Defisiensi Dopamin: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Perawatan

Berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik tubuh

Dopamin merupakan zat kimia yang ditemukan secara alami dalam otak manusia. Selain berperan dalam pengendalian gerakan, dopamin juga memiliki kapasitas dalam merespons aspek emosi. Dengan demikian, keseimbangan dopamin sangat penting guna mempertahankan kestabilan kesehatan mental atau fisik.

Bagaimana jadinya jika seseorang mengalami defisiensi atau kekurangan dopamin? Defisiensi dopamin tentu akan memengaruhi kinerja tubuh secara signifikan. Manifestasinya pun beragam, mulai dari dikaitkan dengan kondisi kesehatan tertentu sampai bisa membuat seseorang mengembangkan kecanduan. Berikut adalah lima fakta defisiensi dopamin yang menarik untuk disimak.

1. Penyebab

Defisiensi Dopamin: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PerawatanIlustrasi pengidap skizofrenia (pexels.com/MART PRODUCTION)

Defisiensi dopamin bisa dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mental, tetapi hal ini tidak menyebabkan kondisi demikian secara langsung. Sementara itu, kondisi paling umum yang dikaitkan dengan defisiensi dopamin, ialah:

  • Depresi.
  • Skizofrenia
  • Psikosis, termasuk halusinasi atau delusi.
  • Penyakit Parkinson.

Melansir laman Medical News Today, diperkirakan bahwa penyalahgunaan zat terlarang (narkoba) dapat memengaruhi kadar dopamin. Bahkan penelitian pun telah mengungkap jika penggunaan narkoba secara berulang dapat mengubah ambang batas bagi sinyal dan aktivasi sel dopamin.

Tidak hanya itu, diet tinggi gula dan lemak jenuh juga telah dikaitkan dengan penurunan kadar dopamin. Ini terjadi karena individu yang bersangkutan tidak memiliki cukup L-tirosin atau asam amino yang berperan dalam membantu memproduksi dopamin. 

Adapun menurut studi dalam the Journal of neuroscience menjelaskan, seseorang yang mengalami obesitas dan memiliki gen tertentu juga berisiko mengalami defisiensi dopamin.

2. Gejala

Defisiensi Dopamin: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PerawatanIlustrasi pria sedang mengalami demotivasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada dasarnya gejala defisiensi dopamin bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Kasus seseorang dengan penyakit Parkinson tentu akan berbeda dengan seseorang yang mengalami defisiensi dopamin akibat penyalahgunaan narkoba.

Kendati demikian, ada beberapa gejala yang perlu diperhatikan karena bisa berkaitan dengan defisiensi dopamin, seperti:

  • Sakit dan nyeri.
  • Kekakuan atau kram otot.
  • Tremor atau kejang.
  • Merasa sering lelah. 
  • Kehilangan motivasi untuk melakukan suatu hal.
  • Perubahan suasana hati.
  • Merasa sedih, cemas, putus asa, bersalah, dan harga diri rendah.
  • Mengembangkan delusi dan halusinasi. 
  • Keseimbangan terganggu.
  • Mengalami masalah pencernaan, termasuk sembelit dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
  • Penurunan atau penambahan berat badan secara intens.
  • Permasalahan terhadap kualitas tidur.
  • Masalah konsentrasi.
  • Gairah seks menurun.
  • Pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.

3. Diagnosis

Defisiensi Dopamin: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PerawatanIlustrasi diagnosis terkait defisiensi dopamin (pexels.com/cottonbro)

Defisiensi dopamin bukan termasuk masalah medis yang berdiri sendiri. Ini sering dikaitkan dengan tanda akan masalah kesehatan atau konsekuensi dari gaya hidup tidak sehat. Perihal diagnosis sendiri, dokter dapat memulainya dengan melakukan peninjauan riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh.

Setelah evaluasi riwayat kesehatan dilakukan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pola hidup pasien. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah pasien pernah mengonsumsi zat-zat berbahaya. 

Opsi berikutnya adalah apabila dokter mencurigai adanya masalah kesehatan, maka tes khusus dapat diberlakukan. Misalnya tes transporter dopamin dengan bantuan single photon emission computed tomography (SPECT) untuk mendeteksi penyakit Parkinson.

Baca Juga: Ini 7 Cara Meningkatkan Hormon Dopamin agar Hidup Kamu Lebih Bahagia

4. Perawatan

Defisiensi Dopamin: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PerawatanIlustrasi pengobatan dengan terapi fisik (pexels.com/Karolina Grabowska)

Perawatan defisiensi dopamin menyesuaikan penyebab dasar yang melatarbelakanginya. Jika seseorang didiagnosis dengan kondisi kesehatan mental, seperti depresi atau skizofrenia, pemberian anti-depresan dan penstabil suasana hati mungkin akan direkomendasikan. Sementara untuk kasus penyakit Parkinson, dokter mungkin memberikan obat jenis ropinirole dan pramipexole untuk membantu meningkatkan kadar dopamin.

Sementara opsi perawatan lain untuk defisiensi dopamin yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Anjuran untuk melakukan perubahan gaya hidup, terlebih makanan dan minuman yang dikonsumsi.
  • Pemberian terapi fisik untuk masalah otot dan gerakan.
  • Mengonsumsi suplemen tambahan untuk meningkatkan kadar vitamin D, magnesium, dan asam lemak esensial omega-3.
  • Melakukan aktivitas yang dapat menciptakan suasana senang dan rileks, seperti yoga, meditasi, dan pijat terapeutik.

5. Kiat meningkatkan kadar dopamin secara alami

Defisiensi Dopamin: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan PerawatanIlustrasi meditasi bersama hewan peliharaan (pexels.com/cottonbro)

Mengalami masalah terkait defisiensi dopamin bisa jadi sangat mengganggu keberlangsungan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi siapa saja menstabilkan kadar dopamin agar tidak mengalami penurunan yang berdampak signifikan pada aspek kehidupan.

Terdapat dua upaya sederhana yang dapat diterapkan guna membantu meningkatkan kadar dopamin, yakni:

  • Mengonsumsi makanan yang mengandung magnesium dan tirosin. Beberapa pilihan dari makanan tersebut ialah ayam, sayuran hijau, kacang almond, kacang polong, apel, alpukat, pisang, jeruk, tomat, semangka, oatmeal, coklat, dan teh hijau.
  • Terlibat dalam aktivitas yang membuat bahagia. Contoh aktivitas sederhana yang menciptakan bahagia seperti berolahraga, bermain dengan hewan peliharaan, berjalan-jalan santai, atau membaca buku.

Defisiensi dopamin dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Banyak kondisi medis yang berkaitan dengan rendahnya kadar dopamin, yakni penyakit Parkinson, depresi, dan skizofrenia.

Jika kamu merasa mengalami tanda akan defisiensi dopamin, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter. Pihak medis akan membantu menggalakkan diagnosis dan memberikan rekomendasi pengobatan menurut penyebab yang mendasarinya.

Baca Juga: 5 Makanan yang Dapat Meningkatkan Hormon Dopamin, Bikin Makin Bahagia!

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya