8 Fakta Osteoporosis, Silent Disease yang Mengubah Duniamu Tiba-tiba
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit yang ditakuti oleh banyak orang. Bagaimana tidak? Tulang yang biasanya menyangga tubuh untuk beragam aktivitas, semakin rapuh dan mengganggu mobilitas kita.
Supaya kamu bisa lebih waspada akan gangguan yang datang secara tiba-tiba ini, mari ketahui fakta tentang osteoporosis menurut dr. Jamot Silitonga, Sp. OT (K) dalam buletin HealthFirst Rumah Sakit Pondok Indah Group. Disimak, ya!
1. Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik
Osteoporosis merupakan penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan penurunan densitas atau kepadatan massa tulang yang membuat tulang mudah rapuh atau patah. Penyakit ini biasanya dialami oleh perempuan yang memasuki masa menopause.
Jadi, kepadatan massa tulang adalah informasi penting yang harus diketahui perempuan menopause. Informasi ini bisa menjadi tolok ukur terjadinya atau tidaknya osteoporosis. Apalagi, masa post menopause dan penuaan adalah penyebab primer osteoporosis.
2. Ada penyebab sekunder osteoporosis
Selain penyebab primer yang sudah disinggung sebelumnya, ada pula penyebab sekunder osteoporosis. Penyebab itu adalah penyakit yang diderita oleh seseorang.
Penyakit yang dimaksud adalah yang menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium atau sebaliknya output jadi terlalu banyak sehingga kebutuhan kalsium akan meninggi. Penyakit hormonal yang mengganggu hormon estrogen dan progesteron juga bisa jadi penyebab.
Untuk penyebab sekunder ini, mungkin kasusnya tidak setinggi penyebab primer. Namun, hal ini bisa dialami sejak usia dini.
3. Ada juga beberapa faktor risiko terjadinya osteoporosis
Faktor risiko tersebut adalah jenis kelamin. Rasio pada perempuan 6:1 dibandingkan dengan laki-laki. Faktor lainnya adalah punya riwayat penyakit sistemik seperti diabetes dan ginjal, serta jarang berolahraga sejak belia.
Puncak kepadatan tulang seseorang ada pada usia 35 tahun. Setelahnya, kepadatan akan menurun. Untuk perempuan, diperlukan perhatian khusus, terlebih setelah menopause. Saat menopause, kepadatan tulang perempuan turun sekitar 1,4 persen setiap dekade.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Penyakit Mematikan, Ini 5 Cara Mencegah Penyakit TBC
4. Osteoporosis disebut sebagai silent disease
Osteoporosis disebut silent disease karena biasanya baru terdeteksi ketika sudah mengalami patah tulang. Penderita tidak mengalami gejala atau merasa tidak nyaman sebelum patah tulang.
Editor’s picks
Lantas, patah tulang terjadi tiba-tiba atau karena benturan yang tidak terlalu keras (trivial trauma). Contohnya, jatuh saat berjalan kaki biasa. Jika kamu patah tulang setelah kejadian ini, patut dicurigai terjadi osteoporosis.
5. Cara terbaik mengetahui potensi osteoporosis
Cara terbaiknya adalah melakukan pengecekan kepadatan tulang secara rutin. Misalnya, dengan alat bone mineral densitometry (BMD).
Jika hasilnya menunjukkan garis ambang merah, kamu sudah masuk kategori osteoporosis. Jika warna kuning yang ditunjukkan, maka kamu masih tergolong osteopenia.
Saat diperiksa dengan alat BMD, ada sejumlah bagian yang jadi fokus. Bagian itu adalah leher bonggol paha, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Ketiganya yang paling umum mengalami penurunan kepadatan tulang.
6. Cara menjaga kesehatan setelah memasuki ambang batas osteopenia atau osteoporosis
Kamu bisa mengonsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup untuk mempertahankan kepadatan tulang. Sementara untuk lansia, kalsium yang dibutuhkan paling sedikit 1.200 miligram dan vitamin D 800 IU. Kalau sudah osteoporosis, kamu perlu konsultasi dokter untuk terapi.
Selain itu, lakukan latihan pembebanan fisik secara rutin. Berdasarkan teori Wolff, kepadatan tulang akan lebih maksimal bagi mereka yang sering olahraga. Tidak ada patokan jumlah langkah durasi, yang penting berolahragalah secara rutin.
7. Tes kepadatan tulang begitu penting agar terhindar dari masalah tulang panggul
Rutin menjalani tes kepadatan tulang begitu penting agar terhindar dari masalah patah tulang panggul, tulang pergelangan tangan, dan tulang belakang. Terlebih, bagi mereka yang berusia 60 tahun ke atas.
Dari ketiga kasus patah tulang yang disebut, patah tulang panggul adalah yang paling tinggi angka kejadiannya sering dioperasi karena imbasnya pada mobilitas penderitanya. Jenis patah tulang panggul yang sering terjadi adalah patah di leher bonggol dan trochanter.
8. Kenali juga pertolongan pertama ketika terjatuh
Jika terjatuh, jangan banyak bergerak. Langsung kunjungi dokter untuk evaluasi kemungkinan adanya patah tulang. Hindari terapi seperti pijat karena akan memperparah cedera. Lalu, jangan berasumsi pasti dilakukan operasi. Ada beberapa solusi lain yang bisa dilakukan sesuai tingkat keparahan trauma akibat jatuh. Salah satunya adalah bed rest.
Osteoporosis merupakan penyakit yang tidak boleh disepelekan. Gejalanya yang sulit dideteksi membuatnya semakin berbahaya. Agar terhindar atau setidaknya mengurangi risikonya, lakukan upaya-upaya pencegahan di atas.
Baca Juga: 5 Mitos Osteoporosis yang Tidak Sesuai Fakta, Jangan Asal Percaya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.