Terobsesi pada Hubungan? Mungkin Itu Tanda Kecanduan Jatuh Cinta

Cenderung tidak mampu mempertahankan hubungan yang sehat

Kecanduan menjadi suatu kondisi serius yang dapat memengaruhi kinerja otak. Cepat atau lambat, kecanduan dapat memengaruhi cara seseorang berpikir dan mengambil keputusan. Tak heran kalau kondisi tersebut bisa berdampak negatif pada diri sendiri atau bahkan orang yang dicintai.

Dalam kaitan dengan cinta, hubungan sering kali menjadi tahap lanjutan sebagai pembuktian akan perasaan. Hal ini memang tidak ada kaitannya dengan candu karena kehidupan romansa adalah hal wajar. Namun, yang perlu diwaspadai adalah ketika pasanganmu atau dirimu berperilaku melewati batas wajar dan melakukannya secara intens. Kenapa perlu waspada?

Karena, bisa jadi dia atau kamu menunjukkan indikasi kecanduan akan jatuh cinta. Meskipun masih diperdebatkan, para ahli telah memiliki bukti akurat melalui penelitian ilmiah terkait kecanduan jatuh cinta. Nah, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Gagasan kecanduan jatuh cinta masih kontroversial

Terobsesi pada Hubungan? Mungkin Itu Tanda Kecanduan Jatuh Cintaunsplash.com/Nathan Dumlao

Melansir Healthline, seseorang yang dirasa mengalami indikasi kecanduan jatuh cinta biasanya menunjukkan perilaku khas seperti merasa tidak lengkap tanpa pasangan, terus-menerus membicarakan tentang jatuh cinta, dan bergairah untuk jatuh cinta tetapi tidak sanggup mempertahankan hubungan sehat dalam jangka panjang.

Walaupun demikian, gagasan mengenai kecanduan jatuh cinta masih diperdebatkan. Seorang terapis dan konseling pernikahan dari Amerika Serikat (US), Vicki Botnick, LMFT, menjelaskan jika penggunaan istilah kecanduan yang merujuk pada cinta dan seks adalah kontroversial.

Keduanya (cinta dan seks) merupakan hal alami dari kehidupan manusia, berbeda dengan kasus kecanduan yang berhubungan dengan penggunaan narkoba atau perjudian.

2. Kurangnya kriteria diagnostik dalam mengkaji kecanduan jatuh cinta

Terobsesi pada Hubungan? Mungkin Itu Tanda Kecanduan Jatuh Cintaunsplash.com/Scott Webb

Berganti pasangan dalam waktu singkat, punya banyak pacar pada waktu bersamaan, keinginan untuk segera mencari baru setelah putus hubungan, dan mencoba menikmati rasanya menjalin hubungan tidak bisa menjadi indikator seseorang dikatakan mengalami kecanduan jatuh cinta.

Namun, sebagaimana yang dikemukakan Vicki kepada Healthline, ia mengatakan bahwa hal tersebut berkaitan terhadap pikiran dan perilaku seseorang yang menyebabkan dampak negatif berupa kesusahan ekstrem yang signifikan dan berkelanjutan.

Secara sederhana, kurangnya kriteria diagnostik juga turut andil dalam merumitkan masalah terkait kecanduan jatuh cinta.

Baca Juga: Gak Banyak yang Tahu, Ini 5 Manfaat Jatuh Cinta bagi Kesehatan

3. Bagaimana kecanduan jatuh cinta dapat terjadi?

Terobsesi pada Hubungan? Mungkin Itu Tanda Kecanduan Jatuh Cintaunsplash.com/Milan Popovic

Seperti kecanduan jenis lainnya, perilaku yang mengarah pada tanda-tanda kecanduan hubungan asmara dipengaruhi oleh interaksi faktor yang kompleks. Faktor tersebut meliputi genetika, zat kimia di otak, pola pengasuhan, dan lingkungan.

Selain itu, Vicki juga mengatakan bahwa harga diri yang rendah menjadi kontributor utama seseorang mengalami kecanduan jatuh cinta. Ini terjadi saat seseorang tidak tahu bagaimana mendapatkan umpan balik positif dari dalam diri, sehingga mereka cenderung membutuhkannya dari sumber lain. Jatuh cinta atau hanya mendapatkan minat dari orang lain bisa menjadi metode yang diandalkan.

4. Apa kata penelitian mengenai kecanduan jatuh cinta?

Terobsesi pada Hubungan? Mungkin Itu Tanda Kecanduan Jatuh Cintaunsplash.com/Allan Filipe Santos Dias

Beberapa studi yang terpublikasi telah mengeksplorasi karakteristik kecanduan dalam perkembangan hubungan romansa. 

Studi dalam jurnal Frontiers in Psychology tahun 2016 menjelaskan jika cinta merupakan candu alami. Orang yang sedang jatuh cinta sering mengalami euforia, ketergantungan, penarikan diri, dan perilaku lain yang terkait dengan kecanduan.

Peneliti menjelaskan, apabila sistem penghargaan dopamin otak diaktifkan oleh cinta, terdapat kemiripan dengan pengaktifan akibat zat dan perilaku adiktif. Namun, dalam penelitian tersebut tim peneliti membuat perbedaan bahwa cinta tidak diklasifikasikan sebagai kecanduan perilaku atau kimiawi.

Selanjutnya, studi dalam jurnal Sexual Addiction & Compulsivity tahun 2018 menekankan akan kaitannya cinta dengan dopamin. Namun, peneliti mencatat bahwa keinginan dan kerinduan cenderung melunak seiring waktu menjadi cinta yang lebih stabil dan abadi (cinta yang saling menguntungkan). Sementara itu, cinta yang bertepuk sebelah tangan lebih mungkin terasa seperti candu dan membuat ketagihan.

5. Kendali tanda-tanda kecanduan jatuh cinta

Terobsesi pada Hubungan? Mungkin Itu Tanda Kecanduan Jatuh Cintaunsplash.com/Vladimir Fedotov

Meskipun kecanduan jatuh cinta tidak dikenali sebagai diagnosis resmi, para ahli kesehatan mental dan penelitian telah merumuskan beberapa tanda dan gejalanya.

Tanda dan gejala yang harus diwaspadai sebagai indikasi kecanduan jatuh cinta yakni:

  • Merasa jatuh cinta secara terus-menerus, konsisten, dan intens
  • Mendambakan seseorang yang tidak merasakan perasaan yang sama
  • Mengidealkan ide cinta yang tidak realistis (berkaca pada dongeng atau cerita fiktif)
  • Tidak peduli dengan siapa menjalin hubungan, asalkan dapat menghabiskan waktu dengan berpacaran
  • Mengikuti pola yang serupa (putus nyambung)

Jika saat ini kamu tengah berusaha mengatasi perilaku kompulsif yang bisa jadi mengarah pada kecanduan jatuh cinta, maka memiliki kesadaran penuh akan perilaku tersebut adalah langkah awal yang tepat. Ketika kesadaran penuh telah dikantongi, itu dapat mengurangi kecanduan dalam kehidupan romansa. 

Selanjutnya, berlatihlah untuk mencintai diri sendiri. Melakukan pembicaraan positif pada diri sendiri dapat membantu meningkatkan harga diri dan hubungan yang lebih baik. 

Tidak ada salahnya berhenti sejenak dari hubungan yang menghasilkan pola candu. Beri jeda sejenak untuk hati dan pikiranmu terbebas dari dilematis jatuh cinta. Ingat, kehidupan bukan hanya soal jatuh cinta.

Yang perlu digarisbawahi adalah, ketika kamu merasa pola hubungan atau perilaku jatuh cinta menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan atau tidak normal, konsultasikan dengan ahli kejiwaan. Lewat bantuan dari ahli profesional, pengobatan dan perawatan tepat akan direkomendasikan.

Baca Juga: Takotsubo Cardiomyopathy: Sakit Hati Rasanya Mirip Serangan Jantung

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya