Overuse Syndrome: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Overuse syndrome adalah kondisi yang merujuk pada gangguan gerakan berulang. Kondisi ini juga dikenal sebagai gangguan trauma kumulatif atau cedera regangan berulang.
Sindrom ini terjadi saat kamu menggunakan bagian tubuh tertentu untuk bekerja lebih keras, meregangkan tubuh lebih jauh, atau memforsir fungsi tubuh tertentu pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang biasanya mampu ditangani.
Dampak dan regangan mungkin minimal per satu kejadian. Akan tetapi, efek kumulatif dari regangan konstan pada akhirnya menyebabkan kerusakan. Itu karena aktivitasnya sering terfokus pada sendi dan memengaruhi otot, tulang, tendon, atau bursa sendi tersebut.
Dalam kebanyakan kasus, overuse syndrome terjadi pada orang-orang yang sering melakukan gerakan tertentu berulang kali selama beraktivitas.
1. Penyebab dan faktor risiko
Penyebab overuse syndrome bervariasi. Melansir Medical News Today, sejumlah aktivitas dapat meningkatkan risikonya, misalnya:
- Penggunaan otot atau kelompok otot tertentu secara berlebihan.
- Menggunakan peralatan yang menghasilkan getaran.
- Bekerja atau beraktivitas pada suhu yang dingin.
- Postur tubuh yang buruk atau tempat kerja yang dirancang tidak ergonomis.
- Menjalani aktivitas yang membutuhkan kekuatan.
- Mempertahankan postur yang sama untuk waktu yang lama.
- Adanya tekanan langsung ke area tertentu.
- Membawa beban berat.
- Kelelahan.
- Peningkatan stres psikologis bisa memperburuk kondisi overuse syndrome.
2. Gejala dan jenis
Overuse syndrome umumnya terkait dengan gerakan tangan berulang, misalnya mengetik, bekerja di jalur perakitan pabrik, menjahit, memainkan instrumen musik, dan sebagainya.
Meskipun demikian, semua bagian tubuh bisa terdampak sindrom ini, seperti tendon dan otot jari, tangan, pergelangan tangan, siku, bahu, punggung, dan leher.
Dirangkum dari Better Health Channel, gejala overuse syndrome akan berbeda-beda tergantung pada lokasi cedera dan tingkat keparahan kondisinya. Adapun beberapa gejala umum yang kerap terjadi dapat berupa:
- Nyeri.
- Kelemahan otot.
- Pembengkakan.
- Mati rasa.
- Mobilitas sendi jadi terbatas.
Baca Juga: 6 Fakta Shin Splints, Cedera Tulang Kering karena Aktivitas Berlebih
3. Komplikasi yang bisa terjadi
Menurut Cleveland Clinic, overuse syndrome bisa memicu beberapa penyakit lain, termasuk:
- Tendinitis.
- De Quervain’s tenosynovitis (iritasi pada tendon pergelangan tangan dan ibu jari).
- Stenosing tenosynovitis (tendon fleksor bengkak).
- Capsulitis (radang ligamen).
- Ketegangan otot atau tendon.
4. Diagnosis
Editor’s picks
Untuk mendiagnosis overuse syndrome, dokter akan menanyakan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari pasien untuk mengetahui gerakan berulang apa yang menyebabkan kondisi ini terjadi.
Dokter juga akan menanyakan tentang lingkungan kerja pasien dan melakukan berbagai tes gerak dan memeriksa nyeri tekan, peradangan, refleks, dan kekuatan di area yang terdampak.
Selanjutnya, dokter mungkin akan memesan magnetic resonance imaging (MRI) atau ultrasound untuk melihat tingkat keparahan kerusakan jaringan.
Elektromiografi (EMG) juga bisa dilakukan untuk memeriksa kerusakan saraf.
Untuk kerusakan ringan, dokter mungkin akan merujuk pasien ke ahli terapi fisik. Sementara untuk kerusakan yang parah, dokter akan merujuk pasien ke spesialis atau ahli bedah.
5. Pengobatan
Pengobatan yang paling mudah dan efektif untuk overuse syndrome adalah dengan menghentikan aktivitas atau gerakan yang memicu gejala.
Cara itu mungkin tidak selalu bisa dilakukan karena sebagian aktivitas pemicunya mungkin diperlukan untuk bekerja. Dalam kasus ini, setidaknya batasi aktivitas tersebut sebisa mungkin.
Ada juga perawatan konservatif yang dapat direkomendasikan oleh dokter, seperti:
- Injeksi.
- Melakukan mandi kontras, yakni mandi bergantian antara mandi air panas dan dingin.
- Olahraga ringan.
- Menggunakan splint pada area yang terdampak.
- Membuat perubahan pada aktivitas yang menimbulkan gejala.
Makin cepat perawatan dilakukan, maka makin efektif pula perawatan tersebut untuk meredakan gejala. Pasien juga bisa dirujuk ke terapis okupasi atau terapis fisik. Apabila rasa sakit atau gejala masih terasa meski perawatan telah dilakukan, dokter mungkin merekomendasikan pembedahan.
6. Pencegahan
Menurut National Health Service, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko overuse syndrome:
- Menjaga postur yang baik saat bekerja atau saat melakukan aktivitas berulang.
- Istirahat teratur dari tugas-tugas yang panjang atau berulang. Istirahatlah dengan durasi singkat namun lebih sering dibanding hanya mengambil satu sesi istirahat yang lama.
- Mencoba latihan pernapasan bila mengalami stres.
- Jika kamu bekerja dengan komputer sepanjang hari, pastikan kursi, keyboard, mouse, dan layar monitor diposisikan sedemikian rupa untuk meminimalkan terjadinya ketegangan.
Kasus overuse syndrome paling banyak dirasakan di tangan dan lengan. Kebanyakan pasien bisa pulih hanya dengan mengubah gaya hidup, yaitu dengan menghindari pemicu gejala.
Perubahan gaya hidup yang diiringi dengan latihan peregangan akan membantu meringankan nyeri di area yang terdampak dan mencegah cedera mengganggu lainnya.
Jika overuse syndrome tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi cedera permanen yang kadang bisa sangat parah dan bisa menyebabkan kehilangan fungsi di area yang terkena.
Baca Juga: Penting! Lakukan 7 Latihan Penguatan Kaki ini untuk Mencegah Cedera