Masuk Ranah Kesehatan Mental, Kenali Gangguan Stres Akut, Yuk!  

Sering dipicu oleh peristiwa traumatis

Mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis bisa menimbulkan reaksi emosional negatif yang kuat selama beberapa waktu. Kurang lebih kondisi tersebut menggambarkan gangguan stres akut atau acute stress disorder (ASD).

Apakah kamu atau orang terdekatmu tengah berada pada fase stres seperti yang disebutkan di atas? 

Dalam dunia psikologi, seseorang yang mengalami peristiwa traumatis cenderung mengembangkan ganguan stres akut terlebih dulu, sebelum mengembangkan gangguan stres pasca trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).

Agar bisa memahami gangguan stres akut lebih baik, mari mengenalinya lebih dalam lewat ulasan berikut ini.

1. Penyebab seseorang mengalami gangguan stres akut

Masuk Ranah Kesehatan Mental, Kenali Gangguan Stres Akut, Yuk!  Unsplash.com/Anthony Tran

Inti dari penyebab gangguan stres akut adalah peristiwa traumatis. Seseorang dapat mengembangkan gangguan tersebut setelah mengalami satu atau lebih peristiwa traumatis dalam hidupnya.

Peristiwa traumatis tersebut termasuk bencana alam, kecelakaan, kekerasaan seksual, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, kematian orang yang dicintai, cedera parah, atau ancaman kematian.

Menurut U.S. Department of Veterans Affais dalam “PTSD: National Center for PTSD” diperkirakan sekitar 6-33 persen orang yang mengalami peristiwa traumatis dapat mengembangkan gangguan stres akut.

Sementara itu, menurut “Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-5)” yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association (APA), frekuensi perkembangan gangguan stres akut yang terpapar peristiwa traumatis pada individu bergantung pada konteks penilaian dan sifat peristiwa.

Persentase kasus gangguan stres akut diperkirakan sebagai berikut:

  • 20-50 persen kasus traumatis interpersonal seperti pemerkosaan, penyerangan, dan menyaksikan penembakan massal;
  • 13-21 persen kecelakaan berkendara;
  • 19 persen serangan;
  • 14 persen cedera otak traumatis ringan;
  • 10 persen luka bakar parah;
  • 6-12 persen kecelakaan di tempat kerja.

2. Gejalanya beragam

Masuk Ranah Kesehatan Mental, Kenali Gangguan Stres Akut, Yuk!  unsplash.com/Aliyah Jamous

Gangguan stres akut biasanya bertahan setidaknya selama 3-30 hari setelah mengalami guncangan psikologis dari peristiwa traumatis.

Seseorang yang diduga mengalami gangguan stres akut biasanya akan menunjukkan beberapa gejala intens. Dilansir dari berbagai sumber, terdapat lima kategori gejala dari sisi psikologis yang terdiri dari:

  • Gangguan intrusi: meliputi perasaan tertekan ketika sesuatu mengingatkan akan peristiwa traumatis dan mengalami episode kilas balik (mimpi buruk) yang berulang dari peristiwa traumatis.
  • Gejala disosiatif: meliputi ketidakmampuan untuk mengingat aspek penting dari peristiwa traumatis (biasanya karena amnesia disosiatif dan bukan dari faktor lain seperti obat-obatan, alkohol, atau cedera kepala) dan pengertian yang berubah dari realitas lingkungan atau diri sendiri (linglung, perasaan waktu seakan melambat, dan melihat diri sendiri dari sudut pandang orang lain).
  • Gejala gairah: meliputi gangguan tidur, kewaspadaan berlebihan, respons mengejutkan berlebihan, masalah konsentrasi, mudah tersinggung, serta ledakan amarah baik verbal atau fisik terhadap objek dan orang.
  • Gejala penghindaran: meliputi upaya menghindari ingatan yang menyedihkan terkait dengan peristiwa traumatis dan menghindari komponen eksternal seperti orang, tempat, aktivitas, objek, atau situasi yang membangkitkan ingatan akan peristiwa traumatis.
  • Suasana hati negatif: meliputi ketidakmampuan yang secara terus-menerus merasakan emosi positif (sulit merasakan cinta dan bahagia).

Di samping lima kategori gejala tersebut, kecemasan dan depresi juga bisa berkembang.

Dari segi fisik, biasanya ditunjukkan dengan nyeri dada, sakit perut, sakit kepala, mual, berkeringat, sulit bernapas, jantung berdebar kencang, dan berkeringat.

Baca Juga: Jangan Takut, Ini 7 Fakta dan Solusi Trauma Psikologis

3. Siapa yang berisiko mengalami gangguan stres akut?

Masuk Ranah Kesehatan Mental, Kenali Gangguan Stres Akut, Yuk!  unsplash.com/Beniamin Şinca

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan stres akut. Perempuan tampaknya lebih berisiko ketimbang laki-laki.

Selain itu, riwayat kesehatan mental, sejarah trauma yang dialami, mengidap kepribadian neurotik, dan seseorang yang memilih penghindaran sebagai mekanisme coping lebih berisiko mengembangkan gangguan stres akut.

4. Diagnosis gangguan stres akut

Masuk Ranah Kesehatan Mental, Kenali Gangguan Stres Akut, Yuk!  unsplash.com/Anthony Tran

Orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis dan berpikir bahwa dirinya mengalami gangguan stres akut, baiknya berkonsultasi ke dokter atau tenaga ahli terkait. Kondisi ini biasanya bisa terdiagnosis setidaknya 3 hari setelah gejala muncul.

Setelah memeriksa riwayat kesehatan pasien secara menyeluruh, dokter biasanya akan menegakkan diagnosis gangguan stres akut dengan menggunakan kriteria dari DSM-5 yaitu:

  • Pengalaman cedera serius, kekerasan seksual, atau ancaman kematian yang dialami pasien sebagai peristiwa traumatis.
  • Setidaknya 9 dari 14 gejala baik dari segi gejala psikologis maupun gejala fisik harus dialami pasien.
  • Kehidupan normal pasien seperti pekerjaan jadi terbengkalai atau ketidakmampuan berpartisipasi dalam lingkup sosial.
  • Durasi gangguan berlangsung setidaknya 3 hari dan paling lama 1 bulan setelah peristiwa traumatis terjadi.
  • Mengesampingkan penyebab lain seperti kondisi fisik, cedera otak, kondisi psikologis lainnya, efek obat-obatan, atau pengaruh alkohol.

5. Pengobatan untuk gangguan stres akut

Masuk Ranah Kesehatan Mental, Kenali Gangguan Stres Akut, Yuk!  Unsplash.com/Verne Ho

Setelah proses diagnosis selesai, dokter mungkin memberi rekomendasi pengobatan dan perawatan untuk gangguan stres akut.

Opsi pengobatan tersebut di antara adalah terapi perilaku kognitif, terapi paparan, hipnoterapi, evaluasi psikiatri, rawat inap, dan konsumsi obat-obatan (obat anticemas, antidepresan, danselective serotonin reuptake inhibitor atau SSRI).

Tak sedikit pasien yang kemudian terdiagnosis PTSD. Ini bisa terjadi ketika gejala menetap selama lebih dari sebulan dan menyebabkan pasien mengalami stres yang signifikan.

Sering kali, pasien juga mengalami kesulitan berbaur dalam masyarakat dan mengendalikan diri sendiri. Menurut APA, diperkirakan 50 persen penderita PTSD bisa sembuh setelah mendapat perawatan dalam kurun 6 bulan, sementara sebagian lainnya bisa mengalaminya selama bertahun-tahun.

6. Bisakah dicegah?

Masuk Ranah Kesehatan Mental, Kenali Gangguan Stres Akut, Yuk!  unsplash.com/Ksenia Makagonova

Kalau disuruh memilih, tidak ada orang yang mau mengalami peristiwa traumatis. Namun, kadang itu tak terhindarkan, kita tak bisa mengelak takdir.

Bila mengalami peristiwa menyakitkan atau mengerikan, untuk mengurangi risiko berkembangnya gangguan stres akut, upayakan sebaik mungkin untuk tidak berlarut-larut terjebak dilanda kesedihan dan ketakutan.

Langkah pertama dan terbaik yang bisa dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli kejiwaan setelah mengalami peristiwa traumatis untuk meredam perkembangan gejala stres akut.

Selain itu, cari dukungan dari keluarga, kerabat, teman, atau orang-orang terdekat lainnya.

Langkah selanjutnya adalah mendapatkan pengobatan untuk gangguan kesehatan mental lainnya, mendapatkan pelatihan khusus dalam dunia kerja, serta meminta bantuan pada ahli untuk menerapkan mekanisme penanganan efektif.

Demikian fakta tentang gangguan stres akut. Kalau kamu ada orang yang kamu kenal sedang mengalami fase kelam ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli kejiwaan untuk menghindari perburukan gejala dan gangguan mental yang lebih serius.

Ingat, semua orang berhak untuk bahagia dan berusaha untuk melepaskan duri tajam yang bersarang akibat peristiwa traumatis. Semangat!

Baca Juga: 5 Tips Atasi Stres Berat Agar Kesehatan Mental Tidak Terganggu

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya