Septikemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Keadaan darurat medis yang harus segera mendapat perawatan

Septikemia adalah infeksi aliran darah yang serius. Kondisi ini juga dikenal sebagai keracunan darah. Septikemia terjadi saat infeksi bakteri dari tempat lain di tubuh, seperti paru-paru atau kulit, memasuki aliran darah.

Ini merupakan kondisi berbahaya karena bakteri dan racunnya bisa terbawa melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Septikemia bisa dengan cepat mengancam nyawa. Kondisi ini harus segera dirawat di rumah sakit.

Jika tidak segera diobati, septikemia bisa berkembang menjadi sepsis. Sepsis merupakan komplikasi serius septikemia, karena kondisi ini bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Peradangan ini bisa menyebabkan pembekuan darah, dan menghalangi oksigen mencapai organ vital, yang nantinya bisa menyebabkan kegagalan organ.

Mengutip National Institutes of Health, lebih dari 1 juta orang Amerika terkena sepsis parah setiap tahunnya. Antara 28 dan 50 persen dari penderita sepsis parah ini, kemungkinan meninggal karena kondisi tersebut.

Dirangkum dari Healthline dan Healthgrades, berikut deretan fakta medis seputar septikemia yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Septikemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi infeksi bakteri (pixabay.com/qimono)

Septikemia disebabkan oleh infeksi di bagian tubuh lain. Infeksi ini biasanya parah. Banyak jenis bakteri yang bisa menyebabkan septikemia. Namun, sumber pasti infeksi sering kali tidak bisa ditentukan. Area infeksi paling umum yang bisa menyebabkan septikemia yaitu:

  • Saluran kemih.
  • Paru-paru (seperti pneumonia).
  • Perut.
  • Tulang  (seperti osteomielitis).
  • Sistem saraf pusat (seperti meningitis).
  • Jantung (seperti endokarditis).

Bakteri dari infeksi ini memasuki aliran darah dan berkembang biak dengan cepat, dan langsung menimbulkan gejala. Seseorang yang sudah dirawat di rumah sakit untuk hal lainnya, seperti operasi, memiliki risiko yang lebih tinggi terkena septikemia.

Hal tersebut terjadi karena infeksi sekunder bisa terjadi selama di rumah sakit. Infeksi ini sering kali lebih berbahaya, karena bakteri kemungkinan sudah kebal terhadap antibiotik. Selain itu, seseorang juga berisiko lebih tinggi mengembangkan septikemia jika:

  • Mengalami luka parah atau luka bakar.
  • Sangat muda atau sangat tua.
  • Mempunyai sistem kekebalan yang terganggu, yang bisa terjadi dari kondisi seperti leukemia, HIV, atau dari perawatan medis seperti kemoterapi atau suntikan steroid.
  • Memiliki kateter kemih atau intravena.
  • Menggunakan ventilasi mekanis.

2. Gejala

Septikemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi demam (pexels.com/ Karolina Grabowska)

Gejala septikemia umumnya dimulai sangat cepat. Bahkan, pada tahap pertama seseorang dapat terlihat sangat sakit. Mereka kemungkinan mengalami cedera, pembedahan, atau infeksi lokal lainnya seperti pneumonia. Gejala awal septikemia yang paling umum yaitu:

  • Panas dingin.
  • Demam.
  • Bernapas sangat cepat.
  • Detak jantung cepat.

Gejala yang lebih parah biasanya mulai muncul ketika septikemia berkembang tanpa mendapat pengobatan yang tepat. Gejala septikemia yang lebih parah yaitu:

  • Kebingungan atau ketidakmampuan untuk berpikir jernih.
  • Mual dan muntah.
  • Titik merah yang muncul di kulit.
  • Volume urine berkurang.
  • Aliran darah yang tidak memadai.
  • Syok.

Baca Juga: Hipomagnesemia: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

3. Komplikasi yang bisa terjadi

Septikemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi perawatan pasien di rumah sakit (247nursing.com.au)

Sepikemia memiliki beberapa komplikasi serius. Komplikasi akan berakibat fatal jika tidak segera ditangani atau jika pengobatan tertunda terlalu lama. Komplikasi septikemia dapat meliputi:

  • Sepsis

Sepsis terjadi saat tubuh seseorang memiliki respons kekebalan yang kuat terhadap infeksi. Ini mengakibatkan peradangan yang meluas ke seluruh tubuh. Ini disebut dengan sepsis yang parah jika mengakibatkan kegagalan organ. Seseorang dengan penyakit kronis berisiko lebih tinggi terkena sepsis. Ini karena mereka memiliki sistem kekebalan yang lemah dan tidak bisa melawan infeksi sendiri.

  • Syok septik

Syok septik merupakan penurunan tekanan darah yang serius. Racun yang dilepaskan oleh bakteri dalam aliran darah bisa menyebabkan aliran darah sangat rendah, yang bisa menyebabkan kerusakan organ atau jaringan.

Syok septik merupakan keadaan darurat medis. Seseorang yang mengalaminya biasanya dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit, yang kemungkinan memerlukan ventilator atau mesin pernapasan.

Mereka juga mengalami sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang mana dapat mengancam jiwa karena mencegah cukup oksigen mencapai paru-paru dan darah. Kondisi ini sering menyebabkan beberapa tingkat kerusakan paru-paru permanen. Itu juga bisa merusak otak dan menyebabkan masalah memori.

  • Sirkulasi berkurang

Kondisi ini berpotensi menyebabkan gangren, gagal ginjal, masalah pembekuan darah, cacat fisik, kegagalan pernapasan, stroke hingga kematian.

4. Diagnosis

Septikemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/jcomp)

Mendiagnosis septikemia merupakan salah satu tantangan terbesar dokter, karena cukup sulit untuk menemukan penyebab pasti dari infeksi tersebut. Dalam proses diagnosis, dokter biasanya mengevaluasi gejala pasien dan menanyakan riwayat kesehatannya.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tekanan darah rendah atau suhu tubuh. Selain itu, dokter kemungkinan juga akan mencari tanda-tanda kondisi yang lebih sering terjadi bersamaan dengan septikema, seperti radang paru-paru, selulitis, dan meningitis.

Dokter kemungkinan juga akan melakukan tes pada berbagai jenis cairan untuk membantu memastikan adanya infeksi bakteri. Ini kemungkinan termasuk yang berikut ini:

  • Urine.
  • Sekresi luka dan luka kulit.
  • Sekresi pernapasan.
  • Darah.

Dokter kemungkinan juga akan memeriksa jumlah sel dan trombosit pasien, serta memesan tes untuk menganalisis pembekuan darah. Selain itu, dokter kemungkinan juga akan melihat kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah pasien, jika septikemia menyebabkan pasien mengalami masalah pernapasan.

Jika tanda-tanda infeksi tidak jelas, maka dokter kemungkinan meminta tes untuk melihat lebih dekat pada organ dan jaringan tertentu, seperti sinar-X, MRI, CT scan, atau USG.

5. Pengobatan

Septikemia: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemantauan pasien di rumah sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Septikemia yang mulai memengaruhi organ atau fungsi jaringan merupakan keadaan darurat medis, yang artinya harus dirawat di rumah sakit. Banyak pasien yang dirawat inap untuk perawatan dan pemulihan. Pengobatan yang akan diberikan dokter tergantung pada beberapa faktor, seperti:

  • Usia pasien.
  • Kesehatan pasien secara keseluruhan.
  • Sejauh mana kondisi pasien.
  • Toleransi pasien terhadap obat-obatan tertentu.

Antibiotik biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang mengakibatkan septikemia. Namun, biasanya tidak ada cukup waktu untuk mengetahui jenis bakterinya. Perawatan awal biasanya menggunakan antibiotik spektrum luas. Ini dirancang untuk bekerja melawan berbagai macam bakteri sekaligus. Antibiotik yang lebih terfokus bisa digunakan jika bakteri tertentu teridentifikasi.

Selain itu, pasien kemungkinan juga mendapatkan cairan dan obat lain secara intravena untuk menjaga terkanan darahnya atau untuk mencegah pembentukan gumpalan darah. Selain itu, pasien juga bisa mendapatkan oksigen melalui masker atau ventilator jika mengalami masalah pernapasan.

Itulah deretan fakta seputar septikemia, infeksi aliran darah yang berbahaya. Segera cari pertolongan medis saat mengalami gejala-gejala septikemia, karena kondisi ini merupakan keadaan darurat medis. Tanpa perawatan sesegera mungkin, septikemia bisa berdampak fatal bagi penderitanya.

Baca Juga: Kriptosporidiosis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Rully Bunga
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya