Chromhidrosis: Tipe, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Kondisi medis langka yang bikin keringat jadi bewarna

Keringat merupakan hasil dari kinerja biologis yang berfungsi untuk menyeimbangkan suhu inti di dalam tubuh. Faktor penyebab seseorang berkeringat pun bervariasi, mulai dari cuaca panas, sedang cemas atau stres, serta terlibat aktivitas fisik seperti olahraga.

Keringat yang normal tidak memiliki pigmen. Oleh karenanya, keringat kita umumnya terlihat bening seperti air putih. Lantas, bagaimana jadinya jika manusia memproduksi keringat dengan warna-warna tertentu? Kondisi ini mungkin terdengar aneh, bukan? Dalam ranah medis, kondisi keringat berwarna ini dikenal sebagai chromhidrosis.

1. Apa itu chromhidrosis?

Chromhidrosis: Tipe, Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi laki-laki sedang mengelap keringat setelah berolahraga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Secara terminologi, chromhidrosis merujuk keringat berwarna-warni. Warna keringat yang dihasilkan penderita chromhidrosis di antaranya adalah hitam, kuning, cokelat, biru, atau hijau.

Chromhidrosis bisa dialami setiap usia. Namun, kasus yang sering teridentifikasi terlihat setelah masa pubertas, di mana kelenjar apokrin (jenis kelenjar keringat yang memproduksi keringat yang lebih pekat dan mengandung lemak) menjadi lebih aktif.

International Hyperhidrosis Society mencatat bahwa chromhidrosis termasuk kondisi langka yang tidak berkaitan dengan jenis kelamin, lokasi tempat tinggal secara geografis, kondisi cuaca, atau musim tertentu. Meskipun demikian, chromhidrosis lebih mungkin terjadi pada seseorang dengan garis keturunan Afrika.

2. Jenis

Chromhidrosis: Tipe, Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi berkeringat (pexels.com/cottonbro)

Meskipun chromhidrosis termasuk kondisi kronis, tetapi bukan tidak mungkin produksi warna keringat bisa berkurang seiring waktu. Ini berhubungan dengan penurunan produksi lipofuscin atau pigmen dalam sel yang bertanggung jawab terkait perubahan warna.

Sementara itu, terdapat tiga tipe chromhidrosis yang berhasil diidentifikasi oleh para ahli, di antaranya adalah:

  • Apocrine chromhidrosis: Memengaruhi area tubuh yang terkandung kelenjar keringat apokrin, yakni kelopak mata, telinga, kulit kepala, dan areola atau bagian kulit warna gelap di sekitar puting payudara.
  • Eccrine chromhidrosis: Memengaruhi hampir setiap area tubuh karena pengaruh kelenjar keringat ekrin.
  • Pseudochromhidrosis: Terjadi ketika bahan kimia atau bakteri penghasil pigmen bercampur dengan kelenjar keringat ekrin yang kemudian menghasilkan warna keringat.

Baca Juga: 7 Kondisi Medis Penyebab Keringat Dingin, Ada yang Serius!

3. Gejala

Chromhidrosis: Tipe, Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi gejala chromhidrosis (pexels.com/Mary Taylor)

Pada dasarnya chromhidrosis adalah kondisi yang tidak berbahaya. Namun, perasaan malu atau stres karena kondisi ini bisa memicu masalah terkait kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Berbicara perihal gejala chromhidrosis tidak jauh-jauh dengan produksi keringat yang mengandung warna. Warna yang dihasilkan pun bisa memengaruhi area tertentu atau keseluruhan pada tubuh. Mengenai ketajaman warna, ini cenderung bervariasi pada masing-masing pengidapnya.

4. Penyebab

Chromhidrosis: Tipe, Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi penyebab chromhidrosis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terdapat beberapa faktor penyebab seseorang bisa mengembangkan kondisi chromhidrosis. Masalah kesehatan seperti infeksi, keracunan, berkeringat darah, atau peningkatan kadar bilirubin bisa dikaitkan dengan kondisi medis langka satu ini. Namun, sering kali chromhidrosis berkaitan dengan tipe spesifiknya, seperti yang akan diuraikan berikut ini:

  • Pada orang dengan apocrine chromhidrosis penyebabnya berkaitan dengan kelenjar keringat apokrin dan beberapa situasi tertentu yang mencakup gesekan pada kulit, mandi air panas, atau jenis rangsangan tertentu seperti rasa sakit, kecemasan, dan gairah seksual.
  • Pada orang dengan eccrine chromhidrosis terjadi sebagai akibat dari proses menelan sesuatu, misalnya konsumsi makanan dan minuman yang mengandung logam berat, pewarna, atau perasa sintesis.
  • Pada orang dengan pseudochromhidrosis terjadi ketika kulit mengalami reaksi terhadap bahan kimia atau bakteri penghasil pigmen.

5. Diagnosis dan pengobatan

Chromhidrosis: Tipe, Gejala, Penyebab, dan Pengobatanilustrasi anak laki-laki akan minum obat (pexels.com/Thirdman)

Sebelum melangkah pada tahap pengobatan dan perawatan, individu dengan chromhidrosis akan menjalani sejumlah prosedur medis untuk memastikan diagnosis. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan merekomendasikan jenis tes tertentu untuk mengesampingkan penyebab lain terkait kondisi medis tersebut.

Pengobatan bagi pasien chromhidrosis bergantung pada tipe yang diidap pasien, di antaranya yakni:

  • Pasien dengan diagnosis apocrine chromhidrosis diberikan perawatan yang bertujuan untuk mengurangi produksi jumlah keringat pada tubuh. Opsi perawatannya mencakup botulinum toxin atau botoks, mengoleskan krim kapsaisin, atau pemberian antiperspiran.
  • Pada kasus eccrine chromhidrosis, fokus perawatannya adalah mengurangi paparan penyebabnya, seperti mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung logam berat atau pewarna dan perasa sintesis.
  • Sementara itu, pasien dengan pseudochromhidrosis mungkin akan mendapatkan obat antimikroba atau menghentikan jenis pengobatan tertentu dengan harapan bakteri alami kulit dapat menyeimbangkan diri kembali.

Sebuah tinjauan medis bertajuk Review of Reported Cases of Chromhidrosis  menunjukkan, opsi pengobatan di atas sifatnya masih terbatas dan kemungkinan tidak begitu efektif. Oleh karena itu, para ahli menegaskan perlunya penelitian lanjutan untuk menguak perawatan yang paling efektif untuk mengelola chromhidrosis.

Chromhidrosis adalah kondisi kronis langka yang menyebabkan produksi keringat menjadi berwarna (hitam, kuning, cokelat, biru, atau hijau). Warna yang dihasilkan memang tidak kontras dan mungkin terbatas pada area tubuh tertentu.

Meskipun kondisi ini tidak berbahaya, orang yang merasa mengalami chromhidrosis sebaiknya berkonsultasi pada dokter untuk memastikan keakuratan diagnosis. Dengan demikian, pengobatan dapat dilakukan secara tepat.

Baca Juga: Keringat Berlebih (Hiperhidrosis): Penyebab, Komplikasi, Pengobatan

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya