5 Fakta Asal Mula Karantina untuk Memutus Penyebaran Wabah Menular

Dari kusta, flu Spanyol, hingga COVID-19-19

Karantina menjadi salah satu upaya untuk mencegah penyebaran wabah. Banyak negara, kota, maupun individu yang menerapkan konsep tersebut untuk mengurangi penyebaran COVID-19 mengingat wabah tersebut mudah menular melalui kontak langsung sesama manusia. Lalu, bagaimana sejarah karantina ini?

1. Kitab Taurat pernah menyinggung soal karantina

5 Fakta Asal Mula Karantina untuk Memutus Penyebaran Wabah MenularPixabay/8385

Jauh sebelum adanya konsep karantina sebagaimana yang kita ketahui saat ini, kitab agama Yahudi ribuan tahun yang lalu sudah lebih dulu mengenal sistem isolasi.

Mengutip artikel Kelly Drews berjudul "A Brief History of Quarantine", hal itu tertera dalam bab 13-14. Isinya mengharuskan imam untuk memeriksa jemaatnya, khususnya yang memiliki penyakit kulit. Jika memang penyakit tersebut makin parah, imam harus mengisolasi orang tersebut di tempat khusus selama 7 hari.

Meskipun tanpa dasar sains serta belum adanya pengetahuan tentang bakteri, metode semacam itu sering diberlakukan.Tujuan utamanya adalah mencegah penularan penyakit kulit (kemungkinan kusta). Jadi, bisa dikatakan bahwa cara tersebut merupakan akar dari sistem karantina. 

2. Diterapkan saat wabah Justinian merebak di Konstantinopel

5 Fakta Asal Mula Karantina untuk Memutus Penyebaran Wabah Menularwikimedia.org

Seabad kemudian, muncul kembali wabah yang memakan banyak korban jiwa yang biasa disebut dengan wabah Justinian (kini pes). Wabah tersebut berasal dari Timur Tengah dan sampai ke Ibu Kota Byzantium, Konstantinopel pada 542 M. Kaisar Justinian I pun ikut serta terserang, namun berhasil sembuh.

Dari situlah, menurut Kelly Drews dalam "A Brief History of Quarantine" kaisar membuat aturan khusus supaya orang-orang yang dicurigai pembawa wabah seperti orang Yahudi dan Kristen Konstantinopel tidak diperkenankan masuk ke negerinya.

Sejak saat itu, sistem karantina berlaku di Konstantinopel, namun sayangnya tidak berhasil. Nyatanya, wabah masih merajalela dan memakan banyak korban jiwa.

Baca Juga: 8 Hal yang Wajib Kamu Lakukan Saat Menjalani Karantina Mandiri

3. Solusi mengurangi wabah Black Death di Itali pada abad ke-14

5 Fakta Asal Mula Karantina untuk Memutus Penyebaran Wabah Menularimmediate.co.uk

Saat abad pertengahan, tepatnya 1347, Itali dilanda wabah Black Death atau Maut Hitam. Wabah mematikan tersebut dipercaya berasal dari orang luar sehingga untuk pertama kalinya Itali menerapkan sistem karantina modern untuk mengurangi penularan wabah.

Seperti dilansir laman History Extra, banyak pelabuhan yang ditutup dan Venesia menjadi kota pertama yang melakukannya. Mereka melarang kapal luar masuk ke pelabuhan langsung, khususnya dari daerah yang terinfeksi.

Aturannya harus melewati karantina di luar pelabuhan selama 30 hari (kemudian diperpanjang menjadi 40 hari) dan awak kapal maupun penumpang diperiksa oleh petugas kesehatan setempat. Masyarakat yang melanggar aturan dikenakan sanksi berupa karantina selama 30 hari pula.

Bahkan untuk pertama kalinya, pemerintah Venesia membangun pulau khusus karantina di Lazzaretto Vecchio untuk menampung penderita wabah pes. Sayangnya, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Selain itu, di Milan, pemerintah menerapkan sistem karantina yaitu melarang mereka yang terinfeksi wabah maupun yang pernah kontak langsung untuk mengarantina diri mereka supaya tidak menyebar banyak.

Lebih jauh lagi, otoritas setempat memberi penjagaan ketat di rumah yang di karantina. Alhasil, upaya tersebut membuahkan hasil sehingga Milan menjadi satu-satunya kota di Itali yang relatif aman dari wabah Black Death.

4. Inggris mencoba menerapkan karantina ketat saat wabah Black Death merebak abad ke-16

5 Fakta Asal Mula Karantina untuk Memutus Penyebaran Wabah Menularvtuhr.org

Dua abad kemudian, wabah Black Death kembali merebak di Inggris. Pada 1539, London harus menghadapi penyakit menular yang mematikan tersebut.

Mengutip laman History Extra, pemerintah kota mengeluarkan kebijakan agar penduduk tidak keluar rumah selama 30 hari penuh, khususnya bagi mereka yang terinfeksi. Hanya satu orang sehat saja yang diperbolehkan keluar rumah untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Lebih tegas lagi, ketika keluar rumah, mereka harus membawa tanda sehat berupa tongkat putih. Jika tidak, mereka didenda bahkan dipenjara. Tak sampai di situ, penduduk yang dikarantina juga dijaga ketat oleh aparat kepolisian.

Kapal yang keluar masuk London pun diawasi serta diperiksa dengan ketat mulai dari barang, penumpang, hingga awak kapal. Semua harus dikarantina di pelabuhan terlebih dahulu sebelum memasuki kota.

Begitu ketatnya aturan karantina pada waktu itu demi mengurangi penyebaran wabah. Namun, korban jiwa masih sangat banyak hingga mengurangi separuh populasi Inggris saat itu.

5. Amerika Serikat menerapkan karantina selama wabah kolera dan flu Spanyol

5 Fakta Asal Mula Karantina untuk Memutus Penyebaran Wabah Menularhttps://images.immediate.co.uk/

Pada abad ke-19, kolera menjadi pandemik di banyak negara, tak terkecuali Amerika Serikat. Setelah dilanda wabah demam kuning pada 1793 yang memakan ribuan jiwa, Amerika kemudian terkena kolera pada 1830-an.

Menengok pengalaman tersebut, pemerintah New York memberlakukan karantina untuk setiap kendaraan yang masuk ke kota termasuk kapal. Sayangnya, hal tersebut gagal sama sekali sebab masih banyak pelancong yang bisa memasuki kota melalui jalan pintas.

Sekitar seabad kemudian, wabah paling mematikan di dunia bernama flu Spanyol ikut serta menyerang negeri Paman Sam. Dilansir laman Live Science, organisasi kesehatan Amerika serta Eropa membuat kebijakan penerapan karantina untuk mengurangi penyebaran wabah.

Beberapa lembaga negara pun melarang anggotanya melakukan pertemuan langsung. Kebijakan tersebut sudah cukup berdasar. Pasalnya, otoritas kesehatan Amerika Serikat telah mengetahui penyebab penularan flu yaitu melalui udara dengan bersin dan batuk. 

Karena teknologi belum secanggih saat ini, wabah flu Spanyol tetap tak bisa terkendalikan selama beberapa bulan kemudian. Setidaknya, karantina bisa menjadi upaya pencegahan penularan yang cukup efektif dan bahkan sudah diberlakukan di Eropa selama 300 tahun sejak awal dikenalkan di Itali pada abad ke-14.

Baca Juga: Stres Saat Karantina, Tenangkan Pikiran dengan Bantuan Alat Ini 

Khus nul Photo Verified Writer Khus nul

Pembelajar dan Pejalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya