaan. 
  • Peritonitis (infeksi yang menyebar di luar sistem pencernaan).

Jika komplikasi ini terjadi, maka gejalanya bisa berupa demam, menggigil, pendarahan dubur, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, pusing, atau kehilangan kesadaran.

Sesudah perawatan impaksi tinja, seseorang kemungkinan mengalami:

  • Perforasi usus karena impaksi atau penggunaan enema.
  • Ketidaknyamanan dubur.
  • Inkontinensia tinja.
  • Inkontinensia urine.

4. Diagnosis

Impaksi Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/tirachardz)

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dokter untuk mengetahui apakah pasien mengalami impaksi tinja atau tidak. Ini meliputi:

  • Riwayat kesehatan: Dokter akan menanyakan kepada pasien seberapa sering ia buang air besar, kapan terakhir buang air besar, dan apakah itu sulit. Dokter perlu tahu apakah pasien sering sembelit dan seberapa sering menggunakan pencahar. Dokter juga akan bertanya seperti berapa banyak air dan cairan lain yang diminum, berapa banyak asupan serat, dan obat yang dikonsumsi.
  • Pemeriksaan fisik: Dokter harus memeriksa kesehatan pasien secara keseluruhan dan melakukan pemeriksaan colok dubur. Untuk melakukan colok dubur, dokter akan menggunakan sarung tangan dan menambahkan pelumas (gel licin) ke satu jari, lalu memasukkan jarinya ke dalam rektum pasien untuk merasakan impaksi tinja atau masalah lainnya.
  • Sinar-X: Dokter mungkin bisa menemukan impaksi tinja dengan pemeriksaan sinar-X perut.
  • Sigmoidoskopi: Dokter menggunakan sigmoidoskop (instrumen tipis berbentuk tabung dengan lampu dan lensa) untuk mencari masalah di dalam usus besar bagian bawah di area yang paling dekat dengan rektum. Dokter akan memeriksa usus besar apakah ada impaksi tinja atau hal lain yang menyebabkan gejala.

5. Pengobatan

Impaksi Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi minum obat (freepik.com/freepik)

Seseorang dengan impaksi tinja harus mengeluarkan tinja yang keras dari usus besar atau rektum untuk menjadi lebih baik. Sebab, ini tidak bisa hilang dengan sendirinya dan bahkan bisa menyebabkan kematian jika dibiarkan.

Berikut pilihan pengobatan untuk impaksi tinja:

  • Enema: Perawatan yang paling umum untuk impaksi tinja yaitu enema untuk mengeluarkan tinja. Enema merupakan botol kecil berisi cairan dengan nosel terpasang. Nosel dimasukkan ke dalam rektum untuk melunakkan tinja. Dokter akan meremas botolnya, melepaskan cairan ke dalam rektum dan usus besar. Ini melumasi usus besar dan membasahi kotoran, membuatnya lebih mudah dikeluarkan.
  • Mengeluarkan tinja secara manual: Jika enema tidak membuka sumbatan tinja dari usus besar, dokter mungkin mencoba mengeluarkan tinja secara manual. Untuk melakukan ini, dokter akan memasukkan jari bersarung tangan ke dalam rektum dan mengeluarkan kotoran. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menggunakan alat isap untuk membantu mengeluarkan tinja. Sesudah massa tinja yang keras dihilangkan, maka kebiasaan buang air besar akan kembali normal selama pasien bisa mengelola kemungkinan sembelit di masa depan
  • Pencahar: Dokter bisa merekomendasikan pencahar jika enema dan pengeluaran manual tidak berhasil. Pencahar akan mambuat usus besar menghasilkan lebih banyak air, melunakkan tinja yang terkena dampak, dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan. 
  • Supositoria: Seperti pencahar, supositoria bisa membantu menarik kelembapan ke dalam usus besar dan melunakkan tinja. 
  • Irigasi air: Ini melibatkan mendorong selang kecil melalui rektum dan masuk ke usus besar. Selang terhubung ke mesin yang mengeluarkan air melalui tabung. Sesudah irigasi, dokter akan memijat perut pasien, mengeluarkan kotoran dari dubur melalui selang lain.

6. Pencegahan

Impaksi Tinja: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pola makan tinggi serat (freepik.com/freepik)

Salah satu cara untuk mencegah impaksi tinja adalah dengan menghindari sembelit. Membuat perubahan kecil pada gaya hidup bisa membantu. Berikut ini tips untuk mencegah impaksi tinja:

  • Minum banyak air setiap hari untuk mencegah dehidrasi.
  • Minum cairan lain seperti jus prune, kopi, dan teh, yang berfungsi sebagai pencahar alami. 
  • Makanlah makanan yang tinggi serat, seperti gandum utuh, oat, dan sayuran. 
  • Kurangi asupan makanan yang tinggi gula, yang bisa menyebabkan sembelit. 
  • Berolahraga setiap hari untuk membantu menjaga sistem pencernaan lancar.

Cari bantuan jika tidak mengalami perubahan buang air besar yang berlangsung lebih dari 2 minggu, atau jika menggunakan pencahar jenis apa pun selama lebih dari satu minggu namun masih sembelit.

Jika curiga memiliki impaksi tinja atau masalah dengan usus besar atau pencernaan, berkonsultasilah dengan dokter sesegera mungkin. Makin cepat penyebabnya diketahui dan mendapat pengobatan, maka makin baik prognosisnya.

Baca Juga: 7 Penyebab Makanan Tidak Tercerna Muncul dalam Tinja, Normalkah? 

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya