Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara Medis

Apakah menyeramkan?

Bukan hanya tabu, aborsi adalah praktik medis yang diatur secara ketat dalam hukum di Indonesia. Tidak semua orang bisa melakukannya, apalagi jika tanpa alasan. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk secara legal melakukan aborsi. 

Bukan hanya itu, pengetahuan masyarakat tentang aborsi pun sangat terbatas. Secara awam, kita hanya tahu bahwa ini merupakan praktik untuk menggugurkan kandungan, sehingga janin akan mati. Namun, tak banyak yang paham seperti apa rasanya aborsi dan bagaimana prosedurnya dilakukan. 

Untuk memperkaya pemahaman mengenai praktik ini, IDN Times merangkum gambaran aborsi secara medis. Disclaimer, penjelasan ini bertujuan sebagai upaya edukasi, bukan untuk disalahgunakan, ya!

1. Pertimbangan dan tes sebelum aborsi

Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara MedisIlustrasi dokter dan pasien. (freepik.com/jcomp)

Sebelum melakukan aborsi secara medis, ada sejumlah hal yang penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. Pertama, kamu harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang akan menanganimu. 

Mereka akan membantumu memberikan pertimbangan tentang keputusan aborsi. Kira-kira apa yang akan terjadi nantinya, masalah apa yang membuatmu disarankan aborsi, risiko, apa yang terjadi jika kamu tak melakukannya, opsi-opsi yang kamu miliki, dan lain sebagainya. 

Kamu juga akan menjalani sejumlah tes laboratorium, tes kehamilan, darah, potensi penyakit menular seksual, skrining fisik, dan lain-lain. Umumnya, ibu hamil harus melakukan aborsi ketika ditemukan ketidaknormalan pada janin atau kondisi ibu. Dokter akan mencoba menemukan di mana letak masalah dan menyarankan opsi dan prosedur yang terbaik nantinya. 

Namun, ada kalanya aborsi dilakukan ketika sang ibu tidak menginginkan kehamilan tersebut. Misalnya saat ia menjadi korban pemerkosaan. Jika itu kasusnya, aborsi diperbolehkan dalam hukum Indonesia. Nantinya, dokter akan menerangkan risiko, opsi yang dimiliki sang ibu, dan semua informasi yang dibutuhkan. 

2. Jenis-jenis aborsi klinis

Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara MedisIlustrasi konsultasi dengan dokter tentang aborsi. (financy.com.au)

Jika keputusan telah bulat, kamu harus memahami dulu jenis-jenis aborsi yang ada. Umumnya, jenis dan prosedur akan disesuaikan dengan masalah kandungan yang kamu hadapi serta usia kehamilan. Namun, secara umum aborsi klinis dilakukan melalui dua cara, yaitu:

  • Pengobatan: jenis aborsi ini dilakukan dengan mengonsumsi pil tertentu. Kamu bisa menelannya lewat mulut atau dokter akan memasukkannya ke dalam serviks.
  • Pembedahan: jenis aborsi ini dilakukan dengan cara mengambil janin dari dalam rahim. 

Untuk mengetahui perbedaan, keunggulan, kelemahan, dan prosedur keduanya, lanjutkan ke poin-poin berikut ini!

Aborsi dengan pengobatan

Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara MedisIlustrasi obat-obatan. (freepik.com/jcomp)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, aborsi pengobatan dilakukan dengan pil. Biasanya, metode ini bisa dilakukan sejak awal hingga usia kehamilan mencapai minggu ke-10 dan 12. Pil untuk aborsi hanya bisa didapatkan di rumah sakit setelah kamu konsultasi dan disarankan untuk aborsi.

Menurut keterangan dari National Health Service (NHS), dokter biasanya akan memberikan obat untuk menghentikan hormon kehamilan. Setelah itu, kamu baru bisa mengonsumsi pil aborsi. Caranya adalah dengan mengisapnya di bawah lidah, antara gusi dan pipi, atau dimasukkan ke dalam vagina. Umumnya, beberapa hari setelah itu, dinding rahim akan luruh, sehingga pasien mengalami pendarahan. Di situlah kehamilan terhenti. 

Keunggulan metode ini, kamu tak perlu menggunakan obat bius dan tak perlu menginap di rumah sakit. Sementara kelemahannya, aborsi memerlukan waktu beberapa hari, kamu akan mengalami kram perut yang menyakitkan dan pendarahan dalam waktu yang cukup lama. 

Baca Juga: Wajib Tahu! 7 Penyakit Menular lewat Seks Oral dan Cara Mencegahnya

Aborsi pembedahan

Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara MedisIlustrasi aborsi dengan pembedahan. (wikimedia.org)

Jenis aborsi kedua dilakukan melalui prosedur pembedahan dengan cara mengosongkan isi rahim. Pembedahan bisa dibagi menjadi dua metode, yaitu:

  • Vacuum atau suction: dilakukan dengan cara memasukkan pipa kecil ke dalam serviks. Melaluinya, isi rahim akan disedot dengan alat khusus. Metode ini umumnya dilakukan pada kehamilan di bawah usia 14 minggu. Prosedur hanya berlangsung selama kira-kira 10 menit dan pasien bisa pulang beberapa jam kemudian.
  • Dilatasi dan ekstraksi: dilakukan pada usia kehamilan 14 minggu ke atas. Dokter biasanya memilih opsi ini ketika ada gangguan pada janin atau komplikasi pada sang ibu. Dilatasi dan ekstraksi dilakukan dengan cara memasukkan alat bernama forcep ke dalam serviks untuk mengambil janin. 

Metode pembedahan ini memang berlangsung cukup cepat. Namun, sang ibu harus dibius terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit saat mengambil janin dan efek sampingnya. Bukan hanya itu, metode ini juga lebih minim pendarahan. 

Akan tetapi, metode pembedahan tentu tampak menakutkan untuk banyak orang. Sebab, kita tak memiliki kontrol akan apa yang terjadi saat prosedur dilangsungkan. 

3. Selama proses aborsi, apa yang terjadi?

Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara Medisilustrasi aborsi (time.com)

Umumnya, dokter akan memastikan kembali akan kesediaanmu menjalani aborsi. Kamu harus melakukannya dengan keinginan sendiri tanpa paksaan dari pihak lain, apalagi jika aborsi dilakukan karena alasan kesehatan dan ketidaknormalan janin. 

Proses aborsi bergantung pada metode yang kamu pilih. Jika kamu menggunakan pil, dokter biasanya hanya memberikan arahan mengenai cara menelan dan penanganan saat pendarahan terjadi. Namun, ada pula dokter yang menyarankan agar kamu menelan pil di rumah sakit, sehingga kamu harus datang dua kali hanya untuk prosedur (untuk pil penghentian hormon dan pil aborsi).

Sementara itu, jika kamu menjalani pembedahan, ada sejumlah tahapan yang harus kamu jalani. Dilansir Hello Clue, biasanya dokter akan memberikan beberapa obat. Di antaranya untuk membantu serviks terbuka, pereda nyeri, dan antibiotik. 

Setelah itu, kamu bisa memilih untuk tetap bangun atau tidur saat pembedahan. Ini akan menentukan jenis obat bius yang dipakai. Selama prosedur, alat seperti pipa akan masuk ke dalam vagina hingga ke dalam serviks. 

Pipa tersebut tersambung dengan mesin suction yang akan meluruhkan dinding rahim serta janin. Prosedur pembedahan vacuum biasanya berlangsung hingga 10 menit, sementara dilatasi dan ekstraksi bisa mencapai 20 menit. Setelahnya, kamu akan dipindahkan ke ruangan untuk istirahat selama beberapa jam sebelum pulang. 

4. Apa yang terjadi setelah aborsi?

Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara MedisIlustrasi pasien setelah menjalani prosedur medis. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setelah aborsi dijalankan, dokter biasanya akan menyarankanmu untuk istirahat selama beberapa hari. Hal ini penting mengingat hormonmu sedang tidak stabil dan butuh waktu untuk kembali normal. Pasien biasanya juga diminta untuk melakukan kontrol ke dokter setelah beberapa hari atau minggu. 

Selain itu, ada beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah prosedur aborsi dilakukan. Berikut ini di antaranya:

  • Kram perut
  • Pendarahan dari vagina hingga 1-2 minggu;
  • Mual dan diare;
  • Tubuh terasa lelah, sakit, dan ingin istirahat.

Selain efek samping fisik, pasien aborsi akan menjadi lebih sensitif dan emosional. Maka dari itu, orang terdekat harus selalu mendampingi dan menenangkan mereka. Jangan sekalipun menyalahkan atau menyindir pasien karena hal itu akan membuat mereka tertekan. 

Penting pula untuk diperhatikan, dilansir WebMD, kamu tidak disarankan untuk memasukkan benda apa pun ke dalam vagina selama beberapa minggu setelah aborsi. Entah itu penis, tampon, sex toys, dan lainnya. Ini bertujuan untuk menghindari infeksi. 

5. Segeralah periksa jika ...

Seperti Apa Rasanya Aborsi? Begini Gambarannya secara Medisilustrasi aborsi (freepik.com/freepik)

Walaupun jarang terjadi, aborsi bisa menimbulkan sejumlah komplikasi yang tak diinginkan. Dilansir NHS, inilah di antaranya:

  • Demam yang tidak kunjung turun;
  • Pendarahan besar yang tidak berhenti setelah beberapa hari;
  • Panggul terasa semakin sakit setelah beberapa hari;
  • Merasa masih hamil karena ada tanda-tanda seperti morning sickness dan lainnya;
  • Keluar cairan tidak normal dari vagina yang umumnya berbau tak sedap.

Jika kamu mengalami kondisi-kondisi tersebut atau merasa khawatir akan hal lainnya, tak ada salahnya untuk segera periksa ke dokter. 

Terakhir, kamu wajib konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan aborsi. Jangan pernah membeli pil sendiri atau melakukan prosedur ini di klinik-klinik ilegal karena keamanannya tidak bisa dijamin. Penting pula untuk berpikir matang-matang sebelum melakukannya. Prosedur ini tidak bisa diputuskan dan dijalankan secara gegabah. 

Baca Juga: 10 Tanda Perubahan pada Tubuh Wanita saat Intim Berhubungan Seksual

Topik:

  • Izza Namira
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya