Brucellosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasi

Brucellosis umumnya ditularkan melalui hewan ternak

Brucellosis adalah infeksi bakteri yang menyebar dari hewan ke manusia. Umumnya seseorang terkena penyakit ini akibat makan produk susu mentah atau tidak dipasteurisasi. Kadang, bakteri penyebab brucellosis bisa menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 500.000 kasus brucellosis pada manusia dilaporkan di seluruh dunia setiap tahunnya. Namun, angka aslinya diyakini lebih tinggi karena penyakit ini kurang dilaporkan dan sering salah didiagnosis karena gejalanya tidak spesifik, tenaga kesehatan yang kurang mengetahui kondisi ini, serta kapasitas laboratorium untuk diagnosis yang terbatas.

Untuk memahaminya lebih lanjut, baca terus penjelasannya di bawah ini, ya!

1. Apa itu brucellosis?

Disebut juga sebagai demam Malta atau demam Mediterania, brucellosis merupakan penyakit yang cukup umum menyerang berbagai wilayah di dunia. Di antaranya China, Amerika Selatan, Eropa Selatan, Mediterania, dan Afrika. 

Brucellosis merupakan infeksi bakteri genus Brucella yang biasanya menyerang hewan seperti sapi, kambing, kerbau, babi, anjing liar, dan mamalia lainnya. Dari hewan-hewan tersebut, penyakit ini bisa menular ke manusia.

2. Penularan dari hewan ke manusia

Brucellosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi minum susu (unsplash.com/Joice Kelly)

Penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi melalui beberapa cara:

  • Konsumsi produk susu yang belum dipasteurisasi.
  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
  • Menyentuh darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
  • Bakteri Brucella juga bisa menyebar melalui udara.

Untungnya, brucellosis jarang menular melalui manusia ke manusia. Akan tetapi, perempuan yang terinfeksi bisa menularkan penyakit tersebut kepada anaknya ketika melahirkan dan melalui ASI.

3. Gejala

Seperti apa gejala yang ditunjukkan oleh penderita brucellosis? Dilansir Mayo Clinic, berikut ini di antaranya:

  • Demam.
  • Tubuh menggigil.
  • Sakit pada persendian.
  • Kelelahan.
  • Hilangnya nafsu makan.
  • Berkeringat.
  • Sakit kepala.

Gejala mungkin hilang selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan kemudian kembali. Beberapa orang mengalami brucellosis kronis dan mengalami gejala selama bertahun-tahun, bahkan setelah pengobatan.

Tanda dan gejala jangka panjang bisa termasuk:

  • Kelelahan.
  • Demam berulang.
  • Peradangan pada lapisan dalam bilik jantung (endokarditis).
  • Peradangan sendi (artritis).
  • Radang sendi tulang belakang (spondylitis).
  • Radang sendi di mana tulang belakang dan panggul terhubung (sacroiliitis).

Baca Juga: 7 Cara Mencegah Infeksi Salmonella, Bakteri yang Ada dalam Makanan

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Brucellosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Mengutip dari MSD Manual, komplikasi brucellosis sebetulnya jarang, tetapi jika sampai terjadi ini dapat meliputi:

  • Endokarditis bakteri subakut.
  • Neurobrucellosis, yang mana ini termasuk meningitis akut dan kronis, ensefalitis, dan neuritis.
  • Orchitis.
  • Cholecystitis.
  • Supurasi hati.
  • Osteomielitis (terutama sakroiliaka atau vertebral).

5. Pengobatan

Mengutip WebMD, brucellosis bisa sulit diobati. Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik seperti:

  • Doksisiklin.
  • Streptomisin.
  • Ciprofloxacin atau ofloxacin.
  • Rifampisin (Rifadin).
  • Sulfametoksazol atau trimetoprim (Baktrim).
  • Tetrasiklin.

Biasanya pasien akan diberikan kombinasi doksisiklin dan rifampisin a selama 6–8 minggu dengan tujuan mencegah penyakit kembali. Tingkat kekambuhan setelah pengobatan adalah sekitar 5 sampai 15 persen, dan biasanya terjadi dalam enam bulan pertama setelah pengobatan.

Pemulihan bisa memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Pasien yang menerima pengobatan dalam waktu satu bulan dari awal gejala bisa disembuhkan.

6. Diagnosis

Brucellosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Komplikasiilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Brucellosis sering kali sulit untuk diidentifikasi mengingat gejalanya yang menyerupai penyakit lain. Namun, kamu harus periksa ke dokter apabila mengalami demam tinggi yang tak kunjung reda serta nyeri sendi dan otot, apalagi bila keluhan tersebut sudah berlangsung selama beberapa hari.

Selain itu, kamu juga sebaiknya mengingat-ingat apakah berkontak dengan hewan-hewan yang disebutkan di atas, atau mungkin kamu baru saja mengonsumsi susu, keju, dan yoghurt yang belum dipasteurisasi.

Untuk mendiagnosis brucellosis, dokter mungkin akan memeriksa ini: 

  • Ada atau tidaknya pembengkakan pada hati.
  • Ada atau tidaknya pembengkakan pada kelenjar getah bening.
  • Ada atau tidaknya pembengkakan pada limpa.
  • Nyeri dan bengkak pada sendi.
  • Ruam.
  • Demam yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

Tes darah akan dilakukan untuk mendiagnosis infeksi dan menentukan tipe Brucella apa yang menyebabkan infeksi. Identifikasi bakteri yang tepat membantu menentukan sumber infeksi.

7. Pencegahan

Untuk meminimalkan risiko brucellosis, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, seperti:

  • Hindari konsumsi produk susu yang belum dipasteurisasi.
  • Masaklah daging hingga benar-benar matang.
  • Beri vaksin untuk hewan-hewan ternak dan peliharaan.
  • Gunakan sarung tangan ketika melakukan kontak dengan hewan-hewan di atas.
  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah kontak dengan hewan hingga benar-benar bersih.

Demikianlah informasi seputar brucellosis. Memang belum ada vaksin brucellosis untuk manusia, sehingga penting untuk melakukan upaya pencegahan. Akan tetapi, vaksin untuk hewan sudah tersedia. Jadi, pertimbangkan untuk melakukan vaksinasi pada hewan tersebut.

Baca Juga: Hati-hati, 7 Bakteri Ini Bisa Menular lewat Toilet!

Topik:

  • Izza Namira
  • Bayu D. Wicaksono
  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya