Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Samping

Untuk obati kantuk dan katapleksi pada pengidap narkolepsi

Pitolisant adalah obat untuk mengatasi sejumlah gejala yang dialami orang dengan narkolepsi, seperti gejala katapleksi atau kantuk berlebihan di siang hari.

Obat ini termasuk ke dalam kelas obat H3 blocker. Narkolepsi sendiri adalah kondisi neurologis yang mengakibatkan timbulnya keinginan tidak terkendali untuk tidur atau serangan tidur pada siang hari.

Pitolisant hanya bisa didapat lewat resep dokter dan tersedia dalam bentuk tablet. Untuk informasi lebih lengkap mengenai obat ini, simak terus sampai habis, ya!

1. Manfaat

Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi pengidap narkolepsi (freepik.com/yanalya)

Pitolisant kebanyakan digunakan untuk mengatasi rasa kantuk berlebihan pada siang hari yang terjadi karena kondisi narkolepsi. Selain itu, obat ini juga bisa dimanfaat untuk mengatasi katapleksi, yaitu episode kelemahan atau kelumpuhan otot yang terjadi secara mendadak dan biasanya berlangsung dalam waktu singkat pada orang dewasa dengan narkolepsi.

Dilansir MedlinePlus, obat ini bekerja dengan cara mengubah jumlah zat alami tertentu di area otak yang mengontrol kondisi tidur dan terjaga.

2. Peringatan

Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek SampingPitolisant dapat mengganggu efek pengendalian kelahiran hormonal. (freepik.com/onlyyouqj)

Orang yang alergi terhadap pitolisant atau memiliki penyakit hati yang parah tidak boleh mengonsumsi obat ini. Kemudian, penting untuk memberi tahu dokter sekiranya pernah mengalami:

  • Penyakit hati
  • Penyakit ginjal
  • Gangguan irama jantung
  • Long QT syndrome (yang terjadi pada kamu atau anggota keluargamu)

Pitolisant dapat membuat pencegahan kehamilan atau kontrasepsi menjadi kurang efektif. Ini termasuk mengurangi efektivitas pil KB, kontrasepsi suntik, implan, patch, dan cincin vagina.

Untuk mencegah kehamilan selama penggunaan pitolisant, sebaiknya gunakan alat kontrasepsi seperti kondom, diafragma, cervical cap atau sumbat rahim, atau kontrasepsi spons. Alat kontrasepsi harus tetap dipakai setidaknya selama 21 hari setelah dosis pitolisant terakhir.

Obat ini tidak disetujui penggunaannya bagi orang-orang yang berusia di bawah 18 tahun, mengutip Drugs.

3. Dosis

Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi obat pitolisant (thesocialmedwork.com)

Dilansir Mayo Clinic, dosis pitolisant untuk mengatasi katapleksi atau kantuk berlebihan pada siang hari yang disebabkan oleh narkolepsi bisa berupa pemberian dosis awal 8,9 miligram (mg) (dua tablet 4,45 mg) sekali sehari pada minggu pertama.

Selanjutnya, dosis akan ditingkatkan oleh dokter menjadi 17,8 mg (satu tablet 17,8 mg) sekali sehari pada minggu kedua. Kemudian, dokter bisa kembali meningkatkan dosis menjadi 35,6 mg (dua tablet 17,8 mg) sekali sehari pada minggu ketiga.

Dokter akan menyesuaikan dosis berdasarkan kebutuhan penggunaan dan toleransi obat pada pasien, sehingga dosisnya pada setiap orang bisa berbeda-beda. Umumnya, dosis pitolisant tidak akan lebih dari 35,6 mg per harinya.

Baca Juga: Metformin: Kegunaan, Dosis, Peringatan, Interaksi, dan Efek Samping

4. Cara mengonsumsi

Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi minum obat (freepik.com/shurkin_son)

Pasien bisa mengambil pitolisant dengan atau tanpa makanan sesuai arahan dokter. Obat ini dikonsumsi sekali sehari pada pagi hari ketika bangun dan obat harus diminum secara teratur agar memperoleh manfaat maksimalnya. Minumlah obat pada waktu yang sama setiap harinya untuk memudahkan mengingat pengambilan dosis.

Untuk mengurangi risiko efek samping yang bisa terjadi, dokter akan mengarahkan pasien untuk memulai pengobatan dengan dosis rendah lalu menyesuaikan dosis secara bertahap. Karenanya, ikuti instruksi dokter dengan saksama dan hati-hati. Jangan sampai mengambil dosis berlebih, kurang, lebih sering, atau lebih lama dari yang ditentukan dokter. Tidak patuh anjuran dokter dapat membuat kondisi pasien tidak kunjung membaik dan malah dapat meningkatkan berbagai risiko efek samping obat.

Mengutip WebMD, bisa jadi perlu waktu sampai 2 bulan bagi sebagian orang untuk mulai merasakan efek pitolisant. Seandainya kondisi tidak membaik setelah mengonsumsi obat ini lebih dari 2 bulan atau justru memburuk, laporkan ke dokter.

5. Overdosis, dosis yang terlewat, dan penyimpanan

Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi obat-obatan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mengalami overdosis pitolisant bisa menyebabkan berbagai gejala. Jika muncul gejala kejang, sulit bernapas, atau pingsan, segera hubungi pusat kendali racun terdekat atau bawa korban ke rumah sakit.

Melewatkan dosis bisa mengurangi efektivitas obat. Jika memang ada dosis yang lupa atau terlewat, lewati dosis tersebut dan kembali ke dosis reguler, yakni minum obat setelah bangun tidur pada pagi hari. Jangan sekali-kali menggandakan dosis. 

Simpan obat dalam wadah tertutup pada suhu kamar yang jauh dari panas, kelembapan, dan cahaya langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan serta jangan menyimpan obat yang sudah kedaluwarsa, rusak, atau tak lagi diperlukan. Buanglah obat sesuai arahan dokter atau apoteker.

6. Interaksi obat

Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Seperti dijelaskan di laman Cleveland Clinic, jangan mengonsumsi pitolisant bersamaan dengan obat cisapride, dronedarone, pimozida, dan tioridazin.

Berbagai obat lainnya juga berpotensi berinteraksi dengan pitolisant, yang mungkin meliputi:

  • Antihistamin untuk alergi, batuk, dan pilek
  • Pil KB atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon atau implan
  • Obat-obatan tertentu untuk depresi, kecemasan, atau gangguan psikotik
  • Obat-obatan tertentu untuk detak jantung tidak teratur seperti amiodarone, dofetilide, encainide, flecainide, propafenone, dan quinidine
  • Obat-obatan tertentu untuk kejang seperti carbamazepine, fenobarbital, dan fenitoin
  • Siklosporin
  • Midazolam
  • Obat lain yang memperpanjang interval QT (irama jantung abnormal)
  • Prometazin
  • Rifampisin
  • St. John's wort

7. Efek samping

Pitolisant: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, Efek Sampingilustrasi sakit kepala (freepik.com/pressfoto)

Sejumlah efek samping pitolisant yang tergolong ringan tidak memerlukan perhatian medis bisa mencakup:

  • Mulut kering
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Mual
  • Kelelahan

Selain, ada pula beberapa efek samping lebih serius yang berpotensi terjadi. Segera laporkan ke dokter jika mengalami:

  • Reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah
  • Gelisah
  • Perubahan emosi atau suasana hati
  • Halusinasi
  • Kejang
  • Pikiran untuk bunuh diri
  • Susah tidur
  • Tanda dan gejala perubahan berbahaya pada detak jantung atau irama jantung seperti nyeri dada, pusing, detak jantung yang cepat dan tidak teratur, palpitasi, merasa pingsan atau pusing, terjatuh, atau masalah pernapasan.

Selama penggunaan pitolisant, dokter akan memantau kemajuan pasien pada kunjungan rutin untuk memastikan obat tersebut bekerja secara efektif. Penting untuk diketahui bahwa pitolisant tidak dapat menggantikan kebutuhan tidur cukup. Selain itu, jangan sekali-kali menggunakan obat ini untuk rasa kantuk yang bukan berasal dari narkolepsi, ya!

Baca Juga: Amlodipine: Manfaat, Peringatan, Dosis, Efek Samping, dan Interaksi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya