Fugue Disosiatif, Amnesia Langka yang Bikin Penderita Bepergian Jauh

Sering dikaitkan dengan trauma psikologis yang ekstrem

Pernah dengar cerita tentang penulis asal Inggris, Agatha Christie, yang menghilang secara misterius dari kediamannya pada Desember tahun 1920-an? Keesokan harinya, mobilnya ditemukan dengan kondisi lampu depan menyala dan barang-barang miliknya ada di sana. Agatha didapati berada di spa kesehatan tempat dia check-in dengan nama berbeda.

Cuplikan cerita di atas dalam dunia medis dikenal dengan sebutan fugue disosiatif (dissociative fugue). Seseorang dengan kondisi tersebut tidak dapat mengingat pengalaman masa lalunya, atau bahkan identitasnya.

Jenis ingatan yang hilang sering disebut dengan ingatan otobiografi. Kondisi ini diyakini menjadi sarana bagi pengidap fugue disosiatif untuk keluar dari situasi stres yang ekstrem. 

Simak ulasan berikut untuk memahami lebih jelas bahasan mengenai fugue disosiatif. 

1. Apa itu fugue disosiatif?

Fugue Disosiatif, Amnesia Langka yang Bikin Penderita Bepergian Jauhunsplash.com/Luiza Sayfullina

Melansir WebMD, fugue disosiatif, sebelumnya dikenal sebagai fugue psikogenik, adalah salah satu bentuk gangguan disosiatif. Gangguan disosiatif sendiri adalah penyakit mental yang melibatkan masalah atau kerusakan pada ingatan, kesadaran, identitas, atau persepsi.

Seseorang dengan fugue disosiatif untuk sementara waktu dapat kehilangan ingatan akan identitas pribadi dan secara impulsif melakukan aktivitas yang melibatkan bepergian jauh dari rumah atau tempat kerja. Individu terkait sering kebingungan mengenai eksistensi diri mereka sendiri dan tidak menutup kemungkinan akan menciptakan identitas baru.

Secara kasat mata, pengidap fugue disosiatif tidak menunjukkan tanda atau gejala signifikan yang mengarah pada dugaan penyakit tertentu. Jenis amnesia sementara ini bisa berlangsung berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan lebih lama. 

2. Gejala fugue disosiatif

Fugue Disosiatif, Amnesia Langka yang Bikin Penderita Bepergian JauhUnsplash.com/Jerry Zhang

Dalam kasus berdurasi singkat, fugue disosiatif cenderung tidak diperhatikan gejalanya oleh orang lain. Individu terkait mungkin terlihat tampak bingung dan pelupa, tetapi akan kembali normal setelah kondisinya membaik. 

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kondisi ini bisa berlangsung beberapa jam hingga berbulan-bulan. Apabila fugue disosiatif bertahan dalam waktu yang lama, beberapa gejala spesifik sangat mungkin diperlihatkan penderita.

Melansir Healthline, gejala fugue disosiatif meliputi:

  • Kebingungan.
  • Ketidakhadiran tiba-tiba di tempat kerja atau tempat lain yang sering dikunjungi.
  • Kehilangan memori otobiografi (identitas diri sendiri, seseorang yang dikenal, dan peristiwa dalam hidup).
  • Bingung akan identitas diri sendiri.
  • Stres yang parah.
  • Depresi, cemas, pikiran untuk bunuh diri, dan masalah kesehatan mental lainnya.
  • Ketidakmampuan mengenali orang yang memiliki hubungan dekat.
  • Melakukan aktivitas bepergian ke tempat-tempat yang tidak biasa dikunjungi.

Baca Juga: Infantile Amnesia, 7 Fakta Alasan Kamu Sulit Ingat Memori Masa Kecil

3. Penyebab fugue disosiatif

Fugue Disosiatif, Amnesia Langka yang Bikin Penderita Bepergian Jauhunsplash.com/Burcu Dogan

Melansir Psychology Today, timbulnya keadaan fugue disosiatif sering kali mendadak dan cenderung dilatarbelakangi peristiwa traumatis seperti bencana alam, kecelakaan, kekerasan, serta pelecehan seksual maupun emosional.

Dugaan lainnya yaitu keterkaitan genetika. Biasanya, individu dengan gangguan disosiatif rentan memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa. 

Sementara itu, prevalensi fugue disosiatif dapat dikatakan relatif jarang terjadi. Melansir Verywell Mind, dilaporkan sekitar 0,2 persen dari suatu populasi mengalami fugue disosiatif.

Kondisi tersebut lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Individu yang sudah terdiagnosis gangguan disosiatif lainnya lebih rentan mengalami fugue disosiatif.

4. Diagnosis fugue disosiatif

Fugue Disosiatif, Amnesia Langka yang Bikin Penderita Bepergian Jauhunsplash.com/Gabrielle Henderson

Semenjak Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-5) dirilis, fugue disosiatif diklasifikasikan ke dalam subtipe gangguan amnesia disosiatif.

Fugue disosiatif tidak dapat didiagnosis jika statusnya berhubungan dengan kondisi atau situasi seperti konsumsi zat psikotropika, alkohol, atau obat-obatan tertentu, sedang menjalani pengobatan umum, terdiagnosis mengalami gangguan identitas disosiatif, delirium, epilepsi, demensia, serta trauma kepala.

Melansir Verywell Mind, metode diagnosis fugue disosiatif umumnya melibatkan pemeriksaan medis dan neurologis. Studi pencitraan saraf seperti pemindaian MRI atau tes EEG mungkin akan dilakukan untuk mengesampingkan kemungkinan masalah medis lain seperti epilepsi. 

Psikiater atau psikolog dapat membantu proses diagnosis dengan pemberian serangkaian alat penilaian dan melakukan wawancara untuk mengidentifikasi gejala pasien.

5. Pengobatan dan perawatan fugue disosiatif

Fugue Disosiatif, Amnesia Langka yang Bikin Penderita Bepergian Jauhunsplash.com/Priscilla Du Preez

Mengatasi fugue disosiatif dapat menjadi tantangan tersendiri karena kebanyakan orang dengan kondisi tersebut tidak tahu bahwa mereka mengalaminya. 

Terdapat beberapa jenis pengobatan dan perawatan yang mungkin akan direkomendasikan dokter untuk meminimalkan gejala, yang meliputi:

  • Psikoterapi.
  • Konsumsi untuk menangani depresi dan kecemasan terkait.
  • Terapi keluarga. 
  • Terapi seni.
  • Terapi perilaku dialektis.
  • Hipnoterapis klinis.
  • Meditasi atau relaksasi.
  • Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR).

Terdapat beragam alasan seseorang memperlihatkan kebingungan akan identitas diri sendiri atau lingkungan sekitarnya. Jika kamu merasa khawatir akan kesehatan orang terdekatmu yang diduga mengarah pada indikasi fugue disosiatif, ada baiknya segera berkonsultasi pada dokter untuk memastikannya.

Sementara itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi cara terbaik menangani fugue disosiatif yang relatif langka ini.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Dapat Meningkatkan Risiko Alzheimer dan Amnesia

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya