5 Fakta Medulloblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Anak-anak

Lebih sering terjadi pada anak laki-laki

Medulloblastoma adalah jenis kanker otak yang langka. Tumor ini dimulai di otak kecil, yang berada di dekat bagian belakang bawah otak. Otak kecil bertugas mengontrol gerakan motorik dan koordinasi, keseimbangan dan fungsi kompleks lainnya. Medulloblastoma paling sering tumbuh di bagian tengah otak kecil dan lebih jarang di bagian luar otak kecil, mengutip Boston Children's Hospital.

Dilansir Cedars Sinai, medulloblastoma merupakan tumor otak primer, yang berarti bahwa itu dimulai di sel-sel otak (itu tidak dimulai di tempat tubuh lainnya dan kemudian menyebar ke otak). Tumor jenis ini, cenderung tumbuh dengan cepat.

Medulloblastoma bisa menyebar ke area lain di otak dan sumsum tulang belakang melalui cairan serebrospinal (CSF), yaitu cairan bening yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari cedera). Prospek tumor yang telah menyebar, cenderung lebih buruk dibandingkan tumor yang menetap di satu tempat. 

Untuk mengenal lebih jauh seputar medulloblastoma, berikut deretan fakta medisnya yang perlu kamu ketahui. 

1. Penyebab

5 Fakta Medulloblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Anak-anakilustrasi sel kanker (freepik.com/kjpargeter)

Sama seperti jenis kanker lainnya, penyebab pasti medulloblastoma masih belum diketahui. Namun secara umum, kanker berawal saat sel-sel sehat dalam tubuh berubah, tumbuh tidak terkendali, dan membentuk massa abnormal. Para ilmuwan telah mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena tumor jenis ini. Ada kondisi genetik tertentu yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini, meliputi:

  • Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2: BRCA1 (gen kanker payudara 1) dan BRCA2 (gen kanker payudara 2) menghasilkan protein untuk membantu memperbaiki DNA yang rusak. Orang yang mewarisi varian tertentu dari gen ini, mempunyai peningkatan risiko untuk berbagai jenis kanker. Selain itu, orang yang mewarisi varian tertentu dari gen ini juga lebih mungkin untuk terkena kanker pada usia yang lebih muda.
  • Sindrom karsinoma sel basal nevoid (NBCCS): Ini disebut juga dengan sindrom Gorlin. Kondisi keturunan ini ditandai dengan beberapa kanker kulit sel basal. Orang dengan NBCCS mempunyai sekitar 5 persen kemungkinan mengembangkan medulloblastoma.
  • Sindrom Turcot: Kondisi turun-temurun ini digambarkan sebagai kanker kolorektal (kolon) dengan tumor otak primer. Itu disebabkan oleh mutasi gen. Orang dengan sindrom Turcot memiliki kanker kolorektal bersama dengan tumor di sistem saraf pusat mereka, seperti medulloblastoma atau adenoma hipofisis.

Medulloblastoma paling sering menyerang anak-anak. Ini merupakan jenis kanker otak yang paling umum pada anak-anak. Dilansir Boston Children's Hospital, medulloblastoma menyumbang 15 hingga 20 persen dari seluruh tumor anak. Sekitar 30 dari 100 anak (sekitar 30 persen), memiliki medulloblastoma yang telah menyebar ketika pertama kali didiagnosis kondisi ini, mengutip Cancer Research United Kingdom. 

Medulloblastoma umumnya ditemukan pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 8 tahun. Namun anak laki-laki dan anak-anak yang berusia di bawah 8 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan jenis kanker otak ini. Meski sangat jarang, medulloblastoma juga bisa terjadi pada orang dewasa. Biasanya menyerang orang dewasa yang berusia antara 20 dan 40 tahun.

2. Tanda dan gejala

5 Fakta Medulloblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Anak-anakilustrasi anak perempuan sakit kepala (freepik.com/cookie_studio)

Gejala medulloblastoma bisa dengan cepat memburuk ketika tumor tumbuh. Terkadang, tumor otak bisa menghalangi aliran normal cairan cerebrospinal (CSF), yang mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial. Ini bisa mengakibatkan sakit kepala, mual, muntah, dan pusing. Nah, karena tumor sering berada di serebelum, maka hal itu bisa memengaruhi keseimbangan dan koordinasi sejak dini. Beberapa gejala medulloblastoma yang umum yaitu meliputi:

  • Sakit kepala (sering cenderung lebih buruk di pagi hari).
  • Pusing.
  • Masalah keseimbangan atau kecanggungan.
  • Penglihatan ganda atau masalah mata lainnya.
  • Perubahan kemampuan berpikir.
  • Gangguan pendengaran.
  • Mudah marah dan perubahan perilaku.
  • Kelelahan dan kekurangan energi.
  • Mual dan muntah.

Banyak dari gejala di atas kemungkinan disebabkan oleh masalah kesehatan lainnya. Oleh sebab itu, penting untuk segera memeriksakan diri jika seseorang atau anaknya memiliki gejala-gejala di atas. Sebab, hanya dokter yang bisa mengetahui seseorang menderita kanker atau tidak.

3. Diagnosis

5 Fakta Medulloblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Anak-anakilustrasi dokter membuat diagnosis (freepik.com/DCStudio)

Untuk menegakkan diagnosis medulloblastoma, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala apa saja yang dimiliki pasien, dan meninjau riwayat kesehatannya secara mendetail. Jika dokter mencurigai pasien menderita medulloblastoma, maka ia memesan tes berikut untuk memastikan diagnosis pasien:

  • Pemeriksaan neurologis: Dokter akan memeriksa pendengaran dan penglihatan pasien, bersama dengan koordinasi dan refleks pasien. Ini akan membantu menentukan bagian mana dari otak yang kemungkinan terpengaruh. 
  • Pemindaian CT (computed tomography): Pemindaian ini mengambil beberapa gambar otak pasien, lalu menyatukan gambar itu untuk membuat gambar 3D yang mendetail. 
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI): Tes pencitraan ini menggunakan magnet dan gelombang radio untuk menangkap gambar detail struktur di dalam tubuh pasien. 
  • Biopsi: Dalam beberapa kasus, dokter bisa mengambil sampel jaringan dan mengirimkannya ke laboratorium patologi untuk dianalisis. Biopsi biasanya hanya dilakukan jika tes pencitraan tidak cukup untuk mendiagnosis kondisi tersebut. 
  • Keran tulang belakang (pungsi lumbal): Selama prosedur ini, dokter akan mengeluarkan cairan serebrospinal untuk mengurangi terhadap sel kanker. Keran tulang belakang biasanya hanya dilakukan sesudah mengangkat tumor atau mengelola penumpukan tekanan di otak pasien.  

Baca Juga: 10 Jenis Infeksi Parasit pada Otak, Dampaknya Bisa Fatal!

4. Pengobatan

5 Fakta Medulloblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Anak-anakilustrasi anak laki-laki menjalani kemoterapi (freepik.com/freepik)

Perawatan untuk medulloblastoma biasanya meliputi pembedahan yang diikuti dengan radiasi atau kemoterapi, atau keduanya. Dokter akan mempertimbangkan banyak faktor ketika membuat rencana perawatan pasiennya. Ini kemungkinan termasuk faktor lokasi tumor, seberapa cepat pertumbuhannya, apakah telah menyebar ke bagian otak lainnya dan hasil tes pada sel tumor. Selain itu, dokter juga akan mempertimbangkan usia dan kesehatan pasien secara keseluruhan. 

Dilansir Mayo Clinic, pilihan pengobatan untuk medulloblastoma yaitu meliputi:

  • Pembedahan untuk menghilangkan penumpukan cairan di otak: Medulloblastoma bisa tumbuh untuk memblokir aliran cairan serebrospinal. Hal ini bisa mengakibatkan penumpukan cairan yang memberi tekanan pada otak. Untuk mengurangi tekanan, maka ahli bedah bisa membuat jalur agar cairan mengalir keluar dari otak. Terkadang, prosedur ini bisa dikombinasikan dengan pembedahan untuk mengangkat tumor. 
  • Pembedahan untuk mengangkat medulloblastoma: Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat seluruh medulloblastoma. Namun terkadang, tidak mungkin untuk mengangkat tumor sepenuhnya, karena membentuk struktur penting jauh di dalam otak. Kebanyakan pasien dengan medulloblastoma, memerlukan lebih banyak perawatan sesudah operasi, untuk membunuh sel kanker yang tersisa. 
  • Terapi radiasi: Terapi radiasi menggunakan sinar energi yang kuat untuk membunuh sel kanker. Energi tersebut bisa berasal dari sinar-X, proton, dan sumber lainnya. Selama terapi radiasi, sebuah mesin mengarahkan pancaran energi ke titik-titik tertentu pada tubuh. Terapi radiasi sering digunakan sesudah operasi. 
  • Kemoterapi: Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Biasanya, pasien anak-anak dan orang dewasa dengan medulloblastoma menerima obat ini, melalui suntikan ke pembuluh darah. Kemoterapi bisa digunakan sesudah operasi atau terapi radiasi. Terkadang, kemoterapi juga dilakukan bersamaan dengan terapi radiasi. 

5. Prospek jangka panjang

5 Fakta Medulloblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Anak-anakilustrasi anak perempuan memegang boneka (freepik.com/freepik)

Banyak orang dengan medulloblastoma mempunyai hasil baik. Namun, perawatan yang digunakan bisa merusak sel normal dan menimbulkan efek samping. Beberapa orang bisa mengalami komplikasi akibat operasi atau perawatan lainnya. Dalam beberapa kasus, tumor kembali (berulang) sesudah pengobatan. 

Untuk melihat ada tidaknya kekambuhan, pasien dengan medulloblastoma kemungkinan membutuhkan pemindaian MRI lanjutan dalam beberapa minggu sesudah operasi dan kemudian beberapa kali setahun setelahnya. Dilansir Cedars Sinai, kemungkinan komplikasi yang bisa muncul yaitu:

  • Mual, muntah, dan kelelahan karena terapi radiasi atau kemoterapi.
  • Masalah kesuburan, karena terapi radiasi atau kemoterapi.
  • Tumor berulang.
  • Perubahan kognitif.
  • Peningkatan risiko untuk jenis kanker lain di kemudian hari di masa dewasa.
  • Kerusakan organ lain, seperti jantung, tiroid, otot, atau tulang.

Untuk tingkat kelangsungan hidup medulloblastoma tergantung pada usia pasien, fitur tumor, dan seberapa banyak tumor telah menyebar. Dilansir St.Jude Children's Research Hospital, berikut ini tingkat kelangsungan hidup pasien dengan medulloblastoma:

  • Jika kanker belum menyebar, maka tingkat kelangsungan hidup sekitar 70 persen.
  • Jika sudah menyebar ke sumsum tulang belakang, maka tingkat kelangsungan hidup sekitar 60 persen.
  • Anak-anak yang berusia di bawah 3 tahun, seringkali mempunyai tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah karena pilihan pengobatan yang aman dan efektif kemungkinan terbatas pada kelompok usia ini.
  • Tingkat kelangsungan hidup untuk kelompok molekul tertentu medulloblastoma bisa bervariasi.

Sebaiknya pasien dengan medulloblastoma atau memiliki anak dengan medulloblastoma, membicarakan dengan dokter tentang risiko komplikasi pengobatan (baik jangka pendek maupun panjang), pandangan dirinya atau anaknya secara keseluruhan (prognosis), dan kemungkinan tumor akan kembali.

Selain itu, tanyakan kapan dan bagaimana cara melaporkan efek samping ke tim medis dan penanganannya. Lalu, ketahui pula bagaimana cara menghubungi tim kesehatan di malam hari, akhir pekan, dan hari libur untuk berjaga-jaga jika ada kekambuhan.

Baca Juga: 5 Fakta Mengenai Teori Otak Kanan dan Otak Kiri

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya