Waspada! 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang Penulis

Ternyata, bukan cuma deadline yang mengancam...

Penulis merupakan salah satu profesi yang banyak diminati. Jam kerja yang cukup fleksibel dan pendapatan yang (mungkin) cukup tinggi adalah beberapa alasan profesi ini banyak digandrungi.

Namun, di balik kerja kreatif ini, penulis tak hanya harus menghadapi "musuh bebuyutannya", yaitu deadline, tetapi juga ancaman dari berbagai penyakit terkait sifat pekerjaan dan gaya hidup yang dilakukan kalau para penulis tidak telaten menjaga kesehatannya.

Penasaran apa saja penyakit yang mengintai profesi penulis? Simak ulasannya di bawah ini!

1. Carpal tunnel syndrome (CTS)

Waspada! 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang Penulisunsplash.com/Kaitlyn Baker

Banyak penulis yang mengalami penyakit ini. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, CTS biasanya dimulai dengan gejala mati rasa dan kesemutan di jari tengah, ibu jari, atau telunjuk yang datang pergi, dan sering kali terjadi pada malam hari.

Dilansir Verywell Fit, saat sindrom berkembang, kamu mungkin akan merasakan sensasi di atas pada siang hari ketika bekerja (menggunakan tangan). Menggoyangkan tangan biasanya bisa menghilangkan rasa kebas atau ketidaknyamanan.

CTS adalah kondisi ketika saraf median tertekan atau terimpit karena pembengkakan yang terjadi di bagian saraf, tendon, atau keduanya, sehingga menyebabkan munculnya sensasi kesemutan, mati rasa, atau nyeri di tangan dan lengan.

CTS bisa dipicu oleh beberapa faktor, meliputi genetik, obesitas, penyakit yang menyertai (diabetes, gagal ginjal, penyakit tiroid, artritis reumatoid), kehamilan, dan cedera pergelangan tangan.

Aktivitas berulang terus-menerus dengan tangan dan pergelangan tangan, postur tubuh yang canggung, serta mengetik dengan pergelangan tangan yang tertekuk dalam waktu yang lama merupakan faktor predisposisi penyebab CTS.

Nah, sebagai penulis yang sehari-harinya menulis lewat smartphone atau laptop, apalagi hingga berjam-jam, tentunya rentan mengalami CTS.

Umumnya, CTS bisa sembuh dengan perawatan ringan. Namun, para beberapa kasus penyakit ini butuh penanganan khusus seperti operasi bila kondisinya sudah parah.

Oleh sebab itu, sebaiknya jangan terlalu memforsir diri saat bekerja. Beri jeda waktu untuk beristirahat agar otot, serta saraf tangan, lengan, dan juga tendon tidak tegang.

2. Rabun jauh (miopia)

Waspada! 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang Penulisunsplash.com/Josh Calabrese

Penyakit kedua yang rentan menyerang penulis yaitu rabun jauh, yaitu kondisi seseorang mampu melihat objek dalam jarak dekat, tetapi kalau objek yang jauh terlihat buram.

Dilansir allboutvision.com, rabun jauh terjadi karena bola mata terlalu panjang, relatif pada kekuatan fokus kornea dan juga lensa mata, sehingga membuat sinar cahaya yang seharusnya fokus pada permukaan retina malah terfokus pada titik di depan retina. Faktor genetik merupakan salah satu faktor utama penyebab gangguan mata ini. 

Selain itu, rabun jauh juga dapat terjadi karena beberapa kebiasaan buruk seperti menonton TV dalam jarak yang terlalu dekat atau di tempat gelap, sering mengucek mata, terlalu lama menatap layar gadget, sering begadang, dan kurang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Nah, menatap layar gadget terlalu lama, sering begadang, dan mengucek mata merupakan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh penulis. Di era serba digital ini, para penulis umumnya menulis dengan menggunakan gadget, karena itu mereka sering menatap layar gadget dalam waktu yang lama. 

Apalagi jika sedang dikejar deadline, tentu mereka menghabiskan waktu lebih lama di depan layar, sampai tidur larut atau bahkan tidak tidur, dan sering mengucek mata karena gatal akibat menatap layar perangkat elektronik.

Baca Juga: 5 Fakta Astigmatisme, Mata Silinder yang Mengganggu Penglihatan 

3. Mag

Waspada! 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang Penulispexels.com/Andrea Piacquadio

Menjadi seorang penulis terkadang membuat seseorang mengabaikan pola makannya. Apalagi jam kerja penulis umumnya fleksibel, sehingga tidak ada batasan waktu dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang penting, nantinya pekerjaan terselesaikan sesuai tenggat yang diminta klien.

Nah, khususnya saat dikejar tenggat ini, umumnya para penulis sering menunda atau melewatkan waktu makan, sehingga jam makannya jadi berantakan. Padahal, kebiasaan ini akan memicu naiknya asam lambung hingga menyebabkan gejala mag. Kalau dibiarkan bisa menyebabkan mag akut dan memunculkan gangguan pencernaan lain yang lebih serius.

4. Stres

Waspada! 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang Penulisunsplash.com/Tim Gouw

Jika ada yang meremehkan pekerjaan penulis karena pekerjaannya terlihat mudah, orang itu salah besar. Penulis, begitu juga dengan profesi lainnya, juga mendapatkan tekanan dari lingkungan kerjanya, sehingga memicu stres.

Selain tekanan dari klien, penulis juga terkadang mendapat tekanan dari pembacanya, penggemarnya, atasannya, atau orang lain di sekitarnya. Padahal, menciptakan tulisan yang sesuai dengan ekspektasi banyak orang bukanlah hal yang mudah. Inilah yang sering kali menyebabkan penulis mengalami stres, yang bila berlangsung lama dan tidak ditangani dapat berkembang menjadi depresi atau gangguan mental lainnya.

Dilansir BBC, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Karolinska Institutet, Swedia, penulis lebih berisiko mengalami kecemasan dan gangguan bipolar, skizofrenia, depresi unipolar, dan penyalahgunaan zat. Selain itu, mereka pun dua kali lebih mungkin untuk bunuh diri dibandingkan populasi umum. Temuan ini dipublikasikan dalam "Journal of Psychiatric Research" tahun 2012.

Untuk mencegahnya, baik penulis maupun bukan, kamu harus lebih peduli terhadap kesehatan mental. Bila merasa stres, kamu bisa beristirahat sejenak dengan melakukan meditasi, melakukan hobi, rutin olahraga, atau sekadar mengobrol dengan teman.

5. Insomnia

Waspada! 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang Penulisunsplash.com/Victoria Heath

Stres yang tidak bisa dikontrol karena tekanan pekerjaan bisa menyebabkan gangguan tidur atau insomnia. Dilansir Mayo Clinic, insomnia dapat memicu timbulnya gangguan kecemasan, depresi, hingga iritabilitas. Selain itu, insomnia juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja akibat kurang tidur.

Selain stres, insomnia juga bisa dipicu oleh jadwal tidur yang tidak teratur, tempat tidur yang digunakan untuk tempat bekerja, hingga kebiasaan main gawai saat sudah waktunya tidur.

Para penulis yang mengandalkan inspirasi dalam tulisannya umumnya memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, khususnya jika menulis adalah pekerjaan utamanya atau bahkan satu-satunya mata pencahariannya.

Karena seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa inspirasi munculnya tidak bisa diprediksi. Bisa saat makan, saat sedang santai, saat mencuci baju, atau sebelum tidur. Oleh sebab itu, kapan pun inspirasi muncul, biasanya penulis akan memaksimalkan waktu yang ada untuk memulai atau menyelesaikan tulisannya, yang kadang itu membuatnya bekerja di tempat tidur atau rela mengorbankan waktu istirahatnya.

Menurut National Institute for Health, insomnia dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan fisik dan mental.

  • Pada fisik, insomnia bisa meningkatkan risiko stroke, serangan asma, kejang, daya tahan tubuh lemak, sensitif terhadap nyeri, inflamasi, obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung.
  • Pada mental, kurang tidur bisa membuat penulis lebih berisiko mengalami depresi, kecemasan, serta kebingungan dan frustrasi.
  • Gangguan performa kerja, termasuk risiko kecelakaan kerja.
  • Memperpendek usia. Menurut studi analisis dalam jurnal "Sleep" tahun 2020, ditemukan peningkatkan risiko kematian sebanyak 12 persen pada orang-orang yang mengalami insomnia, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengalaminya. Ada pula studi dalam jurnal "The American Journal of Medicine" tahun 2015 yang melihat efek insomnia dan kematian yang terus-menerus selama 38 tahun. Peneliti menemukan bahwa orang dengan insomnia persisten memiliki risiko kematian 97 persen lebih tinggi. Duh!
Waspada! 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang Penulisunsplash.com/Joel Overbeck

Nah, itulah lima jenis penyakit yang rentan menyerang kamu yang berprofesi sebagai penulis.

Bekerja sesuai passion memang menyenangkan. Namun, akan lebih membahagiakan jika kamu bisa bekerja sesuai passion dan didukung kondisi fisik dan mental yang kuat. Ingat, kesehatanmu jauh lebih berharga.

Kalau tubuh dan pikiran sehat, kamu bisa mengerjakan apa pun, termasuk mewujudkan impianmu untuk menjadi penulis terkenal. Jadi, tetap berkarya lewat tulisan, tetapi jangan sampai mengabaikan kesehatan, ya!

Baca Juga: 7 Pekerjaan yang Paling Berisiko terhadap Virus Corona, Jaga Dirimu!

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya