Muntah Proyektil: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Perawatan

Muntah proyektil adalah jenis muntah yang lebih parah.

Muntah proyektil atau projectile vomiting adalah jenis muntah yang kuat, ketika isi perut terdorong secara paksa dalam bentuk semburan. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai bentuk manifestasi reaksi tubuh akibat paparan racun atau kondisi medis lain yang mendasari.

Muntah proyektil bisa memengaruhi siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, sampai orang dewasa. Penyebabnya pun bisa berbeda-beda. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah ulasan lengkap mengenai muntah proyektil.

1. Tanda dan gejala

Muntah Proyektil: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Perawatanilustrasi perempuan sakit kepala (pexels.com/Sora Shimazaki)

Muntah proyektil berbeda dengan jenis muntah pada umumnya. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan seseorang memuntahkan isi perut dengan kuat dan menjalar. Dengan kata lain, muntah proyektil adalah jenis muntah yang lebih parah. Bahkan, tipe muntah ini bisa terjadi tanpa didahului mual atau tanda-tanda spesifik yang mengindikasikan masalah kesehatan.

Meskipun demikian, dilansir Medical News Today, gejala muntah proyektil bisa ditunjukkan dengan beberapa tanda seperti sakit kepala, nyeri di tubuh, serta kehilangan nafsu makan.

Adapun tanda spesifik muntah proyektil menurut studi dalam Journal of Infection Prevention tahun 2014 adalah muntahan bisa tersembur cukup jauh. Ini berarti apabila muntah proyektil disebabkan oleh penyakit, maka sifatnya tidak hanya membahayakan individu yang terdampak, tetapi juga orang lain yang terkena cipratannya karena bisa menular.

2. Muntah proyektil pada bayi dan anak-anak

Muntah Proyektil: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Perawatanilustrasi anak kecil sedang sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Pada bayi dan anak-anak, muntah proyektil bisa disebabkan oleh beberapa hal. Ini meliputi:

  • Stenosis pilorus: Terjadi ketika otot pilorus mengalami penebalan, yakni bagian perut yang menghubungkan antara lambung dan usus halus (usus dua belas jari). Gejalanya meliputi dehidrasi, buang air besar lebih sedikit, penurunan atau sulit menambah berat badan, serta kontraksi perut setelah minum ASI. Karena stenosis pilorus dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dan menghalangi makanan menuju usus, dokter biasanya merekomendasikan perawatan medis lewat pembedahan.
  • Penyumbatan usus: Ini terjadi ketika masalah pencernaan menyebabkan makanan tidak dapat masuk secara normal ke organ pencernaan (usus). Gejala yang mungkin timbul yakni sakit perut, mual, muntah, hingga terganggunya proses pengeluaran gas dan feses.
  • Gastroesophageal reflux disease (GERD): Merupakan kondisi yang ditandai dengan naiknya isi lambung menuju kerongkongan. Gejala GERD pada bayi di antaranya sulit bernapas, menolak makanan, sampai memuntahkan cairan berwarna hijau kekuningan. 
  • Infeksi: Ini disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, atau parasit. Ketika anak kecil mengalami infeksi perut yang memengaruhi sistem pencernaan, gejala yang ditunjukkan hampir mirip pada orang dewasa, yakni diare, demam, dan kram perut. Meskipun sebagian besar infeksi tidak menyebabkan muntah proyektil, tetapi bukan tidak mungkin seseorang bisa mengembangkannya.
  • Makan berlebihan: Porsi makan anak kecil tentu berbeda dengan orang dewasa. Oleh karenanya, saat asupan makanan anak berlebih, ini dapat meningkatkan risiko muntah proyektil. Pada saat itu, perut bekerja secara otomatis mengeluarkan makanan yang tidak mendapatkan ruang dalam sistem pencernaan.

Baca Juga: Bayi Muntah setelah Minum ASI, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya

3. Muntah proyektil pada orang dewasa

Muntah Proyektil: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Perawatanilustrasi sakit perut (pexels.com/Kindel Media)

Beberapa kemungkinan penyebab muntah proyektil pada orang dewasa di antaranya:

  • Keracunan makanan: Saat tubuh menerima sinyal bahaya dari makanan yang dikonsumsi, maka secara spontan tubuh bekerja untuk membuang objek berbahaya tersebut. Objek berbahaya di sini dapat berupa bakteri (racun) yang menjadi kontaminan dalam makanan.
  • Penyumbatan usus: Obstruksi usus dapat menjadi penghalang bagi makanan untuk masuk ke dalam usus pada proses pencernaan. Kondisi ini biasanya ditunjukkan dengan gejala berupa kembung, nyeri parah pada perut, diare atau sembelit (tergantung pada organ yang terdampak), serta penurunan nafsu makan.
  • Infeksi: Infeksi saluran pencernaan, salah satunya karena norovirus, sering kali memicu muntah. Ini sering dikaitkan dengan gastroenteritis, di mana sifatnya bisa menular dan paling umum memengaruhi orang saat musim dingin. Gejala infeksi saluran pencernaan pada orang dewasa meliputi diare, mual, muntah, sakit perut, pegal-pegal, dan kelelahan.
  • Makan berlebihan: Sama dengan bayi atau anak kecil, orang dewasa memiliki kapasitas dalam menampung makanan yang dikonsumsi. Apabila terlalu banyak makan, ini bisa menyebabkan muntah karena tidak cukup ruang penyimpanan dalam organ pencernaan.

Baca Juga: Obstruksi Usus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

4. Perawatan

Muntah Proyektil: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Perawatanilustrasi tidur beristirahat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perawatan untuk muntah proyektil tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Sebagian besar kasus yang sifatnya ringan dapat diatasi dengan perawatan rumahan, seperti:

  • Istirahat yang cukup.
  • Minum air putih sesuai anjuran dokter.
  • Minum obat diare.
  • Jika diperlukan dapat mengonsumsi obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi demam dan sakit serta obat pereda mual dan muntah.
  • Makan dengan porsi kecil dan secukupnya.

5. Risiko komplikasi

Muntah Proyektil: Gejala, Penyebab, Komplikasi, Perawatanilustrasi anak kecil sedang sakit (pexels.com/cottonbro)

Komplikasi potensial utama dari muntah proyektil, seperti jenis muntah lainnya, adalah dehidrasi. Ini bisa dicegah dengan minum air putih atau minuman olahraga setelah muntah. Cara lainnya bisa dengan mengunyah es batu untuk menjaga hidrasi sambil mengontrol jumlah asupan cairan.

Muntah kronis juga bisa menyebabkan kekurangan gizi dan penurunan berat badan karena tubuh mengeluarkan makanan alih-alih mencerna dan menyerap nutrisi darinya. Kembali makan dengan makanan hambar setelah muntah secara perlahan bisa membantu menahan makanan dan mencegah komplikasi ini.

Muntah proyektil lebih kuat daripada jenis muntah lainnya, sehingga lebih cenderung menyebabkan robeknya kerongkongan. Robekan di lapisan dalam superfisial esofagus (mukosa) di dekat tempat pertemuannya dengan perut disebut robekan Mallory-Weiss.

Apabila terdapat darah dalam muntah dan sakit perut setelah episode muntah parah, segera hubungi dokter. Dokter dapat mendiagnosis robekan dengan endoskopi saluran cerna bagian atas untuk melihat kerongkongan bagian bawah. Sering kali ini akan sembuh dengan sendirinya, tetapi dokter dapat memperbaiki robekan tersebut jika diperlukan.

Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah tersedak akibat menahan atau menghirup muntahan. Di samping itu, asam yang terkandung dalam muntahan bisa berdampak negatif pada paru-paru apabila terhirup ke dalam organ tersebut.

Muntah proyektil sering kali tidak menimbulkan bahaya medis. Namun, ini bisa jadi pertanda masalah kesehatan yang lebih serius, terlebih pada bayi dan anak kecil. Jika bayi atau anak kecil mengalami muntah proyektil, baiknya segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan agar anak mendapat perawatan yang tepat.

Baca Juga: Muntah? Ini 7 Gangguan Kesehatan yang Paling Sering Jadi Penyebabnya

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya