Kenali Hiperakusis, Saat Pendengaran Sensitif terhadap Suara Tertentu

Gangguan pendengaran ini tak boleh dianggap remeh

Suara yang keras seperti konstruksi bangunan, teriakan, alarm, konser musik, dan bunyi klakson bisa begitu mengganggu. Namun, jika kamu peka terhadap suara tertentu yang cukup keras hingga mengganggu pendengaran dan keseimbangan tubuh, bisa jadi itu tanda hiperakusis.

Dilansir dari laman WebMD, hiperakusis adalah kasus yang jarang terjadi dan memengaruhi 1 dari 50.000 orang. Kebanyakan penderita juga mengalami kondisi telinga berdenging (tinitus).

Penderita hiperakusis umumnya memiliki tingkat kepekaan yang berlebihan terhadap suara tertentu yang frekuensinya cukup keras. Akibatnya, terjadi ketidaknyamanan saat mendengar bunyi tersebut, bahkan kalau sudah parah dapat menimbulkan rasa sakit.

Menarik untuk disimak, mari kenali fakta-fakta tentang hiperakusis di bawah ini.

1. Gejala hiperakusis dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap

Kenali Hiperakusis, Saat Pendengaran Sensitif terhadap Suara Tertentuunsplash.com/Lauren Rader

Gejala utama yang muncul pada penderita hiperakusis tentunya berkaitan dengan suara. Bunyi yang terdengar wajar bagi orang normal tidak berlaku bagi penderita hiperakusis. Penderita dapat merasakan ketidaknyamanan, bahkan terhadap suara sendiri. Suara dengan frekuensi rendah pun, seperti suara kulkas, juga bisa terdengar keras.

Selain ketidaknyamanan, suara tertentu dapat menimbulkan rasa sakit, memperburuk kepekaan pendengaran, memperburuk tinitus, dan menimbulkan sensasi seperti suara "popping" di dalam telinga.

2. Umumnya hiperakusis terjadi karena masalah medis tertentu

Kenali Hiperakusis, Saat Pendengaran Sensitif terhadap Suara Tertentupexels.com/David Garrison

Seseorang biasanya tidak terlahir dengan hiperakusis dan umumnya kondisi ini dialami akibat masalah kesehatan tertentu. Beberapa kondisi medis yang diduga menjadi penyebab hiperakusis antara lain:

  • Cedera kepala
  • Kerusakan pada satu atau kedua telinga
  • Migrain
  • Gangguan stres pasca trauma
  • Gangguan sendi temporomandibular
  • Penggunaan obat valium
  • Indikasi epilepsi
  • Depresi
  • Autisme
  • Sindrom kelelahan kronis
  • Sindrom Williams
  • Penyakit Meniere, Lyme, dan Tay-Sachs

Ketika telinga mendeteksi suara sebagai bentuk getaran, otak penderita hiperakusis bekerja seolah-olah membingungkan atau melebih-lebihkan getaran yang masuk.

Beberapa kasus dapat terjadi ketika seseorang berada di area yang dapat memicu suara bising, seperti suara tembakan atau suara-suara lainnya di sekitar dalam waktu yang lama.

3. Jenis kepekaan pendengaran yang berhubungan dengan hiperakusis

Kenali Hiperakusis, Saat Pendengaran Sensitif terhadap Suara Tertentupexels.com/Thegiansepillo

Istilah mengenai kepekaan pendengaran terkadang sedikit membingungkan. Istilah hiperakusis tak jarang dipakai untuk merujuk ke semua jenis kepekaan pendengaran, termasuk di dalamnya toleransi bunyi tertentu.

Dilansir dari laman National Health Service dan British Tinnitus Association, kondisi yang berkaitan dengan hiperakusis di antaranya fonofobia, misofonia, dan recruitment.

Fonofobia merujuk pada beberapa suara yang bisa membuat seseorang merasa cemas. Misofonia adalah bunyi-bunyian yang dapat membuat seseorang marah (bunyi yang dibenci, misalnya suara kunyahan). Sementara itu, recruitment adalah ketika seseorang kesulitan dalam menyesuaikan suara pelan dan lantang.

Baca Juga: 5 Tips Saat Kamu Pakai Headset, Agar Kesehatan Telinga Terjaga

4. Kalau sampai merasa nyeri, lebih baik cek ke dokter

Kenali Hiperakusis, Saat Pendengaran Sensitif terhadap Suara Tertentupexels.com/Karolina Grabowska

Dalam proses diagnosis, dokter akan memahami kondisi hiperakusis terlebih dahulu sebelum melakukan investigasi formal sesuai prosedur medis. Dokter spesialis THT terutama, mungkin akan mengawalinya dengan wawancara medis terkait riwayat kesehatan.

Selanjutnya, dokter akan mengamati kondisi telinga dan melakukan tes pendengaran untuk konfirmasi lebih lanjut dan memastikan kondisi pasien.

5. Tahap perawatan untuk mengobati hiperakusis

Kenali Hiperakusis, Saat Pendengaran Sensitif terhadap Suara Tertentupexels.com/mentatdgt

Sayangnya, hingga saat ini belum ada obat khusus untuk mengobati hiperakusis. Opsi perawatan dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.

Beberapa kasus yang diakibatkan oleh cedera kepala atau telinga ringan mungkin dapat pulih seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, jika tidak kunjung membaik, dokter dapat merekomendasikan perawatan tertentu seperti desensitisasi. Nantinya, dokter akan merangsang pendengaran pasien dengan suara pelan dan secara bertahap meningkatkan volumenya.

Selain itu, terapi perilaku kognitif juga dapat dilakukan dengan tujuan mengubah pola pikir mengenai hiperakusis dan mengurangi kecemasan. Perubahan gaya hidup dengan teknik relaksasi dan konseling juga sudah banyak diaplikasikan di beberapa negara.

Meskipun hiperakusis adalah kondisi langka, tapi tindakan preventif tetap diperlukan untuk menurunkan risiko terjadinya kondisi tersebut.

Gangguan pendengaran bukanlah sesuatu yang boleh diabaikan. Bila kamu peka terhadap suara tertentu bahkan sampai merasa sakit saat mendengarnya, atau ada gejala pada pandengaran lainnya, sebaiknya buat janji temu dengan dokter agar bisa diatasi sedini mungkin dan tidak mengganggu aktivitas.

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Gangguan Pendengaran, Lakukan Sebelum Terlambat!

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya