Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatan

Sering dikaitkan dengan kekurangan vitamin B12 dan B9

Anemia makrositik adalah jenis anemia yang ditandai dengan pembesaran sel darah merah. Seperti kasus anemia lainnya, anemia makrositik juga mengacu pada kadar hemoglobin yang rendah. Hemoglobin sendiri adalah protein dalam darah yang salah satu fungsinya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Anemia makrositik dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan folat (vitamin B9). Inilah kenapa kadang anemia makrositik juga disebut sebagai anemia defisiensi vitamin. 

Ada beberapa penyebab potensial yang dikaitkan dengan anemia makrositik. Penasaran dengan kondisi medis yang satu ini, termasuk gejala, jenis, diagnosis, dan perawatannya? Luangkan waktumu sejenak untuk membaca ulasan berikut sampai tuntas, ya.

1. Jenis

Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatanilustrasi anemia makrositik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Anemia makrositik ditandai dengan makrositosis, yakni sel darah merah berukuran besar. Menurut artikel yang termuat dalam Medical Clinics of North America, dokter mengelompokkan anemia makrositik ke dalam dua jenis, yaitu:

  • Anemia makrositik megaloblastik: Karakteristiknya adalah sel darah merah belum matang, ukuran besar, dan secara struktural cenderung abnormal. Ini biasanya berhubungan dengan kekurangan vitamin B12, B9, atau kondisi lain yang mengganggu kinerja tubuh terkait vitamin tersebut.

  • Anemia makrositik non-megaloblastik: Jenis ini memiliki ukuran sel darah merah besar, tetapi secara struktural tidak memiliki kelainan. Anemia makrositik non-megaloblastik sering dikaitkan dengan beberapa gangguan medis, seperti kondisi hati, hipotiroidisme, dan sindrom mielodisplasia. Sementara itu, kebiasaan hidup yang tidak sehat, misalnya konsumsi alkohol berlebih, juga dikaitkan dengan penyebab anemia makrositik non-megaloblastik.

2. Gejala

Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatanilustrasi anemia makrositik (pexels.com/Eren Li)

Anemia makrositik cenderung berkembang perlahan seiring waktu. Kondisi ini memungkinkan sel darah merah beredar ke seluruh tubuh, tetapi tidak memberikan suplai oksigen yang cukup. Dampaknya kemudian adalah munculnya gejala yang memengaruhi kesehatan secara signifikan.

Menurut studi dalam Journal of General and Family Medicine, gejala yang mungkin dirasakan oleh orang dengan anemia makrositik antara lain:

  • Pusing.
  • Sakit kepala.
  • Kelelahan umum.
  • Kelemahan.
  • Sesak napas.
  • Diare.
  • Kulit terlihat lebih pucat.
  • Kehilangan nafsu makan atau berat badan.
  • Brain fog atau kabut otak.
  • Peradangan pada lidah atau glositis.
  • Mengembangkan perasaan depresi dan kurang motivasi.

Baca Juga: Anemia Aplastik, Gangguan pada Sumsum Tulang Belakang

3. Penyebab

Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatanilustrasi minum alkohol (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ada beberapa penyebab anemia makrositik. Seseorang bisa mengembangkan kondisi ini karena penyebab tunggal atau kombinasi dari beberapa faktor.

Penyebab potensial anemia makrositik meliputi:

  • Kekurangan vitamin B12 (kobalamin): Beberapa menu makanan yang mengandung nutrisi vitamin B12 adalah susu, telur, yoghurt, daging sapi, daging ayam, kepiting, kerang, dan ikan salmon.
  • Kekurangan vitamin B9: Vitamin ini bisa didapat dari sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
  • Malabsorbsi: Dapat terjadi pada penderita radang usus atau seseorang yang telah menjalani prosedur operasi bypass lambung. Keduanya sama-sama berpotensi mencegah penyerapan vitamin yang dibutuhkan tubuh.
  • Anemia pernisiosa: Penurunan jumlah sel darah merah ketika tubuh tidak mampu menyerap vitamin B12 dengan cukup.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu: Contoh obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko anemia makrositik adalah sulfasalazin, hydroxyurea, dan fenitoin.
  • Kondisi medis lain: Penyakit hati, hipotiroidisme, sindrom mielodisplasia, dan leukemia telah dikaitkan dengan anemia makrositik.

4. Diagnosis

Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatanilustrasi pasien sedang melakukan tes darah (pexels.com/Gustavo Fring)

Anemia makrositik biasanya tidak menimbulkan tanda fisik yang terdeteksi melalui serangkaian pemeriksaan klinis. Beda halnya dengan individu yang mengembangkannya bersamaan dengan kondisi medis lain.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pengujian terkait kondisi sel darah merah pasien. Beberapa prosedur medis yang akan dilakukan seperti pemeriksaan darah lengkap, hapusan darah tepi (blood smear), dan pemeriksaan retikulosit.

Komponen yang tidak kalah penting dalam proses diagnosis adalah menentukan penyebab yang mendasarinya. Dengan demikian, kemungkinan akan diperlukan beberapa tes diagnostik lainnya untuk menguak penyebab dasar secara lebih akurat. Tes yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Pengujian tingkat vitamin B9 dan B12.
  • Pengujian untuk indikasi anemia pernisiosa.
  • Tes fungsi hati.
  • Biopsi sumsum tulang belakang.
  • Tes pencitraan dengan CT scan.

5. Perawatan

Anemia Makrositik: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Perawatanilustrasi makanan sehat (pexels.com/Trang Doan)

Pengobatan dan perawatan anemia makrositik didasarkan pada penyebab yang melatarbelakanginya. Menurut laporan dalam Journal of Evidence-Based Medicine mengungkap, terdapat beberapa macam perawatan guna memanajemen anemia makrositik, yakni:

  • Melakukan modifikasi diet dengan meningkatkan asupan vitamin B12 dan asam folat.
  • Pemberian suplemen vitamin B12 atau asam folat.
  • Jika anemia makrositik disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, maka sebaiknya dihentikan sementara penggunaannya (sesuai anjuran dokter).
  • Jika anemia makrositik disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol, maka hentikan konsumsinya.
  • Jika anemia makrositik disebabkan oleh kondisi medis tertentu, maka jalur intervensi medisnya adalah dengan mengobati kondisi yang mendasarinya.

Anemia makrositik dapat menyebabkan gejala yang mirip anemia pada umumnya, yakni kelelahan dan tingkat energi berkurang. Sementara itu kondisi yang mungkin menyertainya adalah kekurangan nutrisi, konsumsi obat-obatan, penyalahgunaan alkohol, hingga penyakit tertentu.

Apabila kamu mengalami gejala anemia makrositik, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan sehingga diagnosis bisa ditegakkan dan kamu pun akan mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca Juga: Anemia Defisiensi Besi pada Anak: Pemicu, Diagnosis, dan Pencegahan

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya