Khawatir Berlebih tentang Banyak Hal? Waspadai Gangguan Kecemasan Umum

Dilanda cemas berlebihan pastinya melelahkan

Cemas jelang wawancara kerja, sebelum operasi, bertemu calon mertua, atau hendak ujian akhir itu wajar. Namun, jika kecemasan yang dirasakan berlebihan dan berlangsung terus-menerus terhadap banyak hal, itu bisa jadi tanda gejala kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD). 

Bahkan, tidak jarang hanya dengan memikirkan satu hal saja bisa membuat rasa cemas tidak terkendali.

Mengutip laman Anxiety and Depression Association of America, GAD memengaruhi sekitar 3,1 persen atau 6,8 juta orang di Amerika Serikat (AS) pada tahun tertentu. 

GAD dapat terjadi di titik mana pun dalam siklus kehidupan. Gangguan ini bisa dialami siapa saja, tapi yang paling sering adalah orang dewasa yang berusia di atas 30 tahun. Perempuan diperkirakan dua kali lebih berisiko mengalaminya.

Tertarik dengan topik ini? Baca terus artikel ini sampai habis!

1. Gejalanya bervariasi

Khawatir Berlebih tentang Banyak Hal? Waspadai Gangguan Kecemasan UmumUnsplash.com/Priscilla Du Preez

Pada dasarnya, gejala GAD bervariasi pada setiap orang. Gejala bisa membaik atau justru sebaliknya di waktu yang berbeda. Misalnya, stres berat dan sakit secara fisik bisa membuat gangguan kecemasan umum memburuk untuk sementara waktu.

Dilansir Medical News Today berikut ini gejala gangguan kecemasan umum:

  • Gejala emosional dan kognitif meliputi: khawatir dan takut terus-menerus, tidak mampu menghadapi ketidakpastian tentang masa depan, sulit membuat keputusan, takut membuat keputusan yang salah, sulit konsentrasi, perencanaan dan pemecahan masalah yang berlebihan, serta sulit untuk relaks atau santai.
  • Gejala fisik meliputi: susah tidur, gelisah, keringat berlebihan, mudah terkejut, lebih sering buang air kecil, mual, diare, kelelahan, nyeri, otot tegang, serta jantung berdebar kencang tak beraturan (palpitasi).
  • Gejala perilaku meliputi: butuh kepastian dan persetujuan dari orang lain, menghindari situasi yang memicu kecemasan, menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas simpel, mengulangi tugas karena merasa tidak sempurna, beralih ke aktivitas lain karena sulit fokus untuk menyelesaikan tugas, serta bolos sekolah atau kerja karena kelelahan atau ketakutan.

2. Beberapa kondisi yang dapat menyertai gangguan kecemasan umum

Khawatir Berlebih tentang Banyak Hal? Waspadai Gangguan Kecemasan Umumunsplash.com/Hailey Kean

Kondisi yang dimaksud berupa alkoholisme, penyalahgunaan narkoba, depresi, serta gangguan kecemasan lain termasuk fobia, gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau gangguan kecemasan sosial.

Selain itu, dalam sebuah studi yang dalam jurnal “Karger” tahun 2015, peneliti mencatat adanya sejumlah kondisi fisik sering terjadi bersamaan dengan gangguan kecemasan. Kondisi fisik tersebut adalah migrain, demensia, penyakit kardiovaskular, penyakit gastrointestinal, penyakit kronis, penyakit Parkinson, kelainan kulit, dan kanker.

Dalam beberapa kasus, kecemasan dapat memicu gejala fisik dan sebaliknya, kondisi kesehatan kronis juga bisa memicu kecemasan.

Baca Juga: Perbedaan Antara Rasa Malu, Introvert, dan Kecemasan Sosial

3. Hal-hal yang dapat memicu gangguan kecemasan umum

Khawatir Berlebih tentang Banyak Hal? Waspadai Gangguan Kecemasan Umumpexels.com/Pixabay

Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan umum disebut-sebut menjadi kontributor utama. Hal ini diperkuat oleh sebuah studi dalam jurnal “Dialogues in Clinical Neuroscience”, yang menyatakan faktor genetika dan gangguan kecemasan umum dapat meningkatkan risiko pengembangan gangguan mental tersebut.

Selain itu, perbedaan fungsi otak juga dapat meningkatkan risiko GAD. Dalam sebuah studi yang dimuat di “The Psychiatric Clinics of North America”, ditemukan adanya perbedaan struktur otak pada studi neuroimaging menggunaakan pemindaian MRI.

Ketidakseimbangan serotonin, yakni senyawa kimia otak yang berperan mengelola suasana hati, juga ditemui pada orang-orang dengan GAD dan gangguan kecemasan lainnya.

Orang yang penakut atau pesimis juga lebih mungkin mengalami GAD. Pernyataan tersebut didukung oleh studi dalam jurnal “PLOS One”, yang menunjukkan hubungan antara gangguan kecemasan dan neurotisme, yang menganggap dunia tidak aman dan mengancam.

Faktor lainnya seperti peristiwa traumatis dan punya penyakit kronis juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kecemasan umum.

4. Kriteria diagnosis

Khawatir Berlebih tentang Banyak Hal? Waspadai Gangguan Kecemasan Umumunsplash.com/Priscilla Du Preez

Dewasa ini, masyarakat sudah lebih aware tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.

Jangan menyepelekan rasa cemas berlebihan, karena itu adalah sesuatu yang tidak wajar. Pasalnya, menurut panduan "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition" (DSM-5) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association, gangguan kecemasan umum masuk dalam kategori masalah mental.

Diagnosisnya harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

  • Merasa cemas dan khawatir secara berlebihan di beberapa ranah kehidupan selama setidaknya 6 bulan
  • Sulit mengendalikan kekhawatiran
  • Mengalami setidaknya 3 gejala (pada anak-anak bisa 1 gejala) seperti gelisah, gangguan tidur, kelelahan, gampang marah, sulit konsentrasi, dan otot tegang
  • Mengalami tekanan atau masalah signifikan dalam hubungan sosial maupun di tempat kerja
  • Gejala bukan diakibatkan oleh penggunaan zat atau kondisi medis lain

Untuk mengesampingkan masalah medis tertentu dan memastikan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, penggunaan kuesioner psikologi, mengkaji riwayat medis dan riwayat keluarga, tes refluks lambung, tes stres, serta tes darah atau tes urine.

5. Pengobatannya disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala serta kondisi lain yang mendasarinya

Khawatir Berlebih tentang Banyak Hal? Waspadai Gangguan Kecemasan Umumunsplash.com/Priscilla Du Preez

Pada banyak kasus, gangguan kecemasan umum perlu kombinasi pengobatan yang bergantung pada gejala dan kondisi lain yang mungkin menjadi dalangnya.

Beberapa opsi pengobatan bisa meliputi: terapi perilaku kognitif, psikoterapi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Selain itu, perubahan gaya hidup juga bisa dipertimbangkan untuk membantu mengendalikan gejala gangguan kecemasan umum. Misalnya dengan:

  • Rutin olahraga
  • Menerapkan pola makan sehat
  • Mampu mengelola stres dengan baik
  • Menentukan skala prioritas
  • Membuat jurnal untuk membantu mengindentifikasi hal-hal pemicu kekhawatiran dan apa solusinya
  • Memastikan tidur cukup tiap malamnya
  • Hindari minum minuman beralkohol
  • Batasi asupan kafein dan nikotin
  • Meditasi, yoga, dan praktik mindfulness

Sangat penting untuk menangani gangguan kecemasan umum dengan tepat. Bila dibiarkan, aktivitas sehari-hari akan terganggu, menyebabkan gangguan tidur, dan lama-lama menggerogoti kesehatan tubuh.

Selain itu, risiko timbulnya depresi pun meningkat, sehingga penderitanya rentan melakukan penyalahgunaan obat-obatan dan minuman keras. Dari situ, situasi hanya akan makin memburuk bila tidak segera ditangani. 

Baca Juga: Selain Psikologis, Ini 8 Gejala Fisik Gangguan Kecemasan atau Anxiety

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya