5 Gejala Ini Menandakan Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi

Ketahui lebih cepat, tangani lebih awal

Tanggal 7–14 Februari lalu diperingati sebagai Pekan Kesadaran Penyakit Jantung Bawaan. Hingga saat ini, angka bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan masih cukup tinggi. Diperkirakan 8 dari 1.000 bayi lahir di Indonesia mengidap penyakit jantung bawaan. Padahal, penyakit ini adalah satu penyebab tersering kematian pada anak.

Sayangnya, dengan gejala yang tidak jelas, penyakit jantung bawaan sering kali sulit terdeteksi dan baru diketahui setelah kondisi sudah memburuk. Agar penanganan lebih cepat dan kualitas hidup anak ke depannya lebih baik, orang tua harus jeli dalam mendeteksi gejala yang mengarah ke penyakit jantung bawaan. Nah, inilah beberapa gejala yang dapat menandakan penyakit jantung bawaan pada bayi.

1. Sesak napas

5 Gejala Ini Menandakan Penyakit Jantung Bawaan pada Bayiilustrasi ibu memangku bayinya (pexels.com/Hoàng Chương)

Sesak napas kerap ditemui pada orang dengan jantung bawaan. Mengutip National Health Service, beberapa jenis penyakit jantung bawaan dapat menyebabkan tekanan darah di dalam arteri yang menghubungkan jantung dan paru-paru menjadi jauh lebih tinggi daripada normal. Hal ini menyebabkan paru-paru harus bekerja ekstra, sehingga timbul keluhan sesak.

Untuk mengetahui apakah anak sesak atau tidak, hitung frekuensi napas dengan cara melihat gerak naik-turun otot dada. Sesak napas bisa dilihat jika frekuensi napas lebih cepat dibanding normal.

Sebagai acuan, frekuensi napas bayi 0–1 tahun berkisar 30-60 kali per menit, batita usia 1–3 tahun berkisar 24–40 kali per menit. Anak usia sekolah memiliki frekuensi napas normal berkisar 18–30 kali per menit.

2. Bayi biru (sianosis)

5 Gejala Ini Menandakan Penyakit Jantung Bawaan pada Bayiilustrasi bayi (unsplash.com/Garrett Jackson)

Ketika beberapa bayi anak mengalami penyakit jantung bawaan, kulit bagian ujung tangan, kaki, bibir, dan lidah dapat berubah warna menjadi kebiruan (sianosis).

Seperti dijelaskan dalam publikasi StatPearls, hal ini dapat disebabkan oleh gagalnya perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi dewasa, kebocoran jantung, dan pembuluh darah yang gagal menutup ketika lahir. Kondisi tersebut menyebabkan darah yang beredar ke seluruh tubuh mengandung sedikit oksigen. Oleh karena itu, pada bayi atau anak dengan penyakit jantung bawaan juga bisa disertai saturasi oksigen di bawah normal. Untuk memeriksa saturasi oksigen, gunakan pulse oximetri. Sebagai acuan, saturasi oksigen normal berkisar 95–99 persen.

Baca Juga: Cek Saturasi untuk Deteksi Penyakit Jantung Bawaan Bayi Baru Lahir

3. Infeksi pernapasan berulang

5 Gejala Ini Menandakan Penyakit Jantung Bawaan pada Bayiilustrasi bayi dan balita (unsplash.com/Christian Bowen)

Bayi sering mengalami infeksi pernapasan? Mungkin anak perlu dibawa ke dokter. Banyak bayi atau anak dengan penyakit jantung bawaan mengalami infeksi pernapasan berulang, meskipun telah menjalani terapi.

Menurut laporan dalam The Pediatric Infectious Disease Journal, kondisi jantung-paru yang terganggu sejak awal kelahiran dan perubahan mekanika paru diyakini menjadi faktor pemicu infeksi berulang pada pasien.

Tidak hanya itu, potensi sianosis dan/atau hipertensi pulmonal (tekanan darah yang mengaliri paru tinggi) dan ketidaksesuaian ventilasi dengan perfusi jaringan turut berperan dalam infeksi berulang pada pasien penyakit jantung bawaan .  

4. Mudah lelah ketika beraktivitas

5 Gejala Ini Menandakan Penyakit Jantung Bawaan pada Bayiilustrasi anak mengalami kelelahan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Usia bayi hingga anak-anak merupakan tahapan usia yang paling aktif secara fisik. Pada tahap tersebut, anak berusaha untuk selalu mengeksplorasi sekitarnya dan mempelajari hal-hal baru dengan mengamati atau bermain.

Sayangnya, hal ini cukup sulit dilakukan oleh anak dengan penyakit jantung bawaan. Gangguan sirkulasi sejak dalam kandungan akibat kelainan jantung menyebabkan fungsi paru-paru tidak bekerja secara optimal. Hal ini berimbas pada sedikitnya oksigen yang mencapai jaringan. Akibatnya, otot-otot tidak memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

5. Tumbuh kembang terhambat

5 Gejala Ini Menandakan Penyakit Jantung Bawaan pada Bayiilustrasi tumbuh kembang anak (unsplash.com/Marjorie Bertrand)

Banyak anak dengan penyakit jantung bawaan mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Beberapa anak juga mengalami kesulitan belajar. Kondisi ini diyakini akibat gangguan sirkulasi pada jantung yang menyebabkan pasokan oksigen yang buruk selama awal kehidupan, sehingga memengaruhi perkembangan otak.

Tidak hanya itu, berat badan anak juga sulit naik. Ini akibat kurangnya asupan nutrisi yang mencapai jaringan akibat gangguan sirkulasi pada jantung. Oleh karena itu, memantau tumbuh kembang anak dengan saksama berperan penting dalam deteksi penyakit jantung bawaan. Jadi, apabila anak mengalami masalah dalam tumbuh kembang, bisa segera terdeteksi dan mendapat tindakan yang tepat dari dokter anak.

Itulah beberapa gejala yang dapat menandakan kelainan jantung bawaan pada bayi atau anak. Apabila anak memiliki tanda-tanda tersebut, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter spesialis anak. Ingat, deteksi dini akan mempercepat penanganan dan tentunya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup anak di masa depan.

Baca Juga: Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung, Bisa dengan Biomarker

Indira swastika utama Photo Verified Writer Indira swastika utama

An ISTJ-T. A medical student who love write :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya