Kardiomiopati Hipertrofi: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatan

Bisa menyebabkan kematian jantung mendadak

Kardiomiopati hipertrofi atau hypertrophic cardiomyopathy adalah penyakit yang memengaruhi otot jantung, menyebabkan otot menebal atau "hipertrofi". Otot jantung yang menebal bisa mempersulit jantung untuk memompa darah.

Kondisi ini merupakan penyakit kardiovaskular genetik yang paling umum, yang memengaruhi setidaknya 1 dari 200 orang. Kardiomiopati hipertrofi dapat memengaruhi semua kelompok umur, tetapi orang yang lebih muda cenderung memiliki bentuk penyakit yang lebih parah, mengutip MedicineNet.

Kardiomiopati hipertrofi sering tidak terdiagnosis karena banyak orang dengan penyakit ini memiliki sedikit, jika ada, gejala dan bisa menjalani kehidupan normal tanpa masalah yang berarti. Namun, pada sejumlah kecil pengidapnya, otot jantung yang menebal bisa menyebabkan sesak napas, nyeri dada, atau masalah pada sistem kelistrikan jantung, yang menyebabkan irama jantung menjadi abnormal (aritmia) yang bisa mengancam nyawa atau mengakibatkan kematian mendadak.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan fakta seputar kardiomiopati hipertrofi yang penting untuk diketahui.

1. Penyebab dan faktor risiko

Kardiomiopati Hipertrofi: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi kardiomiopati hipertrofi (mayoclinic.org)

Dilansir Cleveland Clinic, berikut ini adalah penyebab kardiomiopati hipertrofi:

  • Kardiomiopati hipertrofi dapat diturunkan dalam keluarga, disebabkan oleh kelainan pada gen yang memberi kode karakteristik otot jantung. Ada banyak gen yang dapat menyebabkan kondisi ini. Ketika ada cacat gen, jenis kardiomiopati hipertrofi yang berkembang sangat bervariasi dalam keluarga. Selain itu, beberapa orang yang memiliki gen penyakit inimungkin tidak pernah mengembangkan penyakit ini.
  • Hipertrofi mungkin didapat (acquired) sebagai akibat dari tekanan darah tinggi atau penuaan.
  • Dalam kasus lain, penyebab hipertrofi dan kardiomiopati hipertrofi tidak diketahui.

Karena penyebab kardiomiopati hipertrofi bervariasi, sering kali sulit untuk mengidentifikasi populasi berisiko tinggi.

Bila salah satu orang tua memiliki kardiomiopati hipertrofi, kamu punya 50 persen peluang untuk memiliki mutasi genetik untuk penyakit ini. Orangtua, anak-anak, atau saudara kandung dengan penyakit ini sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter mengenai skiring penyakit.

2. Jenis

Kardiomiopati Hipertrofi: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi jantung (unsplash.com/Ali Hajiluyi)

Seperti yang dijelaskan pada laman University of Maryland Medical Center, ada dua jenis umum kardiomiopati hipertrofi, yaitu:

  • Kardiomiopati hipertrofi obstruktif: Terjadi ketika dinding antara dua bilik bawah jantung (ventrikel kiri dan kanan) menebal dan kaku akibat kardiomiopati hipertrofi. Hal ini menghalangi darah mengalir bebas dari jantung keluar ke tubuh. Karena aliran darah tersumbat, atau terhambat, ini disebut kardiomiopati hipertrofi obstruktif atau obstructive hypertrophic cardiomyopathy.

  • Kardiomiopati hipertrofi nonobstruktif: Terjadi saat ventrikel kiri menebal dan kaku akibat kardiomiopati hipertrofi, hal ini dapat mempersulit ventrikel untuk mengisi cukup darah untuk dipompa keluar. Meskipun aliran darah tidak terhambat secara langsung, akibatnya sama, yaitu tidak cukup darah yang keluar pada setiap detak jantung.

3. Tanda dan gejala

Kardiomiopati Hipertrofi: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi nyeri dada (pixabay.com/Pexels)

Beberapa orang dengan kardiomiopati hipertrofi tidak memiliki gejala. Orang lain mungkin tidak memiliki tanda atau gejala pada tahap awal penyakit tetapi dapat mengembangkannya dari waktu ke waktu, dilansir American Heart Association.

Mengetahui tanda dan gejala kondisi ini sangat penting untuk membantu mendapatkan diagnosis dini, yaitu masa ketika pengobatan mungkin paling efektif.

Tanda dan gejala kardiomiopati hipertrofi dapat meliputi:

  • Nyeri dada, terutama dengan aktivitas fisik.
  • Sesak napas, terutama dengan aktivitas fisik.
  • Kelelahan.
  • Aritmia (irama jantung tidak normal).
  • Pusing.
  • Kepala terasa ringan seolah akan pingsan.
  • Pingsan (sinkop).
  • Pembengkakan di pergelangan kaki, kaki, tungkai, perut dan pembuluh darah di leher.

Kardiomiopati hipertrofi adalah penyakit kronis yang dapat memburuk dari waktu ke waktu. Hal ini dapat menyebabkan fungsi dan kualitas hidup yang lebih buruk, komplikasi jangka panjang, dan lebih banyak beban keuangan dan sosial.

Orang dengan kondisi ini sering kali perlu melakukan perubahan gaya hidup, seperti membatasi aktivitas, untuk menyesuaikan diri dengan penyakitnya.

Saat kardiomiopati hipertrofi berkembang, ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Pengidapnya berada pada risiko lebih tinggi untuk mengembangkan fibrilasi atrium, yang dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan komplikasi terkait jantung lainnya. Kondisi ini juga bisa menyebabkan gagal jantung. Serangan jantung mendadak juga bisa terjadi, tetapi ini jarang.

Kardiomiopati telah disebut-sebut sebagai paling umum untuk kematian jantung mendadak pada orang muda dan atlet di bawah usia 35 tahun.

Baca Juga: Murmur Jantung: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Kardiomiopati Hipertrofi: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi gagal jantung (pexels.com/RODNAE Productions)

Banyak orang dengan kardiomiopati hipertrofi tidak memiliki masalah kesehatan yang signifikan. Namun, komplikasi bisa terjadi yang meliputi: 

  • Fibrilasi atrium. Otot jantung yang menebal, serta struktur sel-sel jantung yang tidak normal, dapat menyebabkan perubahan pada sistem kelistrikan jantung, yang mengakibatkan detak jantung menjadi cepat atau tidak teratur. Fibrilasi atrium juga dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, yang dapat menyebar ke otak dan menyebabkan stroke.

  • Penyumbatan aliran darah. Pada banyak orang, otot jantung yang menebal menghalangi aliran darah yang meninggalkan jantung, menyebabkan sesak napas saat beraktivitas, nyeri dada, pusing, dan pingsan.

  • Masalah katup mitral. Jika otot jantung yang menebal menghalangi aliran darah yang meninggalkan jantung, katup antara atrium kiri dan ventrikel kiri (katup mitral) mungkin tidak menutup dengan benar. Akibatnya, darah dapat bocor ke belakang ke atrium kiri (regurgitasi katup mitral), yang mungkin menyebabkan gejala yang memburuk.

  • Kardiomiopati dilatasi. Pada sejumlah kecil orang dengan kardiomiopati hipertrofi, otot jantung yang menebal bisa melemah dan tidak efektif. Ventrikel jadi membesar (melebar) dan kemampuan memompanya menjadi kurang kuat.

  • Gagal jantung. Otot jantung yang menebal pada akhirnya bisa menjadi terlalu kaku untuk secara efektif mengisi jantung dengan darah. Akibatnya, jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

  • Kematian jantung mendadak. Jarang, kardiomiopati hipertrofi dapat menyebabkan kematian mendadak terkait jantung pada orang-orang dari segala usia. Karena banyak orang dengan kardiomiopati hipertrofi tidak menyadari bahwa mereka memilikinya, kematian jantung mendadak mungkin merupakan tanda pertama dari suatu masalah. Ini dapat terjadi pada orang muda yang tampaknya sehat, termasuk atlet muda dan orang dewasa muda lainnya yang aktif.

5. Diagnosis

Kardiomiopati Hipertrofi: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi ekokardiogram atau ekokardiografi (heart.org)

Dokter akan menegakkan diagnosis kardiomiopati hipertrofi berdasarkan:

  • Riwayat kesehatan: Dokter akan menanyakan tentang gejala dan riwayat keluarga pasien.
  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan mendengarkan jantung dan paru-paru. Orang dengan kardiomiopati hipertrofi obstruktif mungkin akan memiliki murmur jantung.
  • Tes: Ekokardiogram adalah tes paling umum yang digunakan untuk mendiagnosis kardiomiopati hipertrofi, karena karakteristik penebalan dinding jantung biasanya terdeteksi pada tes ini. Tes lainnya mungkin melibatkan tes darah, elektrokardiogram, sinar-X dada, tes stres, kateterisasi jantung, dan pencitraan resonansi magnetik (MRI).

6. Perawatan

Kardiomiopati Hipertrofi: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Perawatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Belum ada obat khusus untuk penyakit kardiomiopati hipertrofi. Untuk pasien tanpa gejala, perubahan gaya hidup dan obat-obatan untuk kondisi yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular akan direkomendasikan.

Bagian pasien yang memiliki gejala, fokusnya adalah pada manajemen gejala menggunakan obat-obatan dan prosedur medis.

Obat-obatan

Obat-obatan beta-blocker, calcium channel blockers, dan diuretik menawarkan pengurangan gejala yang terbatas dan bervariasi. Mereka dapat membantu dengan fungsi tetapi mungkin juga memiliki efek samping yang merugikan.

Prosedur medis

Berbagai prosedur bedah dan nonbedah dapat digunakan untuk mengobati kardiomiopati hipertrofi, seperti:

  • Miektomi septum: Adalah operasi jantung terbuka. Ini dipertimbangkan untuk orang dengan kardiomiopati hipertrofi obstruktif dan gejala parah. Operasi ini umumnya diperuntukkan bagi pasien yang lebih muda dan untuk orang-orang yang obatnya tidak bekerja dengan baik. Ahli bedah mengangkat bagian dari septum yang menebal yang menonjol ke dalam ventrikel kiri. Ini meningkatkan aliran darah di dalam jantung dan keluar ke tubuh.

  • Ablasi septum alkohol (prosedur nonbedah): Dalam prosedur ini, etanol (sejenis alkohol) disuntikkan melalui tabung ke dalam arteri kecil yang memasok darah ke area otot jantung yang ditebalkan oleh kardiomiopati hipertrofi. Alkohol menyebabkan sel-sel ini mati. Jaringan yang menebal menyusut ke ukuran yang lebih normal. Risiko dan komplikasi operasi jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Untuk alasan ini, ablasi mungkin lebih disukai daripada miektomi pada pasien yang lebih tua dengan kondisi medis lainnya.

  • Perangkat implan bedah: Ahli bedah dapat menanamkan beberapa jenis perangkat untuk membantu jantung bekerja lebih baik, termasuk:

    - Defibrilator kardioverter implan (ICD): ICD membantu menjaga detak jantung normal dengan mengirimkan kejutan listrik ke jantung jika detak jantung tidak teratur terdeteksi. Ini mengurangi risiko kematian jantung mendadak.
    - Alat pacu jantung: Perangkat kecil ini menggunakan pulsa listrik untuk mendorong jantung berdetak pada tingkat normal.
    - Perangkat terapi resinkronisasi jantung (CRT): Perangkat ini mengoordinasikan kontraksi antara ventrikel kiri dan kanan jantung.
    - Transplantasi jantung: Pada pasien kardiomiopati hipertrofi dengan penyakit stadium akhir lanjut, transplantasi jantung dapat dipertimbangkan. Dalam prosedur ini, jantung seseorang yang sakit diganti dengan jantung donor yang sehat.

Demikianlah informasi penting seputar kardiomiopati hipertrofi, penyakit yang memengaruhi otot jantung, membuatnya menebal. Jika kamu mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini atau ada riwayat penyakit ini dalam keluarga, sebaiknya segera temui dokter agar segera mendapat diagnosis dan perawatan.

Baca Juga: Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya