Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatan

Kehamilan adalah salah satu penyebab kista ovarium

Ovarium atau indung telur adalah bagian dari sistem reproduksi perempuan. Letaknya ada di perut bagian bawah di kedua sisi rahim. Perempuan memiliki dua ovarium, yang masing-masing seukuran dan berbentuk mirip almon. Ovarium menghasilkan sel telur, serta hormon estrogen dan progesteron.

Akan tetapi, terkadang kista (kantung berisi cairan) bisa berkembang di salah satu ovarium. Kista ovarium terjadi saat cairan menumpuk di dalam selaput tipis di dalam ovarium. Ukurannya berkisar dari sekecil kacang polong, sebesar buah jeruk, atau lebih besar lagi. Namun, kebanyakan kista ovarium berukuran kecil dan tidak berbahaya, mengutip Medical News Today.

Banyak perempuan akan mengembangkan setidaknya satu kista selama hidupnya. Kista ovarium paling sering terjadi selama tahun-tahun reproduksi, tetapi sebetulnya bisa muncul pada usia berapa pun. Kebanyakan kista akan hilang sendiri dalam beberapa bulan.

Namun, kista ovarium berulang bisa terjadi pada masa pramenopause dan perempuan dengan masalah ketidakseimbangan hormon. Jika tidak segera ditangani, beberapa kista bisa menurunkan kesuburan.

Dilansir Office on Women's Health, dua kondisi yang menyebabkan kista ovarium dan memengaruhi kesuburan adalah endometriosis dan sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS).

1. Penyebab

Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatanilustrasi kista ovarium (completewomencare.com)

Penyebab paling umum kista ovarium meliputi:

  • Masalah hormonal. Kista fungsional biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Kista mungkin disebabkan oleh masalah hormonal atau oleh obat yang digunakan untuk membantu perempuan berovulasi.
  • Endometriosis. Perempuan dengan endometriosis bisa mengembangkan sejenis kista ovarium, yang disebut dengan endometrioma. Jaringan endometriosis bisa menempel pada ovarium dan membentuk pertumbuhan. Kista ini dapat terasa sakit saat berhubungan seksual dan selama menstruasi.
  • Kehamilan. Kista ovarium biasanya berkembang pada awal kehamilan untuk membantu mendukung kehamilan hingga plasenta terbentuk. Terkadang, kista tetap berada di ovarium dan kemungkinan perlu diangkat.
  • Infeksi panggul yang parah. Infeksi bisa menyebar ke ovarium dan saluran tuba, dan akhirnya menyebabkan kista terbentuk.

2. Gejala

Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatanilustrasi nyeri area panggul (freepik.com/Dragana_Gordic)

Kista ovarium sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, dilansir Healthline, gejala dapat muncul ketika kista tumbuh yang meliputi:

  • Perut kembung atau bengkak.
  • Hubungan seks yang menyakitkan.
  • Nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi.
  • Nyeri di punggung bawah atau paha.
  • Nyeri payudara.
  • Mual dan muntah.

Gejala parah kista ovarium yang memerlukan perhatian medis segera di antaranya:

  • Nyeri panggul yang parah atau tajam.
  • Demam.
  • Pingsan atau pusing.
  • Pernapasan cepat.

Gejala-gejala tersebut bisa mengindikasikan kista yang pecah atau torsio ovarium. Kedua komplikasi ini bisa berakibat serius jika tidak segera ditangani.

Baca Juga: Sering Nyeri Perut saat Menstruasi? Waspadai Kista Endometriosis

3. Jenis

Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatanilustrasi jenis kista ovarium (vilabin.com)

Ada dua jenis utama kista ovarium yaitu:

1. Kista ovarium fungsional. Ini merupakan jenis kista ovarium yang paling umum dan tidak berbahaya. Jenis ini merupakan bagian dari siklus menstruasi normal dan biasanya berumur pendek. Ada dua jenis kista ovarium fungsional, yaitu:

  • Kista folikel. Merupakan jenis yang paling umum. Perempuan punya dua ovarium. Sel telur bergerak dari ovarium ke dalam rahim, di mana ia bisa dibuahi oleh sperma. Telur terbentuk di folikel, yang berisi cairan untuk melindungi telur yang sedang tumbuh. Ketika sel telur dilepaskan, maka folikel pecah. Dalam beberapa kasus, folikel tidak mengeluarkan cairan dan menyusut setelah melepaskan telur, atau tidak melepaskan telur. Folikel membengkak dengan cairan dan menjadi kista ovarium folikel. Satu kista biasanya muncul kapan saja, dan biasanya hilang dalam beberapa minggu.
  • Kista ovarium luteal. Jenis ini kurang umum. Setelah sel telur dilepaskan, ia meninggalkan jaringan yang disebut dengan korpus luteum. Kista ovarium luteal bisa berkembang saat korpus luteum terisi dengan darah. Kista jenis ini biasanya akan hilang dalam beberapa bulan. Namun, terkadang kisa dapat pecah, menyebabkan nyeri tiba-tiba, dan perdarahan internal.

2. Kista patologis. Jenisnya ada dua, yaitu:

  • Kista dermoid (teratoma kistik). Kista dermoid biasanya jinak. Kista terbentuk dari sel-sel yang memproduksi telur. Jenis kista ini perlu diangkat melalui pembedahan. Kista dermoid adalah jenis kista patologis yang paling umum terjadi pada perempuan usia di bawah usia 30 tahun.
  • Kistadenoma. Ini merupakan kista ovarium yang berkembang dari sel-sel yang menutupi bagian luar ovarium. Beberapa diisi dengan zat kental seperti lendir, sementara yang lain mengandung cairan encer. Daripada tumbuh di dalam ovarium, kistadenoma biasanya melekat pada ovarium dengan dengan tangkai. Dengan berada di luar ovarium, mereka dapat tumbuh cukup besar. Mereka jarang bersifat kanker, tetapi perlu diangkat melalui pembedahan. Kistadenoma lebih sering terjadi pada perempuan usia di atas 40 tahun.

4. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatanilustrasi kanker ovarium (medicinenet.com)

Kista ovarium sering kali tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi, risiko komplikasi tetap ada. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Torsi. Batang ovarium bisa bengkok jika kista tumbuh di atasnya. Ini bisa menghalangi suplai darah ke kista dan mengakibatkan rasa sakit yang parah di perut bagian bawah.
  • Burst kista. Penderitanya akan mengalami rasa sakit parah di perut bagian bawah. Jika kista terinfeksi, nyeri akan memburuk. Kemungkinan juga ada perdarahan. Gejala mungkin mirip dengan apendisitis (radang usus buntu) atau divertikulitis (peradangan atau infeksi pada satu atau lebih kantong kecil di saluran pencernaan).
  • Kanker ovarium. Dalam kasus yang jarang, kista bisa merupakan bentuk awal dari kanker ovarium. Risiko kanker ovarium akan meningkat seiring bertambahnya usia. Perempuan yang telah melewati masa menopause dengan kista ovarium berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker ovarium.

5. Diagnosis

Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatanilustrasi perempuan menjalani pemeriksaan ultrasound atau USG (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kista ovarium bisa dideteksi selama pemeriksaan panggul. Tergantung pada ukurannya dan apakah itu berisi cairan, padat, atau campuran, dokter kemungkinan juga akan merekomendasikan tes lain untuk menentukan jenisnya dan apakah pasien butuh perawatan.

Dilansir Mayo Clinic, beberapa tes yang kemungkinan akan direkomendasikan oleh dokter adalah:

  • Tes kehamilan. Tujuannya untuk menunjukkan apakah pasien mempunyai kista korpus luteum.
  • USG panggul: Bertujuan untuk membuat gambar rahim dan ovarium pasien di layar video. Dokter akan menganalisis gambar untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengidentifikasi lokasinya, dan menentukan apakah itu padat, berisi cairan, atau campuran.
  • Laparoskopi. Ini adalah prosedur dengan menggunakan instrumen tipis berlampu yang dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan kecil. Dengan ini, dokter bisa melihat ovarium dan mengangkat kista di sana. Prosedur ini memerlukan anestesi.
  • Tes darah CA 125. Kadar protein dalam darah yang disebut dengan antigen kanker 125 (CA125) sering kali meningkat pada perempuan dengan kanker ovarium. Jika kista pasien sebagian padat dan ia berisiko tinggi untuk terkena kanker ovarium, maka dokter kemungkinan akan memesan tes ini.

6. Perawatan

Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatanilustrasi pembedahan atau operasi (unsplash.com/Piron Guillaume)

Perawatan yang akan diberikan akan bergantung pada usia, jenis dan ukuran kista, serta gejala yang dimiliki pasien. Dokter kemungkinan akan merekomendasikan perawatan seperti:

  • Menunggu dengan waspada. Dalam banyak kasus, pasien bisa menunggu dan diperiksa ulang untuk melihat apakah kista hilang dalam beberapa bulan. Ini biasanya merupakan pilihan, dan berapa pun usia pasien, jika ia tidak memiliki gejala dan USG menunjukkan bahwa ia memiliki kista sederhana, kecil, dan berisi cairan, maka dokter kemungkinan akan merekomendasikan agar pasien tersebut melakukan USG panggul tindak lanjut secara berkala untuk melihat apakah ukuran kista berubah.
  • Pengobatan. Dokter kemungkinan akan merekomendasikan kontrasepsi hormonal seperti pil KB untuk mencegah kista ovarium berulang. Namun, pil KB tidak akan mengecilkan kista yang sudah ada.
  • Operasi. Dokter mungkin akan menyarankan pengangkatan kista yang berukuran besar, tidak terlihat seperti kista fungsional, tumbuh, berlanjut melalui dua atau tiga siklus menstruasi, atau menyebabkan nyeri. Beberapa kista bisa diangkat tanpa mengangkat ovarium (kistektomi ovarium). Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan untuk mengangkat ovarium yang terkena dan membiarkan ovarium lainnya tetap utuh (ooforektomi). Jika massa kistik bersifat kanker, dokter akan merujuk pasien ke dokter kandungan subspesialis onkologi. Pasien mungkin perlu prosedur pengangkatan rahim, ovarium, dan saluran tuba (histerektomi total), dan dokter mungkin akan menyarankan perawatan seperti kemoterapi atau radiasi. Dokter kemungkinan juga merekomendasikan operasi saat kista ovarium berkembang setelah menopause.

Itulah deretan fakta seputar kista ovarium. Meski tak ada cara untuk mencegahnya, tetapi pemeriksaan panggul secara berkala bisa membantu memastikan ada atau tidaknya perubahan pada ovarium dan sebagai langkah deteksi dini. Selain itu, waspadai bila ada perubahan dalam siklus bulanan, termasuk gejala haid yang tidak biasa, terutama berlangsung lebih dari beberapa siklus. Karena, ini bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan.

Baca Juga: 9 Macam Kista yang Harus Kamu Waspadai Sebelum Telanjur Parah

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

Hobi nulis dan travelling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya