Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannya

Uji coba menunjukkan penurunan pertumbuhan sel kanker

Highly active antiretroviral therapy (HAART) atau di Indonesia dikenal dengan terapi antiretroviral (ARV) menjadi metode pengobatan yang efektif untuk memperpanjang masa hidup orang-orang dengan HIV. Terapi ARV terdiri dari kombinasi obat antivirus untuk infeksi HIV. Tidak hanya diperuntukkan bagi orang-orang dengan HIV, tetap juga AIDS.

Selain itu, ARV sepertinya tidak hanya bermanfaat bagi orang-orang dengan HIV/AIDS saja. Baru-baru ini ada sebuah penelitian yang memberi harapan bagi para pejuang kanker. Penelitian yang dimuat di jurnal Cancer Discoveries pada Maret 2022 lalu, mengidentifikasi bahwa obat ARV menunjukkan hasil yang menggembirakan terhadap upaya penghentian pertumbuhan sel kanker.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. David Ting, yang juga menjabat sebagai direktur Tumor Cartography Center di Massachusetts General Hospital Cancer Center, Amerika Serikat. Penelitian ini melibatkan 32 pasien kanker usus besar metastasis atau stadium IV. Berikut adalah poin-poin hasil penelitian yang penulis rangkum dari Drugs dan Harvard Gazette.

1. Golongan obat terapi ARV yang diuji coba adalah Lamivudine

Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannyaunsplash.com/Towfiqu Barbhuiya

Dilansir Spiritia, ada lima golongan obat yang biasa digunakan dalam pengobatan HIV berdasarkan cara kerjanya. Kelima golongan obat itu adalah:

  • Integrase strand transfer inhibitors (INSTIs)
  • Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs)
  • Cytochrome P4503A inhibitors
  • Protease inhibitors (PIs) 
  • Entry inhibitors

Dari kelima golongan obat tersebut, Dr. Ting melakukan uji coba dengan menggunakan salah satu obat dari golongan NRTIs, yaitu Lamivudine. Sebagai informasi, golongan obat NRTIs bekerja dengan cara mengganggu kemampuan virus menggandakan diri dalam tubuh.

Biasanya virus HIV akan menggandakan diri di dalam sel-sel imun tubuh yang disebut sel CD4 atau sel T. Normalnya, sel sehat akan mengubah materi genetik dari DNA ke RNA. Akan tetapi, virus HIV yang sudah masuk ke sel itu akan mengubah materi genetiknya menjadi kebalikannya, yaitu RNA ke DNA. Proses ini disebut transkripsi terbalik dan membutuhkan enzim reverse transcriptase.

Di sinilah cara NRTIs bekerja, dengan menghalangi enzim reverse transcriptase virus HIV menyalin RNA menjadi DNA. Tanpa adanya DNA, HIV/AIDS tidak bisa menggandakan diri.

2. Penelitian melibatkan 32 pasien penderita kanker usus besar stadium 4

Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannyailustrasi pasien penderita kanker usus besar stadium 4 (unsplash.com/ National Cancer Institute)

Dalam penelitian ini, ada 32 pasien yang diteliti, yang terdiri atas 18 laki-laki dan 14 perempuan, yang rata-rata berusia 59 tahun. Dr. Ting mengaplikasikan Lamivudine kepada 9 orang pertama dengan dosis standar, yaitu 150 miligram (mg), dikonsumsi sebanyak dua kali sehari selama 28 hari siklus.

"Setelah memberi mereka obat ini—tidak ada yang lain—kami melihat tanda kestabilan penyakit," kata Dr. Ting. Kemudian, ia melanjutkan dengan menambah dosis hingga 4 kali lipat yang merupakan dosis tertinggi yang ditoleransi, yaitu 600 mg, sebanyak dua kali sehari selama 28 hari siklus. Lalu, 23 pasien sisanya diberikan dosis tinggi."

Hasilnya, tim peneliti melihat 9 dari 32 pasien mengalami stabilitas dan pertumbuhan kankernya mengalami penurunan, atau setidaknya ada 1 pasien yang mengalami respons yang beragam. Setidaknya hal ini membuktikan bahwa obat HIV bisa digunakan kembali sebagai terapi antikanker terhadap pasien kanker stadium 4.

Baca Juga: Studi: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Kanker

3. Walaupun uji coba dilakukan pada pasien kanker usus besar, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa untuk jenis kanker lain

Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannyailustrasi obat terapi antiretroviral atau ARV (commons.wikimedia.org/NIAID)

Saat melakukan uji coba obat ini, semua partisipan studi adalah pengidap kanker usus besar stadium 4, yang mana sel kanker pada tahap ini sudah menyebar atau metastasis.

Biasanya, pasien kanker stadium ini juga telah mendapatkan empat rangkaian standar pengobatan kanker. Mulai operasi, kemoterapi, radiasi, hingga terapi hormon, tetapi tidak cukup berhasil untuk menghentikan sel kankernya. Meskipun penelitian ini masih skala kecil, tetapi melihat hasilnya cukup menggembirakan.

Dokter Ting mengatakan bahwa melihat hasil penelitian ini sangat menarik. Tampaknya, di luar kanker usus besar, metode ini juga bisa diterapkan untuk pasien kanker jenis lain. Walaupun saat uji coba tim peneliti tidak melihat adanya penyusutan tumor, tetapi ada perubahan biologis saat sebelum dan sesudah pengobatan.

4. Ide penelitian ini memanfaatkan kemiripan sifat sel kanker yang memiliki "repetitive elements" mirip virus

Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannyailustrasi patogen (pexels.com/Monstera)

Petunjuk pertama uji coba obat ini muncul di laboratorium milik Dr. Ting dan koleganya selama 10 tahun terakhir. Tim peneliti menemukan bahwa lebih dari 50 persen DNA tumor terdiri dari "repetitive elements" yang sebelumnya dianggap sebagai "junk DNA".

Menurut Dr. Ting, hanya sel kanker yang memiliki repetitive elements itu, bukan sel sehat. Kanker usus besar memiliki repetitive elements yang melimpah, yang juga dimiliki kanker tenggorokan, kanker paru-paru, dan beberapa jenis kanker lain.

Repetitive elements ini memuntahkan RNA yang luar biasa banyak untuk bereplikasi. Mirip virus, sel kanker juga menggandakan diri dengan memanfaatkan enzim reverse transcriptase dan masuk ke dalam gen. Dikatakan oleh Dr. Ting bahwa ini adalah cara kanker untuk melakukan adaptasi.

Berawal dari kemiripan inilah, ia berpikir apakah mungkin obat Lamivudine juga bisa mengganggu proses replikasi sel kanker sama seperti obat itu mengganggu replikasi virus HIV. Untuk saat ini, tahap praklinis menunjukkan bahwa sel kanker usus besar sensitif terhadap Lamivudine dan menurunkan kemampuan sel.

5. Penelitian ini menjadi dasar untuk penelitian lanjutan yang lebih besar

Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannyailustrasi penelitian di bidang medis (unsplash.com/ National Cancer Institute)

Temuan Dr. Ting dan timnya ini setidaknya membuka landasan baru penelitian terkait penggunaan obat ini. Hanya dengan satu obat yang tidak biasa digunakan oleh pasien kanker, Dr. Ting berharap bisa melanjutkan penelitian yang lebih besar dengan menggunakan kombinasi obat golongan NRTIs ini.

Meskipun demikian, ia mengungkapkan bahwa intervensi obat seperti ini masih dalam tahap awal, karena pihaknya tengah berusaha memahami jenis kanker mana yang masih bergantung pada aktivitas reverse transcriptase. Jadi, ia bisa memberikan pengobatan yang lebih tepat kepada pasien.

Seorang profesor di departemen pengobatan Harvard Medical School, Dr. Andrew Chan, juga mengatakan kemungkinan penggunaan obat ARV untuk mengobati kanker tingkat lanjut bisa menjadi target baru pengobatan. Terutama jika bisa melakukan repurposed obat yang sudah ada ini untuk kondisi lain.

6. Sebagai tambahan, kasus kanker bagi penderita HIV yang mendapat tiga obat terapi ARV menurun drastis

Obat HIV Bisa Jadi Obat Kanker Stadium 4? Ini Hasil Penelitiannyailustrasi AIDS (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada penelitian di Amerika Serikat, populasi penderita HIV yang mendapatkan tiga kombinasi obat terapi ARV menunjukkan penurunan signifikan terhadap kasus kanker daripada masyarakat pada umumnya. Jenis kanker ini termasuk kanker prostat, kanker usus besar, dan kanker payudara.

Dokter Ting berspekulasi bahwa terapi jenis ini bisa mencegah kanker, kekambuhan, atau berubah menjadi penyakit kronis seperti HIV. Karena, ternyata kanker memiliki kemiripan sifat dengan virus HIV.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, tentu masih harus diikuti dengan penelitian-penelitian lanjutan lain yang bisa mendukung temuan ini. Baik menambah fakta baru atau menyempurnakan penelitian sebelumnya, barangkali terkait efek samping, baik jangka pendek atau jangka panjang, kemungkinan komplikasi dan lain sebagainya. Akan tetapi, kabar gembira ini setidaknya bisa memberikan angin segar bagi para pejuang kanker di luar sana.

Baca Juga: 6 Perubahan Pola Makan untuk Mencegah Kanker Usus Besar

Refalution Photo Verified Writer Refalution

"Tidak harus jadi hebat untuk memulai, tetapi mulailah untuk menjadi hebat." - Zig Ziglar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya