Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahan

Waspadai detak jantung abnormal, nyeri dada, atau sesak

Miokarditis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada otot jantung (miokardium). Miokardium bertanggung jawab untuk berkontraksi dan relaksasi untuk memompa darah masuk dan keluar dari jantung, dan ke seluruh tubuh.

Ketika miokardium mengalami peradangan, kemampuannya untuk memompa darah menjadi kurang efektif. Hal tersebut mengakibatkan detak jantung yang tidak normal (aritmia), nyeri dada, atau kesulitan bernapas.

Menurut National Organization for Rare Disorders (NORD), miokarditis paling sering terjadi pada dewasa muda antara usia 20-40 tahun. Namun, anak-anak juga bisa mengalaminya, dengan persentase yang lebih parah ketimbang orang dewasa, dengan proporsi lebih besar yang memerlukan dukungan peredaran darah mekanis sementara.

Lelaki umumnya lebih rentan mengalami miokarditis dibanding perempuan, kemungkinan karena efek hormon testosteron pada reaksi kekebalan terhadap infeksi.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut fakta seputar miokarditis dari mulai pengertian, gejala, penyebab, risiko komplikasi, diagnosis, pengobatan, dan cara mencegahnya.

1. Penyebab

Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahanilustrasi miokarditis (myheart.org.sg)

Dalam banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun, ketika penyebabnya ditemukan, biasanya karena infeksi yang telah sampai ke otot jantung, seperti infeksi virus (paling umum), bakteri, parasit, atau jamur.

Ketika infeksi mencoba untuk bertahan, maka sistem kekebalan tubuh melawan balik dan mencoba menyingkirkannya. Ini bisa menghasilkan respons peradangan yang bisa melemahkan jaringan otot jantung.

Beberapa penyakit autoimun seperti lupus (SLE) bisa menyebabkan sistem kekebalan berbalik melawan jantung dan menyebabkan peradangan serta kerusakan miokard.

Sering kali sulit untuk menentukan penyebab miokarditis dengan tepat. Namun, terdapat beberapa penyebab potensial miokarditis, seperti:

  • Virus: menurut Myocarditis Foundation, virus adalah salah satu penyebab paling umum, yaitu Coxsackievirus grup B (enterovirus), human herpesvirus 6, dan parfovirus B19 (yang menyebabkan penyakit kelima). Kemungkinan lain seperti echovirus (diketahui menyebabkan infeksi gastrointestinal), virus Epstein-Barr (menyebabkan infeksi mononukleosis), dan virus rubella (menyebabkan campak jerman).

  • Bakteri: miokarditis juga bisa terjadi karena infeksi Staphylococcus aureus atau Corynebacterium diptheriae. S. aureus merupakan bakteri yang bisa menyebabkan impetigo dan menjadi strain methicillin-resistant S. aureus (MRSA). Corynebacterium diptheriae merupakan bakteri penyebab difteri, yaitu infeksi akut yang menghancurkan amandel dan sel tenggorokan.

  • Jamur: jamur yang dapat menyebabkan miokarditis adalah Candida dan Aspergillus, yang biasanya ditemukan pada kotoran burung.

Miokarditis juga telah dilaporkan terjadi di antara remaja atau usia muda setelah menerima vaksin mRNA COVID-19, tetapi ini merupakan kasus yang sangat jarang.

2. Gejala

Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pilek atau flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gejala miokarditis bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Beberapa orang bisa mengalami gejala yang hampir tidak terlihat, sementara yang lainnya bisa sangat parah.

Gejala ringan berhubungan dengan kasus miokarditis yang ringan, sedangkan gejala yang parah mencerminkan proses inflamasi yang signifikan. Pada banyak orang, miokarditis adalah penyakit yang relatif ringan dan bisa sembuh sendiri dengan gejala yang tidak banyak.

Menurut NORD, sebagian besar kasus miokarditis diawali dengan gejala mirip flu, yang dirasakan selama beberapa hari hingga hitungan minggu. Gejala yang mungkin dialami meliputi:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Demam
  • Nyeri sendi
  • Bengkak pada ekstremitas bawah
  • Rasa pegal di dada

Dalam kasus yang lebih parah, gejala jantung yang sebenarnya akan muncul. Nyeri atau sakit dada merupakan gejala yang paling menonjol. Jika miokarditis cukup parah hingga menyebabkan gagal jantung, maka sesak napas dan edema (pembengkakan) pada tungkai dan kaki bisa terjadi, dengan disertai semua gejala yang muncul saat seseorang mengalami gagal ginjal.

Terkadang miokarditis bisa membanjiri jantung dan mengakibatkan gagal jantung cepat, parah, dan tidak bisa disembuhkan. Aritmia jantung bisa terjadi selama miokarditis akut. Aritmia ini bisa dari hampir semua jenis, seperti takikardia, brikardia, fibrasi atrium, dan takikardia ventrikal. Aritmia biasanya akan hilang setelah miokarditis akut sembuh.

Baca Juga: Kenali Kardiomegali, Pembengkakan Jantung yang Berbahaya

3. Komplikasi yang bisa terjadi

Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahanilustrasi serangan jantung (flexebee.co.uk)

Miokarditis kemungkinan bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan pada jantung. Respons sistem kekebalan tubuh karena virus atau infeksi lain yang menyebabkan miokarditis bisa mengakibatkan kerusakan penting, seperti bahan kimia tertentu atau penyakit autoimun.

Hal tersebut nantinya bisa menyebabkan gagal jantung dan kematian. Namun, kasusnya jarang terjadi, karena kebanyakan orang yang menderita miokarditis bisa pulih.

Selain gagal jantung, komplikasi lain juga bisa terjadi seperti masalah dengan ritme atau detak jantung, serangan jantung, dan stroke. Dalam kasus yang jarang, transplantasi jantung yang mendesak mungkin dibutuhkan.

Dilansir Healthline, miokarditis juga dikaitkan dengan kematian mendadak sekitar 9 persen dari autopsi orang dewasa yang mengalami radang otot jantung. Bahkan, jumlah ini naik hingga 12 persen untuk autopsi orang dewasa muda yang menunjukkan peradangan otot jantung.

4. Diagnosis

Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahanilustrasi rontgen dada (pexels.com/LinkedIn Sales Navigator)

Meski miokarditis sulit terdiagnosis, tetapi dokter bisa menggunakan beberapa tes untuk mempersempit sumber gejala pasien. Tes ini terdiri dari:

  • Tes darah: untuk memeriksa tanda infeksi atau sumber peradangan. 
  • Rontgen dada: untuk menunjukkan anatomi dada dan tanda-tanda potensial gagal jantung. 
  • Elektrokardiogram (EKG): untuk mendeteksi detak jantung dan ritme yang tidak normal, yang kemungkinan mengindikasikan otot jantung yang rusak. 
  • Ekokardiogram (pencitraan ultrasonografi jantung): untuk membantu mendeteksi masalah struktural atau fungsional di jantung dan pembuluh di sekitarnya. 
  • Biopsi miokard (pengambilan sampel jaringan otot jantung): dalam beberapa kasus, bisa dilakukan selama kateterisasi jantung untuk memungkinkan dokter memeriksa sepotong kecil jaringan otot dari jantung. 

5. Pengobatan

Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Pengobatan miokarditis tergantung pada sumber dan tingkat keparahan peradangan miokard. Namun, dalam banyak kasus, miokarditis bisa membaik dengan perawatan yang tepat dan pasien akan pulih sepenuhnya. Perawatan miokarditis meliputi:

  • Terapi kortikosteroid untuk mengatasi peradangan.
  • Obat jantung seperti beta-blocker, ACE inhibitor, atau ARB.
  • Perubahan perilaku seperti istirahat, pembatasan cairan, dan diet rendah garam.
  • Terapi diuretik untuk mengatasi kelebihan cairan.
  • Terapi antibiotik untuk membantu mengobati infeksi jika menderita miokarditis bakterial.

Hampir seluruh pengobatan di atas bekerja dan meringankan beban kerja jantung, sehingga miokarditis akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika jantung tidak berfungsi, maka prosedur lain yang lebih invasif bisa dilakukan sesuai rekomendasi dokter.

Implantasi alat pacu jantung atau defibrilator mungkin akan dibutuhkan. Akan tetapi, jika kondisi jantung sudah sangat rusak, mungkin dokter akan merekomendasikan transplantasi jantung. 

6. Pencegahan

Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahanilustrasi cuci tangan dengan sabun dan air mengalir (pexels.com/Burst)

Tidak ada pencegahan khusus untuk miokarditis. Namun, mencegah infeksi bisa sangat membantu. Dilansir Mayo Clinic, langkah-langkah pencegahannya yaitu:

  • Hindari orang yang mengidap penyakit virus atau flu sampai sembuh: kalau kamu sedang sakit dengan gejala infeksi virus, isolasi diri dan upayakan untuk tidak menularkan ke orang lain.
  • Praktik kebersihan yang baik: cuci tangan secara teratur bisa membantu mencegah penyebaran penyakit. 
  • Hindari perilaku berisiko: untuk mengurangi risiko terkena infeksi miokard terkait HIV, sebaiknya praktikkan seks aman dan jauhi narkoba.
  • Minimalkan paparan kutu: jika kamu menghabiskan waktu di area yang dipenuhi kutu, sebaiknya kenakan baju lengan panjang dan celana panjang untuk menutupi kulit sebanyak mungkin. Selain itu, oleskan juga pembasmi kutu atau serangga yang menggunakan DEET.
  • Mendapatkan vaksin: dapatkan vaksin yang direkomendasikan untuk melindungi diri dari penyakit seperti rubella dan influenza, penyakit yang bisa menyebabkan miokarditis. 

7. Prospek miokarditis

Miokarditis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan, Pencegahanilustrasi kesehatan jantung (freepik.com/pressfoto)

Prospek miokarditis sebagian besar adalah positif. Menurut Myocarditis Foundation, kemungkinan miokarditis akan kambuh lagi yaitu sekitar 10-15 persen. Kebanyakan pasien bisa sembuh dan tidak memiliki efek samping jangka panjang.

Itulah deretan fakta medis seputar miokarditis, yaitu kondisi peradangan pada otot jantung. Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala-gejalanya. Diagnosis dini dan perawatan yang tepat bisa meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi fatal.

Baca Juga: Kenali 7 Jenis Penyakit Jantung yang Paling Banyak Terjadi

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya