Anak Kesulitan Menyempurnakan Tulisan Tangan? Waspada, Disgrafia!  

Tulisan tidak jelas, tidak beraturan, dan tidak konsisten

Anak yang mengalami kesulitan saat menuangkan ide dalam bentuk tulisan tangan adalah sesuatu yang wajar. Seiring dengan proses, normalnya kemampuannya itu akan membaik.

Namun, ketika anak menunjukkan intensitas kesulitan menulis yang terdistorsi, orang tua harus bisa menangkap pola ganjil yang ditunjukkan anak. Pasalnya, kondisi ini mungkin mengarah gangguan belajar yang disebut disgrafia.

Disgrafia adalah kondisi akibat masalah pada sistem saraf yang berdampak pada keterampilan motorik halus, yaitu menulis. Kondisi ini membuat anak kesulitan mengerjakan tugas yang berhubungan dengan tulis-menulis.

1. Tulisan tangan yang tidak jelas adalah salah satu gejala yang harus diperhatikan

Anak Kesulitan Menyempurnakan Tulisan Tangan? Waspada, Disgrafia!  pexels.com/olia danilevich

Anak dengan disgrafia memiliki tulisan tangan yang tidak jelas, tidak beraturan, tidak konsisten, dan gaya tulisan yang berbeda-beda. Selain itu, anak juga cenderung lambat dalam menulis atau menyalin tulisan.

Selain itu, tanda dan gejala lain yang ditunjukkan meliputi:

  • Saat memegang alat tulis, pegangan tangan sempit sehingga menyebabkan tangan sakit;
  • Sering menghapus tulisan;
  • Tidak konsisten dalam hal spasi huruf dan kata;
  • Ejaan dan huruf kapital yang buruk;
  • Sulit mengatur jarak di atas kertas;
  • Posisi tubuh saat menulis terkesan aneh dan tidak biasa;
  • Menghilangkan huruf atau kata dari kalimat;
  • Kesulitan memvisualisasikan kata-kata sebelum menulis;
  • Sulit berpikir dan menulis pada saat bersamaan.

2. Jenis disgrafia

Anak Kesulitan Menyempurnakan Tulisan Tangan? Waspada, Disgrafia!  pexels.com/Andrea Piacquadio

Melansir studi dalam jurnal “Translational Pediatrics” terdapat tiga jenis disgrafia, yaitu:

  • Dyslexia dysgraphia: ejaan buruk meskipun keterampilan motorik halus normal. Terlepas dari istilahnya, dyslexia dysgraphia belum tentu menderita disleksia.
  • Motor dysgraphia: terjadi ketika anak memiliki kemampuan motorik halus yang buruk. Seorang anak dengan motor dysgraphia juga memiliki ketangkasan buruk, sementara kemampuan mengeja biasanya normal.
  • Spatial dysgraphia: diakibatkan oleh masalah kesadaran spasial. Hal ini termanifestasi sebagai bentuk kesulitan untuk tetap berada dalam garis di selembar kertas atau menggunakan jumlah spasi antar kata yang tepat. Bentuk tulisan tangan dan gambar biasanya tidak bisa dibaca. Namun, keterampilan mengeja biasanya tidak terganggu.

Baca Juga: Yuk Kenali Tanda-tandanya! 13 Gejala ADHD yang Gak Kamu Sadari

3. Apa penyebabnya?

Anak Kesulitan Menyempurnakan Tulisan Tangan? Waspada, Disgrafia!  Pexels.com/Andrea Piacquadio

Para ilmuwan belum bisa memastikan penyebab disgrafia yang terjadi pada anak-anak. Dilansir Healthline, anak-anak dengan disgrafia kemungkinan besar mengalami masalah berkaitan dengan aspek memori dalam mengingat kata-kata tertulis dan cara tangan menuliskan kata-kata.

Kemungkinan disgrafia terjadi secara bersamaan dengan kondisi lain seperti disleksia dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Pada orang dewasa, kondisi ini disebabkan oleh cedera otak atau stroke. Cedera pada lobus parietal kiri di otak dapat menyebabkan disgrafia. Bagian tersebut berperan penting dalam proses keterampilan seperti membaca dan menulis, serta pemrosesan sensorik (panas, dingin, maupun nyeri).

4. Diagnosis disgrafia

Anak Kesulitan Menyempurnakan Tulisan Tangan? Waspada, Disgrafia!  pexels.com/Gustavo Fring

Perlu kerja sama dari tim ahli baik itu dokter, psikolog, guru pendidikan khusus, hingga terapis okupasi untuk mendiagnosis disgrafia pada anak.

Dalam diagnosis, dokter anak akan mengesampingkan penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan kesulitan menulis.

Selain itu, tenaga profesional seperti psikolog anak dapat memberi tes khusus (tes IQ, tes akademis, atau tes menulis) untuk mengukur kemampuan anak dalam menuangkan gagasan dalam bentuk kata-kata dan kemampuan motorik halus lainnya.

Anak mungkin disuruh menulis beberapa huruf, kata, atau kalimat, sementara spesialis mengamati anak terkait sikap, proses penulisan, pegangan pensil, posisi tangan dan tubuh, hingga bagaimana aktivitas menulis selesai.

American Psychiatric Association melalui buku pedoman “Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-5)” menetapkan kriteria untuk mendiagnosis gangguan belajar, salah satunya disgrafia. Salah satu kriteria, rangkaian gejala harus ditunjukkan setidaknya selama 6 bulan dan intervensi yang sesuai tersedia.

5. Pengobatan dan perawatan disgrafia

Anak Kesulitan Menyempurnakan Tulisan Tangan? Waspada, Disgrafia!  pexels.com/Gustavo Fring

Sampai saat ini belum ditetapkan secara pasti obat untuk penderita disgrafia. Diyakini obat yang diresepkan untuk ADHD telah membantu mengatasi disgrafia pada beberapa anak.

Beberapa opsi perawatan dapat dilakukan tergantung pada ketidakmampuan belajar atau kondisi kesehatan lainnya.

Terapi okupasi dapat membantu anak meningkatkan keterampilan menulis.

6. Bimbingan tertentu dapat dilakukan orang tua untuk mendukung anak

Anak Kesulitan Menyempurnakan Tulisan Tangan? Waspada, Disgrafia!  pexels.com/Gustavo Fring

Setelah melewati proses diagnosis dan mendapatkan titik terang terkait masalah yang menimpa anak, orang tua dapat melakukan bimbingan khusus untuk mendukung anak.

Saat belajar, usahakan anak menggunakan kertas bergaris lebar, kertas grafik, atau kertas dengan garis timbul untuk membantu pemerataan huruf dan kata. Selain itu, orang tua juga bisa membantu anak memegang alat tulis dan memastikan anak merasa nyaman.

Jika anak ingin menulis menggunakan komputer, biarkan anak bereksplorasi. Diharapkan orang tua memberi dukungan penuh baik melalui tindakan maupun dengan nasihat.

Orang tua perlu mengomunikasikan kondisi tersebut, sehingga pemahaman mengenai disgrafia (bukan anak bodoh) tertanam dalam dirinya. Anak pun akan terpacu untuk semangat belajar.

Penderita disgrafia, khususnya anak-anak sering kali kesulitan, berkonsentrasi saat menulis. Hal ini dapat berakibat anak mengalami kesulitan membuat catatan selama pertemuan kelas berlangsung.

Selain menempuh jalur diagnosis dan perawatan, orang tua dapat mengomunikasikan masalah disgrafia pada guru. Dukungan penuh dari orang-orang di sekitarnya sangat diperlukan anak agar senantiasa optimis dalam belajar.

Baca Juga: 9 Tanda-tanda Umum Penyandang Autisme yang Patut Diwaspadai

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya