Memakai Obat Kumur Bisa Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Jangan buru-buru beli obat kumur, cek dulu faktanya

Studi mengenai COVID-19 dan beragam cara penyembuhan dan pencegahannya terus dilakukan. Baru-baru ini, Penn State College of Medicine, Amerika Serikat, melaporkan penelitiannya yang menunjukkan bahwa obat kumur atau mouthwash mampu menonaktifkan virus corona.

Akan tetapi, banyak ilmuwan lain yang menentang studi tersebut karena dinilai tidak akurat dan bisa menyesatkan masyarakat. Ingin tahu seperti apa penjelasan mengenai potensi obat kumur untuk mencegah penularan COVID-19? Apakah benar-benar efektif? Simak penjelasan berikut ini!

1. Studi: obat kumur mampu menonaktifkan virus corona

Memakai Obat Kumur Bisa Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Ilmiahnya!scitechdaily.com

Studi yang dilakukan oleh Penn State College of Medicine ini meneliti efektivitas beberapa produk sanitasi untuk menonaktifkan virus corona dalam lingkungan laboratorium. Di antaranya sampo bayi, obat bilas hidung, dan obat kumur. 

Virus yang dibiakkan di potongan hati manusia direndam di dalam cairan-cairan tersebut selama 30 detik hingga 2 menit. Hasil menunjukkan bahwa obat kumur mampu menonaktifkan 99,99 persen virus hanya dalam waktu 30 detik. Ini artinya, virus tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menularkan dirinya lagi ke lingkungan sekitar. 

Akan tetapi, studi tersebut memiliki banyak kekurangan yang membuat akurasinya diragukan. Hal ini dinilai dari pemakaian sampel, perlakuan terhadap virus, hingga kesesuaian model studi dengan kenyataan.

2. Sayangnya, studi tidak menggunakan sampel virus corona penyebab COVID-19, yaitu SARS-CoV-2

Memakai Obat Kumur Bisa Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Ilmiahnya!townnews.com

Seperti yang dikemukakan para ilmuwan lainnya, studi dikatakan kurang akurat. Sebab, para peneliti tidak benar-benar menggunakan virus yang menyebabkan COVID-19, yaitu SARS-CoV-2. Alih-alih, mereka memakai virus corona jenis lain yang bernama HCoV‐229e.

Menurut penjelasan di laman Science Alert, kedua virus tersebut memang memiliki karakteristik genetik yang serupa karena berasal dari keluarga virus yang sama. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa hasil uji tidak akan jauh berbeda.

Akan tetapi, pemakaian virus yang tidak sesuai dengan kenyataan ini patut dipertanyakan. Terlebih lagi, perilaku SARS-CoV-2 yang tergolong virus RNA ini sangat sulit untuk diprediksi. Bisa saja hasil menunjukkan hal yang berbeda ketika virus tersebut digunakan sebagai sampel penelitian.

Baca Juga: CDC Pastikan COVID-19 Bisa Menular Melalui Udara atau Airborne 

3. Tidak ada percobaan kumur-kumur secara nyata di dalam studi ini

Memakai Obat Kumur Bisa Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Ilmiahnya!healthday.com

Seperti penjelasan sebelumnya, studi dilakukan dengan cara merendam sampel virus dengan obat kumur. Jadi dalam kata lain, peneliti tidak benar-benar mempraktikkannya dengan cara berkumur secara nyata.

Padahal, mengutip New York Times, mulut manusia jauh lebih kompleks daripada piring laboratorium. Ada banyak celah, karang gigi, enzim, dan bahan kimia lain yang kemungkinan bisa membuat hasil uji berbeda. 

Dari sumber yang sama, ahli penyakit menular dari Yale University, Dr. Maricar Malinis, mengiyakan hal ini. Ia mengatakan bahwa kita tidak boleh terburu-buru mengambil kesimpulan, kecuali studi manusia dilakukan secara tepat. 

4. Kalaupun efektif, obat kumur tidak bisa menjangkau sebagian besar virus di area selain mulut

Memakai Obat Kumur Bisa Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Ilmiahnya!istockphoto.com

Jika nanti obat kumur terbukti bisa menonaktifkan SARS-CoV-2, para ilmuwan menganjurkan bahwa kita sebaiknya tidak mengandalkannya seratus persen. Sebab, walaupun manusia melapisi permukaan rongga mulutnya dengan cairan kimia tersebut, virus masih bisa ditemukan di saluran pernapasan lain. 

Seperti yang kita tahu, COVID-19 menyerang bukan hanya mulut dan hidung, tapi juga tenggorokan, paru-paru, hingga bahkan masuk ke dalam pembuluh darah. Area-area tersebut tentu tidak bisa dijangkau oleh obat kumur. 

Melansir New York Times, virus yang telah berhasil menginvasi sel juga tidak dapat dijangkau oleh obat kumur. Sebab, mikroorganisme tersebut akan berlindung di dalam selaput sel tubuh kita. 

5. Kesimpulan: obat kumur tidak bisa sepenuhnya diandalkan untuk cegah COVID-19

Memakai Obat Kumur Bisa Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Ilmiahnya!nypost.com

Jadi, bisa disimpulkan bahwa kita tidak bisa mengandalkan obat kumur untuk mencegah penularan COVID-19. Penelitian harus dilakukan lebih lanjut dengan sampel virus yang benar dan model studi yang sesuai dengan kenyataan. 

Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk saat ini adalah melakukan upaya pencegahan yang telah terbukti efektif. Di antaranya memakai masker di mana pun kita berada, rajin mencuci tangan, menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang kotor, dan menghindari berada di kerumunan orang.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik, dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Baca Juga: Akhiri COVID-19 dengan Herd Immunity adalah Langkah Bahaya dan Keliru

Topik:

  • Izza Namira
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya