Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Komplikasi diabetes yang dapat mengancam nyawa

Ketoasidosis diabetik atau diabetic ketoacidosis adalah komplikasi serius diabetes yang dapat mengancam nyawa. Komplikasi ini paling umum dialami pasien diabetes tipe 1, meskipun orang dengan diabetes tipe 2 juga dapat mengembangkannya. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak memiliki cukup insulin.

Tubuh memerlukan insulin untuk mengubah glukosa, sumber bahan bakar tubuh, menjadi energi. Jika tidak ada insulin atau tidak cukup insulin, maka tubuh akan mulai memecah lemak untuk energi. Ketika lemak dipecah, keton dilepaskan ke dalam aliran darah.

Untuk orang dengan diabetes, jumlah keton yang tinggi bisa menyebabkan darah menjadi asam (pH darah terlalu rendah). Ini menciptakan situasi darurat medis yang memerlukan perhatian dan perawatan segera. Jika tidak segera ditangani, ketoasidosis diabetik bisa menyebabkan koma hingga kematian.

1. Penyebab

Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Kadar gula darah yang sangat tinggi dan kadar insulin yang rendah merupakan penyebab ketoasidosis diabetik. Baik penyakit atau masalah dengan terapi insulin bisa menempatkan seseorang pada risiko memiliki gula darah tinggi atau insulin rendah, bahkan dengan pengobatan diabetes secara teratur. Mereka yang perlu menggunakan insulin memiliki bentuk diabetes yang lebih parah. Oleh karena itu, mereka memiliki risiko ketoasidosis diabetik lebih tinggi.

Penyakit dan infeksi mengubah produksi beberapa hormon tubuh, seperti kortisol dan epinefrin. Hormon-hormon ini mengubah cara kerja insulin dalam tubuh dan bisa mengurangi efektivitasnya, yang mungkin perlu dilawan oleh beberapa orang dengan mengambil insulin ekstra ketika mereka tidak sehat.

Masalah dengan terapi insulin yang diresepkan juga bisa menyebabkan ketoasidosis diabetik. Beberapa masalah dengan terapi insulin yang bisa memicu ketoasidosis diabetik meliputi:

  • Kehilangan suntikan insulin
  • Pompa insulin tersumbat
  • Tidak menggunakan dosis insulin dengan benar

Pemicu lain ketoasidosis diabetik termasuk:

  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Trauma fisik, seperti kecelakaan mobil
  • Stres emosional
  • Penyalahgunaan obat atau alkohol
  • Obat-obatan tertentu

Ketoasidosis diabetik lebih mungkin terjadi pada orang yang menderita diabetes tipe 1. Infeksi, cedera, penyakit serius, kehilangan dosis insulin, atau stres operasi, bisa menyebabkan ketoasidosis diabetik pada pasien diabetes tipe 1. Terkadang, ketoasidosis diabetik merupakan tanda pertama diabetes tipe 1 pada orang yang belum terdiagnosis.

Orang dengan diabetes tipe 2 juga bisa mengembangkan ketoasidosis diabetik, tetapi ini kurang umum dan kurang parah. Biasanya ini terjadi karena dipicu oleh gula darah yang tidak terkontrol dalam waktu lama, dosis obat yang hilang, atau penyakit parah atau infeksi. Selain itu, beberapa faktor juga bisa meningkatkan risiko penderita diabetes tipe 2 untuk mengembangkan ketoasidosis diabetik. Ini termasuk:

  • Orang yang lebih tua
  • Orang yang kelebihan berat badan
  • Orang-orang dari kelompok etnis non-kulit putih

2. Tanda dan gejala

Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi buang air (freepik.com/gpointstudio)

Penting untuk mengetahui tanda-tanda ketoasidosis diabetik terutama jika kamu terdiagnosis diabetes, atau jika kamu atau anak berisiko terkena diabetes tipe 1. Gejala awal ketoasidosis diabetik meliputi:

  • Kencing lebih sering.
  • Rasa haus yang ekstrem.
  • Sakit kepala.
  • Dehidrasi.
  • Jumlah keton yang tinggi dalam kencing atau darah (seperti yang ditunjukkan oleh strip tes keton urine di rumah atau tes meteran darah).
  • Kadar glukosa darah (gula darah) tinggi (lebih dari 250 mg/dL).

Gejala ketoasidosis diabetik yang lebih parah di antaranya:

  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut.
  • Sesak napas.
  • Napas berbau buah.
  • Sangat lelah atau lemah.
  • Merasa disorientasi atau bingung.
  • Tingkat kewaspadaan berkurang.

Ketoasidosis diabetik dianggap sebagai komplikasi akut, artinya mempunyai onset yang parah dan tiba-tiba. Kondisi ini bisa berkembang dalam waktu 24 jam. 

Jika sampai muntah, maka itu bisa berkembang lebih cepat. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas, agar bisa mendapat perawatan sebelum ketoasidosis diabetik menjadi lebih parah.

Baca Juga: Studi: COVID-19 Tingkatkan Risiko Diabetes pada Anak

3. Diagnosis

Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi tes keton (markvanderpump.co.uk)

Jika dokter mencurigai pasien mengembangkan ketoasidosis diabetik, maka ia akan melakukan pemeriksaan fisik dan memesan tes darah. Dalam beberapa kasus, tes tambahan mungkin dibutuhkan untuk membantu menentukan pemicu ketoasisosis diabetik.

Tes yang mungkin diperlukan antara lain:

  • Tes darah: Tes darah yang digunakan dalam diagnosis ketoasidosis diabetik akan mengukur:

    - Tingkat gula darah: Jika tidak ada cukup insulin dalam tubuh pasien untuk memungkinkan gula masuk ke selnya, maka kadar gula darah pasien akan meningkat (hiperglikemia). Saat tubuh memecah lemak dan protein untuk energi, kadar gula darah akan terus meningkat.
    - Tingkat keton: Saat tubuh memecah lemak dan protein untuk energi, maka asam yang dikenal sebagai keton, akan memasuki aliran darah.
    - Keasaman darah: Jika pasien memiliki kelebihan keton dalam darahnya, maka darahnya akan menjadi asam (asidosis). Ini bisa mengubah fungsi normal organ di seluruh tubuh pasien.
  • Tes tambahan: Dokter mungkin akan memesan tes tambahan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang mendasari, yang mungkin berkontribusi pada ketoasidosis diabetik dan untuk memeriksa komplikasi. Ini termasuk tes elektrolit darah, urinalisis, rontgen dada, dan rekam aktivitas listrik jantung (elektrokardiogram).

4. Pengobatan

Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi tiang infus di rumah sakit (pexels.com/RODNAEProductions)

Setelah diagnosis ketoasidosis diabetik ditegakkan, dokter akan merekomendasikan pasien dirawat di ruang gawat darurat atau dirawat inap. Perawatan biasanya melibatkan:

  • Penggantian cairan: Pasien akan menerima cairan, baik melalui mulut atau melalui pembuluh darah, untuk rehidrasi. Ini juga dapat mengencerkan kelebihan gula dalam darah pasien.
  • Penggantian elektrolit: Elektrolit merupakan mineral dalam darah yang membawa muatan listrik seperti natrium, kalium, dan klorida. Tidak adanya insulin bisa menurunkan kadar beberapa elektrolit dalam darah. Pasien akan menerima elektrolit secara intravena untuk membantu menjaga jantung, otot, dan sel saraf berfungsi dengan normal.
  • Terapi insulin: Insulin membalikkan proses yang menyebabkan ketoasidosis diabetik. Selain cairan dan elektrolit, pasien akan menerima terapi insulin, yang biasanya melalui pembuluh darah. Saat kadar gula darah turun menjadi sekitar 200 mg/dL (11,1 mmol/L) dan darah pasien tidak lagi asam, kemungkinan pasien bisa menghentikan terapi insulin intravena dan melanjutkan terapi insulin subkutan normal.

Ketika kimia tubuh pasien kembali normal, dokter akan mempertimbangkan pengujian tambahan untuk memeriksa kemungkinan pemicu ketoasidosis diabetik. Tergantung pada kondisi kesehatan, pasien mungkin butuh perawatan tambahan. Dokter akan membantu pasien untuk membuat rencana perawatan diabetes.

Jika infeksi bakteri ditemukan, dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik. Jika serangan jantung tampaknya mungkin terjadi, dokter dapat merekomendasikan evaluasi lebih lanjut terhadap jantung pasien.

5. Efek samping pengobatan

Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi hipoglikemia atau gula darah rendah (diabetesselfmanagement.com)

Sama halnya dengan pengobatan penyakit lainnya, pengobatan ketoasidosis diabetik juga bisa menyebabkan efek samping. Dilansir Mayo Clinic, berikut beberapa efek samping bisa muncul akibat pengobatan ketoasidosis diabetik:

  • Gula darah rendah (hipoglikemia): Insulin memungkinkan gula masuk ke sel dalam tubuh dan menyebabkan kadar gula turun. Jika kadar gula darah turun terlalu cepat, maka gula darah rendah bisa terjadi.
  • Kalium rendah (hipokalemia): Cairan dan insulin yang digunakan untuk mengobati ketoasidosis diabetik bisa menyebabkan kadar kalium turun terlalu rendah. Tingkat kalium yang rendah bisa mengganggu aktivitas jantung, otot, dan saraf. Untuk mencegahnya, elektrolit termasuk kalium biasanya diberikan bersamaan dengan penggantian cairan sebagai bagian dari pengobatan.
  • Pembengkakan di otak (edema serebral): Menyesuaikan kadar gula darah terlalu cepat bisa menghasilkan pembengkakan di otak. Komplikasi ini tampaknya lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama mereka yang baru didiagnosis diabetes.

6. Pencegahan

Ketoasidosis Diabetik: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi cek gula darah untuk diabetes (pexels.com/PhotoMIX Company)

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah ketoasidosis diabetik dan komplikasi diabetes lainnya. Ini termasuk:

  • Berkomitmen untuk mengelola diabetes: Jadikan makanan sehat dan aktivitas fisik sebagai bagian dari rutinitas harian. Minum obat diabetes atau insulin sesuai petunjuk dokter.
  • Pantau kadar gula darah: Kamu mungkin perlu memeriksa dan mencatat kadar gula darah setidaknya 3-4 kali dalam sehari, atau lebih sering jika sedang sakit atau stres. Pemantauan kadar gula darah yang cermat sangat penting untuk memastikan kadar gula darah tetap dalam kisaran aman.
  • Sesuaikan dosis insulin sesuai kebutuhan: Bicaralah dengan dokter tentang cara menyesuaikan dosis insulinmu, sehubungan dengan faktor-faktor seperti kadar gula darah, apa yang dimakan, seberapa aktif, dan apakah sedang sakit. Jika kadar gula darah mulai meningkat, ikuti rencana perawatan diabetes untuk mengembalikan kadarnya ke kisaran target.
  • Periksa tingkat keton: Saat sakit atau stres, uji urine untuk keton berlebih dengan menggunakan alat tes keton urine yang dijual bebas. Jika tingkat keton sedang atau tinggi, segera hubungi dokter atau cari perawatan darurat. Namun, jika kadar keton rendah, maka mungkin kamu perlu mengonsumsi lebih banyak insulin, dengan catatan sesuai petunjuk dari dokter.
  • Bersiap untuk bertindak cepat: Jika kadar gula darah tinggi dan kamu memiliki kelebihan keton dalam urine, dan kamu mencurigai adanya ketoasidosis diabetik, segera cari perawatan darurat.

Itulah informasi penting seputar ketoasidosis diabetik, salah satu komplikasi serius diabetes. Kabar baiknya, komplikasi diabetes ini bisa dicegah dengan mengikuti rencana perawatan dari dokter dan proaktif tentang kondisi kesehatan.

Laporkan ke dokter bila perawatan dirasa kurang efektif atau jika mengalami masalah. Dokter nantinya dapat menyesuaikan rencana perawatan diabetes dan membantu menemukan solusi tepat untuk mengelola diabetes dengan lebih baik.

Baca Juga: Studi: Statin Memperparah Kondisi Diabetes Tipe 2

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya