Dari Napas Lambat sampai Cepat, Kenali 5 Jenis Pernapasan Abnormal

Mungkin ini merupakan tanda adanya penyakit di tubuhmu...

Bernapas adalah kebutuhan dasar manusia demi pemenuhan oksigen yang memadai (adekuat). Nah, tingkat pernapasan tiap orang berbeda-beda, umumnya tergantung usia.

Mengutip dari laman Johns Hopkins Medicine, tingkat pernapasan normal pada orang dewasa adalah sekitar 12-16 kali per menit. Bila sedang melakukan aktivitas berat, tingkatnya bisa meningkat sampai 45 kali napas per menit.

Nah, apabila tingkat pernapasan kamu lebih tinggi atau lebih rendah, itu bisa menandakan adanya masalah dalam tubuh kamu, lho. Maka dari itu, yuk kenali beberapa jenis pernapasan tidak normal (abnormal) yang bisa terjadi, sehingga kamu tahu kapan harus cek ke dokter.

1. Dispnea

Dari Napas Lambat sampai Cepat, Kenali 5 Jenis Pernapasan Abnormalunsplash.com/Ernest Brillo

Dispnea merupakan istilah medis untuk sesak napas. Dilansir dari laman Medical News Today, gangguan pernapasan ini umum terjadi, dan biasanya dialami saat kamu menggunakan terlalu banyak tenaga, berada di ketinggian, atau bisa juga gejala dari penyakit tertentu.

Tanda-tandanya adalah: sesak napas setelah beraktivitas atau akibat kondisi medis tertentu, merasa seperti tercekik karena sulit bernapas, napas sesak, dada terasa sesak, pernapasan cepat dan pendek, mengi, dan batuk. Jika dispnea muncul tiba-tiba dan gejalanya parah, itu adalah tanda adanya masalah kesehatan serius.

Penyebab dispea yang paling sering terjadi adalah asma, gagal jantung, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit paru interstisial, pneumonia, dan masalah psikogenik yang umumnya berkaitan dengan kecemasan.

Dispnea bisa bersifat akut (muncul tiba-tiba) maupun kronis (sudah berlangsung selama berulan-bulan).

Penyebab dispnea akut bisa berupa asma, kecemasan, tersedak atau menghirup sesuatu yang menghalangi jalan napas, alergi, anemia, paparan tingkat karbon monoksida yang berbahaya, gagal jantung, tekanan darah rendah (hipotensi), paru-paru kolaps, hernia hiatus, serta sering dialami pada orang-orang dengan kondisi terminal (tidak punya harapan sembuh).

Pada dispnea kronis, mungkin penyebabnya adalah asma, PPOK, masalah jantung, obesitas, dan fibrosis paru interstisial.

Beberapa penyebab lain pemicu dispnea termasuk cedera traumatis di pari, kanker paru, tuberkulosis, kardiomiopati, gangguan irama jantung, dan masih banyak lagi.

2. Bradipnea

Dari Napas Lambat sampai Cepat, Kenali 5 Jenis Pernapasan Abnormalunsplash.com/DANNY G

Bradipnea adalah kondisi napas yang lebih lambat dari biasanya, akibat tubuh tidak mendapat suplai oksigen yang cukup.

Pada orang dewasa dengan bradipnea, tingkat pernapasan mereka bisa di bawah 12 napas per menit. Kondisi ini bisa terjadi baik saat seseorang tidur maupun terjaga.

Bradipnea bisa menjadi tanda kondisi yang dapat memengaruhi metabolisme, atau masalah lainnya seperti sleep apnea, keracunan karbon monoksida, dan overdosis obat-obatan.

Gejala bradipnea meliputi rasa seperti mau pingsan, pusing, kelelahan, kebingungan, koordinasi tubuh yang buruk, nyeri dada, dan masalah memori.

Bila tidak ditangani dengan benar, kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi, seperti dikutip dari Healthline, adalah hipoksemia (kondisi darah kekurangan oksigen) dan asidosis respiratorik.

Baca Juga: 7 Bahan Alami yang Ampuh untuk Atasi Gangguan Pernapasan

3. Takipnea

Dari Napas Lambat sampai Cepat, Kenali 5 Jenis Pernapasan Abnormalunsplash.com/Carol Oliver

Takipnea adalah kebalikan dari bradipnea, yaitu peningkatan frekuensi pernapasan. Orang-orang dengan takipnea akan bernapas lebih cepat untuk menjaga oksigen yang mengalir ke tubuh tetap seimbang.

Penyebab takipnea paling umum adalah kekurangan oksigen atau terlalu banyak karbon dioksida dalam tubuh.

Dilansir Verywell Health, penyebab takipnea bisa dilihat secara fisiologis maupun patologis.

Penyebab fisiologis merupakan bentuk respons normal tubuh terhadap kondisi tertentu, yang meliputi: ketidakseimbangan antara gas pernapasan dalam tubuh, ketidakseimbangan asam basa dalam tubuh, dan demam. Pada kondisi ini, takipnea bukan sesuatu yang abnormal, tapi lebih pada bagaimana tubuh mengompensasi ketidaknormalan yang sedang terjadi agar tetap seimbang (homeostasis).

Pada penyebab patologis, berarti ada penyakit yang mendasarinya, bisa berkaitan dengan paru-paru, jantung, jantung, hiperventilasi, asidosis metabolik, sistem saraf pusat, dan konsumsi obat-obatan.

Contohnya adalah PPOK, asma, pneumonia, gagal jantung, anemia, hiperventilasi akibat rasa sakit atau kecemasan, ketoasidosis diabetik, ensefalopati hepatik, tumor otak, hingga penggunaan obat-obatan seperti aspirin, stimulan, dan mariyuana.

4. Hiperpnea

Dari Napas Lambat sampai Cepat, Kenali 5 Jenis Pernapasan Abnormalunsplash.com/Brooke Cagle

Hiperpnea adalah kondisi ketika seseorang menghirup lebih banyak oksigen, sebagai respons bahwa tubuh membutuhkannya lebih banyak.

Kondisi yang bikin kamu perlu lebih banyak oksigen adalah saat olahraga, sedang sakit, dan berada di ketinggian.

Meski tampak wajar, tapi hiperpnea juga bisa dikaitkan dengan penyakit seperti gagal jantung, sepsis, anemia, asma, PPOK, asidosis metabolik, dan gangguan panik.

5. Hiperventilasi

Dari Napas Lambat sampai Cepat, Kenali 5 Jenis Pernapasan AbnormalUnsplash.com/Kirill Balobanov

Bila kamu merasa napas pendek, cemas, atau merasa ingin pingsan, ini merupakan kondisi hiperventilasi atau pernapasan berlebihan.

Dilansir WebMD, napas cepat dan dalam ini berdampak pada darah. Normalnya, kamu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Namun, pada hiperventilasi, karbon dioksida di aliran darah drop secara signifikan. Dampaknya bisa langsung dirasakan karena kamu akan merasa tidak enak badan.

Hiperventilasi umumnya sering dialami pada usia 15-55 tahun, dan bisa muncul akibat adanya gangguan kecemasan, serangan panik, asma, stres, cemas atau khawatir, olahraga berlebihan, emfisema atau penyakit paru lainnya, berada di ketinggian, cedera kepala, dan syok.

Gejala hiperventilasi meliputi: napas pendek, detak jantung lebih cepat, nyeri atau sesak di dada, rasa ingin pingsan atau pusing, dada terasa sesak atau sakit, sering menguap atau menghela napas, dan rasa kebas di tangan dan kaki.

Sampai di sini, jangan pernah meremehkan pola pernapasan, ya! Apabila kamu sering mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, atau pertama kali merasakannya, sebaiknya bicarakan dengan dokter.

Bila pernapasan abnormal yang kamu alami merupakan akibat penyakit tertentu, diagnosis dini akan berdampak besar pada peluang kesembuhan.

Baca Juga: 10 Makanan Ini Bisa Meredakan Sesak Napas, Mudah Didapatkan Lho!

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya