Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafilia

Ketertarikan seksual di luar nalar akal sehat  

Ketika seseorang baik laki-laki atau perempuan telah memasuki masa pubertas hal tersebut menandakan bahwa organ reproduksi telah berkembang dan mengalami kematangan. Akibatnya mulai muncul ketertarikan terhadap lawan jenis. Kondisi ini bagi orang normal dianggap umum karena kodrat manusia salah satunya tertarik dengan lawan jenis.

Akan tetapi bagaimana jadinya jika ketertarikan seseorang dalam orientasi seksual menyimpang dari hukum normal? Di dalam istilah ilmu pengetahuan telah disepakati istilah Paraphilia. Paraphilia termasuk dalam klasifikasi psikiatri DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) yang ditetapkan oleh APA (American Psychiatric Association).

Paraphilia masuk dalam gangguan emosional yang melibatkan perilaku, dorongan, atau fantasi sehingga menjalar menjadi gangguan mental. Hal tersebut dikarenakan hasrat seksual menyimpang secara kontinu dan intens. Kelainan seksual ini tidak bisa dianggap remeh karena akan mengakibatkan efek akut pada penderita. Untuk mendiagnosis pun harus melibatkan tenaga profesional yang berkompeten dalam bidangnya.

Tahap diagnosis biasanya meliputi wawancara medis, tes urin di laboratorium, dan pemeriksaan fisik. Tenaga ahli kemudian melakukan pemeriksaan dan menganalis riwayat atau gejala gangguan mental yang terjadi pada penderita untuk identifikasi.

1. Voyeuristic Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/sasint

Paraphilia yang pertama adalah Voyeuristic Disorder ditandai dengan pencapaian gairah seksual saat mengamati orang tanpa busana atau aktivitas seksual. Sebutan lain yaitu “Peeping Tom”. Seseorang dianggap mengidap gangguan ini jika melakukan ativitas secara berkala lebih dari 6 bulan pada usia 18 tahun ke atas. Unsur observasi secara diam-diam menjadi ciri khas penyimpangan seksual jenis Voyeuristic.

Pengobatan yang dapat diberikan untuk penderita biasanya melalui bentuk terapi berupa psikoterapi. Jika dirasa perlu pengobatan lebih lanjut maka pemberian obat antidepresan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) yang berkerja pada neurotransmitter serotonin pun diberikan. Apabila tidak menunjukkan perkembangan positif obat antiandrogen terpaksa diberikan dengan cacatan kesehatan stabil dan persetujuan dari penderita. Mengenai prevalensi tidak diketahui secara pasti. Peneliti hanya bisa memperkirakan dalam bentuk persentase yakni laki-laki 12% dan perempuan 4%. Berkaitan dengan faktor risiko diduga karena histori yang kelam seperti pelecehan seksual di masa kanak-kanak, penggunaan obat yang salah, memiliki ketertarikan seks yang tidak wajar, dan hiperseksual. 

2. Exhibitionistic Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/Madeinitaly

Penyimpangan seksual jenis ini ditandai ketika seseorang mencapai kepuasan dengan cara memperlihatkan kemaluannya untuk memberi efek kejut, kaget, bahkan terkesan bagi yang melihat. Gejala yang timbul umumnya bertindak sesuai impuls dengan seseorang yang sedang tidak berkonsentrasi, sering berfantasi sehingga menyebabkan dorongan seksual, dan perilakunya terjadi dalam kurung waktu minimal 6 bulan.

Penderita Exhibitionistic Disorder biasanya muncul sebelum usia 18 tahun. Diperkirakan tingkat prevalensi sebanyak 2% sampai 4% dari populasi umum. Riwayat antisosial, gangguan kepribadian, dan kecenderungan menaruh perhatian pada anak secara seksual (pedofil) diduga menjadi risiko yang dapat menyebabkan penyimpangan seksual ini. Pada umumnya jenis pengobatan memiliki kesamaan dengan penyimpangan seksual lain yaitu dengan psikoterapi dan obat-obatan.

3. Frotteuristic Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/StanWilliamsPhoto

Pada jenis kelainan Frotteuristic seseorang secara seksual menjadi terangsang ketika menggesekan kemaluannya pada orang lain di tempat umum dalam kondisi korban tidak sedang berkonsentrasi. Menurut penelitian yang dilakukan pada laki-laki dewasa karena gangguan Paraphilia menunjukkan persentase 10% sampai 14% mengidap penyimpangan seksual ini. Jika penderita mengalami penyimpangan seksual ini paling sedikit 6 bulan dan berakibat pada gangguan fungsi sehari-hari bisa jadi orang tersebut termasuk Frotteuristic Disorder.

Gejala secara spesifik melibatkan fantasi liar dan perilaku seksual di tempat umum dengan menempelkan diri pada daerah pantat orang lain. Dalam dunia medis penyimpangan seksual ini perlu pengobatan melalui jasa kesehatan mental yang profesional. Pengobatan biasanya dalam bentuk terapi perilaku, psikoterapi (terapi bicara yang bertujuan untuk mengendalikan dorongan otak untuk tidak menyentuh orang lain), dan pengambilan hormon wanita dan pemberian obat medroxyprogesterone asetat.

4. Sexual Masochism Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/nastya_gepp

Sebelumnya Sexual Masochism Disorder dulu bergabung dengan istilah Sadisme. Jenis penyimpangan seksual ini ditunjukkan dengan ciri-ciri mendapat kepuasan secara seksual ketika dirinya disiksa atau dipermalukan ketika berhubungan seksual. Seseorang bisa dikatakan mengalami penyimpangan seksual jenis ini apabila dalam kurung waktu 6 bulan menunjukkan beberapa gejala.

Gejala tersebut di antaranya seperti perilaku seksual dengan melibatkan tindakan kasar berupa penghinaan, pemukulan, atau pengikatan serta fantasi seksual berjalan secara intens dan kontinu. Penelitian yang dilakukan di Australia menunjukkan 2,2% laki-laki dan 1,3% perempuan diperkirakan terlibat dalam penyimpangan seksual masokis selama periode satu tahun. Tentu, penderita memerlukan pengobatan untuk meminimalisir kemungkinan terburuknya. Beberapa langkah ditempuh melalui terapi perilaku kognitif yang membantu penderita mengelola hasrat seksual agar lebih sehat. Selain itu penggunaan obat jenis antidepresan juga digunakan dalam proses penyembuhan.

Baca Juga: Mengenal Pyromania: Gangguan Mental “Euforia Bermain Api”

5. Sexual Sadism Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/radu_floryn22

Gangguan penyimpangan seksual jenis ini adalah merasa puas ketika dirinya melakukan penyiksaan seksual terhadap orang lain. Diagnosis penderita sadisme biasanya terjadi 6 bulan atau lebih, bertindak atas dasar desakan sehingga menyebabkan disfungsi dalam aspek kehidupan, dan secara kontinu merasa puas ketika orang lain mengalami penderitaan fisik atau psikologis. Saat kondisi ini memasuki tahap patologis maka menjadi masalah berat.

Di Amerika Serikat kasus sadisme berada pada persentase 1% sampai 2% dari populasi. Penyebab seseorang mengidap sadisme menurut peneliti kebanyakan dari faktor biologi yang ditemukan dalam tes neuropsikologis dan neurologis. Biasanya penderita ditangani dengan pemberian obat antiandrogen dan terapi perilaku untuk memanajemen gairah seksual.

6. Pedophilic Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/pedrofigueras

Ditandai dengan gangguan berupa dorongan, fantasi, atau perilaku seksual secara intens dan kontinu dengan menjadikan anak-anak (biasanya usia 13 tahun ke bawah) sebagai pelampiasan hasrat seksual. Kebanyakan pengidap penyimpangan seksual ini adalah laki-laki.

Penyebabnya bisa terjadi karena penyalahgunaan obat, depresi, gangguan komorbiditas termasuk kecemasan, dan disfungsi keluarga. Pengobatan yang dirasa cukup efektif untuk penderita di antaranya langkah psikoterapi, pemberian obat antiandrogen, dan obat khusus untuk gangguan komorbiditas.

7. Fetishistic Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/SJJP

Fetishistic adalah kelainan seksual yang berhasrat pada benda mati. Beberapa contoh benda mati seperti baju, sepatu, atau pakaian dalam. Bahkan penderita dapat menggantikan orang dengan benda tersebut ketika berhubungan seksual. Sebuah kondisi yang juga berkaitan dengan Fetishistic adalah Partialisme dimana penderita mudah terangsang secara seksual hanya dari bagian tubuh nongenital yang atipikal (tangan, kaki, atau pantat). Gejala khusus biasanya terjadi dalam periode 6 bulan atau lebih dan menjadikan benda-benda mati seperti pakaian perempuan (dalam fetishisme transvestic) juga perangkat untuk menstimulasi genital taktil (vibrator).

8. Transvestic Disorder

Waspada, 8 Gangguan Perilaku ini Termasuk Kategori Parafiliapixabay.com/MoosGruen

Pada dasarnya kelainan Fetishistic dan Transvestic memiliki hubungan. Penyimpangan seksual ini memiliki arti seorang laki-laki heteroseksual yang lebih suka memakai pakaian perempuan untuk mendapat kepuasan seksual. Cross dressing awalnya dilakukan secara pribadi namun lambat laun diperlihatkan secara umum. Beberapa Transvestic juga mengalami Autogynephilia yaitu sebuah gairah seksual berdasarkan citra diri sebagai perempuan. Kelainan ini tentu memerlukan perawatan berupa psikoterapi dan kelompok sosial pendukung untuk meningkatkan fungsi seksual normal. Manajemen khusus berupa psikoterapi, pemberian SSRI, dan obat antiandrogen serta obat estrogen.

Apapun jenis gangguan mental tidak bisa dianggap remeh atau dipandang sebelah mata. Sudah sepatutnya sebagai manusia beradab kita mengembangkan pola hidup sehat. Isu kesehatan mental tidak bisa dijadikan bahan lelucon. Jika menemukan salah satu kasus yang telah dipaparkan, akan lebih arif jika berkonsultasi dengan tenaga ahli. Diharapkan melalui tindakan lanjutan berupa pengobatan akan meminimalisir penyimpangan seksual dan tidak menutup kemungkinan kesembuhan dapat tercapai.

Baca Juga: 8 Fakta OCD, Gangguan Mental yang Diderita Penyanyi Lauv

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya