Biang Keringat: Jenis, Gejala, Penyebab, Penanganan, Pencegahan

Jenis ruam yang sering menyerang bayi

Seseorang dapat mengembangkan biang keringat kapan saja, terutama saat cuaca panas dan lembap. Biang keringat, yang juga dikenal sebagai ruam panas atau miliaria, merupakan salah satu jenis dari ruam kulit. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi, meski sebetulnya bisa dialami siapa pun dari segala usia.

Biang keringat biasanya muncul disertai rasa gatal dan ketidaknyamanan. Meski begitu, masalah kulit ini umumnya bisa hilang dengan sendirinya. Berikut ini fakta lengkap biang keringat yang perlu kamu ketahui.

1. Jenis

Miliaria memiliki beberapa tipe atau jenis tergantung tingkat keparahannya. Setiap jenisnya akan memiliki bentuk yang sedikit berbeda. Dilansir Healthline, beberapa jenis tersebut meliputi:

  • Miliaria crystallina: Merupakan bentuk biang keringat yang paling umum dan yang paling ringan. Biasanya, jenis ini ditandai dengan benjolan kecil bening atau putih berisi cairan di permukaan kulit. Benjolan kecil ini merupakan gelembung keringat yang sering kali bisa pecah. Jenis ini bisa tidak terasa gatal dan tidak menyakitkan. Jenis ini lebih sering terjadi pada bayi.

  • Miliaria rubra: Biang keringat jenis ini lebih sering terjadi pada orang dewasa dibanding bayi dan anak-anak. Jenis ini memiliki gejala yang lebih parah daripada miliaria crystallina, karena terjadi pada lapisan kulit yang lebih dalam, yakni epidermis. Jenis ini sering terjadi pada kondisi panas atau lembap dan dapat menimbulkan gatal, benjolan merah di kulit, peradangan, dan nyeri karena tubuh tidak dapat mengeluarkan keringat.

  • Miliaria pustulosa: Merupakan perkembangan kondisi dari miliaria rubra. Sebab, benjolan yang muncul pada miliaria rubra kadang bisa meradang dan menjadi terisi nanah. Inilah yang kemudian disebut dengan bentuk miliaria pustulosa.

  • Miliaria profunda: Adalah bentuk biang keringat yang paling jarang, tetapi jenis ini bisa sering kambuh dan menjadi kondisi jangka panjang yang kronis. Biang keringat jenis ini terjadi di lapisan dermis, yaitu lapisan kulit yang lebih dalam dari epidermis. Biasanya jenis ini dialami orang dewasa dengan tanda-tanda seperti benjolan yang lebih besar, keras, dan berwarna seperti daging. Jenis ini juga bisa menyebabkan gejala mual dan pusing.

2. Penyebab

Mengutip Mayo Clinic, biang keringat dapat terjadi ketika saluran keringat mengalami penyumbatan. Ketika hal tersebut terjadi, keringat tidak dapat menguap dan akhirnya terperangkap di bawah kulit, sehingga menyebabkan peradangan dan ruam pada kulit.

Penyebab penyumbatan saluran keringat tidak bisa selalu diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang mungkin bisa menyebabkannya, termasuk:

  • Saluran keringat yang belum matang: Bayi yang saluran keringatnya belum berkembang sepenuhnya biasanya tidak dapat secara efisien mengeluarkan keringat yang dihasilkan, sehingga keringat kerap terjebak di bawah kulit. Biang keringat pada bayi sering terjadi pada minggu pertama kehidupan, terutama bila bayi dihangatkan dalam inkubator, berpakaian terlalu hangat, atau mengalami demam.
  • Iklim tropis: Cuaca yang panas atau lembap berpotensi menyebabkan biang keringat.
  • Aktivitas fisik: Aktivitas seperti olahraga secara intens, aktivitas fisik yang keras, atau aktivitas lain yang dapat mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak dapat memicu biang keringat.
  • Kepanasan: Seseorang yang kepanasan dapat mengembangkan biang keringat. Misalnya menggunakan pakaian yang terlalu hangat atau tidur menggunakan selimut listrik.
  • Tirah baring (bed rest) yang terlalu lama: Bed rest atau istirahat di tempat tidur untuk waktu yang lama, terutama ketika seseorang sedang demam, dapat menyebabkan biang keringat.

Selain itu, gesekan pada lipatan di kulit seperti leher, ketiak, atau selangkangan juga bisa memunculkan biang keringat karena dapat berpotensi mempersulit sirkulasi udara dan mencegah terjadinya penguapan keringat.

Kemudian, pemakaian krim atau losion berat juga dapat menyebabkan penyumbatan saluran keringat. Tidak hanya itu, beberapa jenis obat juga bisa menimbulkan efek samping biang keringat, mengutip MedicineNet.

3. Gejala

Beberapa area yang dapat terkena biang keringat adalah wajah, leher, area di bawah payudara, dan area di bawah skrotum. Ruam juga dapat muncul di lipatan kulit dan area kulit yang rentan bergesekan dengan pakaian seperti punggung, dada, dan perut. Bila bakteri masuk ke dalam kelenjar keringat yang tersumbat, peradangan dan infeksi dapat terjadi.

Dilansir Medical News Today, gejala biang keringat meliputi:

  • Benjolan kecil atau bintik-bintik yang disebut papula. Bintik ini dapat berwarna merah atau putih.
  • Rasa gatal atau perih yang menusuk.
  • Pembengkakan ringan.

Baca Juga: Faringitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Biang Keringat: Jenis, Gejala, Penyebab, Penanganan, Pencegahanilustrasi biang keringat (nidirect.gov.uk)

4. Faktor risiko

Terdapat beberapa faktor risiko yang bisa membuat seseorang lebih rentan mengalami biang keringat, yaitu:

  • Usia: bayi merupakan yang paling rentan mengalami biang keringat.
  • Tinggal di daerah beriklim tropis: orang-orang yang tinggal di daerah tropis memiliki risiko lebih tinggi mengalami biang keringat dibanding orang-orang yang tinggal di daerah beriklim sedang. Karena Indonesia beriklim tropis, kita jadi lebih berisiko mengalami biang keringat.
  • Melakukan aktivitas fisik yang membuat tubuh banyak berkeringat: terutama apabila mengenakan pakaian ketat atau pakaian yang dapat mencegah keringat menguap saat sedang beraktivitas fisik berat.

5. Penanganan

Umumnya biang keringat bisa sembuh sendiri dalam kurun waktu sekitar 24 jam. Walaupun begitu, ada beberapa cara untuk membantu mempercepat pemulihan dan mengatasi biang keringat. Kamu bisa pindah ke tempat yang sejuk dengan kelembapan yang lebih rendah, kemudian lepaskan pakaian yang berpotensi meningkatkan jumlah keringat.

Tips lain untuk mengatasi biang keringat di antaranya:

  • Menggunakan pakaian dari katun yang longgar.
  • Saat berolahraga, pilihlah tempat dan waktu yang lebih sejuk.
  • Menggunakan kipas angin atau AC untuk menurunkan suhu tubuh.
  • Menghindari iritasi yang dapat memperburuk gejala seperti beberapa kain sintetis.
  • Tidak menggunakan pakaian yang basah.
  • Menggunakan kompres dingin seperti kain lembap atau kompres es yang dibungkus handuk pada ruam selama kurang lebih 20 menit.
  • Konsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, disarankan minum air putih.
  • Saat ruam terasa gatal, tepuk-tepuk saja dan sebisa mungkin jangan digaruk.

Selain cara-cara tersebut, beberapa pengobatan untuk ruam juga dapat dilakukan dengan cara:

  • Krim atau salep.
  • Krim steroid yang boleh digunakan untuk orang berusia di atas 10 tahun.
  • Produk antibakteri untuk mengelola atau mencegah infeksi.
  • Sabun cuci tangan antibakteri.

6. Pencegahan

Untuk mencegah kemunculan biang keringat, kamu bisa melakukan langkah-langkah ini:

  • Hindari pakaian ketat dan dapat mengiritasi kulit.
  • Saat musim panas, kenakan pakaian katun yang lembut dan ringan.
  • Saat musim dingin, hindari pakaian yang terlalu tebal.
  • Saat sedang kepanasan, cari tempat teduh, gunakan AC, atau kipas angin untuk mengalirkan udara.
  • Menjaga area kamar tidur tetap sejuk dan berventilasi baik.
Biang Keringat: Jenis, Gejala, Penyebab, Penanganan, Pencegahanilustrasi biang keringat pada bayi (northshore.org)

7. Biang keringat pada bayi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bayi sangat rentan terkena biang keringat dibanding orang dewasa. Ini karena kelenjar keringat bayi yang biasanya belum berkembang sepenuhnya, sehingga kulit bayi belum terbiasa dengan perubahan suhu yang cepat dan mendadak.

Bayi cenderung mengalami biang keringat di wajah atau lipatan kulit di sekitar leher dan selangkangan. Meski sering terjadi, biang keringat pada bayi umumnya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, bayi mungkin akan menjadi rewel dan sulit ditenangkan karena rasa gatal yang dialami.

Untuk membantu mengatasi biang keringat pada bayi atau anak, mandi air dingin dapat membantu memberikan kelegaan. Kemudian, pastikan kulit bayi tetap kering kecuali saat mandi.

Hindari produk berbahan dasar minyak, sebab itu berpotensi menyumbat pori-pori kulit. Bila bayi mengalami demam di atas suhu 38 derajat Celcius atau gejala lainnya, segera periksakan bayi ke dokter anak.

Biang keringat memang bukan kondisi berbahaya dan umumnya bisa hilang dengan sendirinya. Namun, bila kamu mengalaminya, jangan menggaruk ruam yang muncul karena dapat menyebabkan luka terbuka yang berpotensi menimbulkan infeksi.

Perhatikan pula perkembangan kondisi biang keringat yang dialami. Bila ruam yang timbul semakin memburuk atau ruam tampak terinfeksi, segera temui dokter, ya.

Baca Juga: 9 Cara Meredakan Gejala Hernia secara Alami, Mudah Dilakukan!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya