Herpes Labialis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan 

Hati-hati karena bisa menular

Herpes labialis atau juga disebut sebagai herpes oral adalah kondisi ruam dan lepuh yang terjadi di sekitar area bibir. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus.

Umumnya herpes labialis muncul di bagian luar bibir serta menyebabkan luka yang menyakitkan. Tak jarang herpes labialis juga dapat muncul di gusi, lidah, langit-langit mulut, dan dalam pipi.

Menurut National Institutes of Health melalui Hopkins Medicines sekitar 90 persen orang dewasa pernah mengalami herpes labialis pada usia 50 tahun. Kendati demikian penyakit ini bisa disembuh melalui pengobatan. Namun virusnya dapat bertahan di sekelompok sel saraf dan menimbulkan gejala berulang di masa depan. 

1. Penyebab herpes labialis

Herpes Labialis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan ilustrasi virus herpes simpleks (hopkinsmedicine.org)

Herpes labialis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Dilansir WebMD, virus akan menginfeksi dan menjalankan kemampuannya melalui tiga tahapan. Pertama, virus akan melapisi kulit atau menyempurnakan dan memperbanyak diri. Lalu, virus akan berpindah ke jaringan saraf di tulang belakang dan menjadi tidak aktif. Saat sudah sembuh, virus dapat aktif kembali serta menyebabkan luka baru apabila kamu merasa tertekan secara emosional atau fisik. 

Penularan herpes labialis bisa melalui kontak erat dengan seseorang yang terlebih dahulu memiliki virusnya. Potensi penularan semakin tinggi ketika kamu memiliki luka terbuka yang mengandung cairan.  

Di luar daripada itu, herpes labialis juga dapat menular jika kamu tidak sengaja menyentuh benda-benda yang terpapar virusnya. Hal inilah yang membuatmu tidak disarankan untuk menggunakan benda secara pribadi secara bergantian. Misalnya memakai handuk, sendok, dan alat cukur dengan orang lain.

2. Gejala herpes labialis

Herpes Labialis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan ilustrasi herpes labialis (en.wikipedia.org)

Herpes labialis bisa ditandai dengan munculnya gejala setelah masa inkubasi virus, antara dua hingga 12 hari. Umumnya gejala akan muncul sekitar empat hari setelah terpapar virusnya.

Begitu infeksi terjadi tubuh akan merespons dengan menunjukkan beberapa tanda berikut: 

  • Rasa sakit dan terbakar;
  • Rasa tidak nyaman atau gatal di tempat infeksi;
  • Muncul luka dan kelompok lepuh yang tampak meletus. Jika diamati tampilannya seperti bisul kecil berwarna abu-abu dengan dasar merah yang berubah kekuningan layaknya luka kering dalam beberapa hari;
  • Luka di area mulut, seperti bibir, gusi, bagian depan lidah, bagian dalam pipi, tenggorokan, dan langit-langit mulut. Luka ini dapat membuatmu kesulitan untuk makan minum;
  • Gusi bengkak, memerah, hingga berdarah;
  • Nyeri pada kelenjar getah bening leher yang mungkin membengkak;
  • Demam;
  • Nyeri otot dan kelelahan; dan
  • Mudah marah.

Selain itu, herpes labialis juga dapat menimbulkan sakit tenggorokan yang disertai borok keabu-abuan pada amandel. Gejala ini umumnya ditemukan ketika infeksi virus  menyerang usia remaja.

Baca Juga: 8 Gejala Penyakit Herpes yang Harus Dikenali dan Diwaspadai!

3. Risiko komplikasi herpes labialis

Herpes Labialis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan ilustrasi herpes labialis di sekitar mulut (freepik.com/@user6332637)

Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan tertentu akan mengalami gejala yang herpes labialis yang lebih parah. Misalnya mereka dengan riwayat kesehatan HIV/AIDS, dermatitis atopik (eksim), kemoterapi kanker, dan pengguna obat tertentu.

Gejala herpes labialis normal dapat memicu terjadinya komplikasi serius apabila timbul lepuh di bagian tubuh tertentu. Menurut laman Mayoclinic berikut bagian tubuh yang rentan mengalami komplikasi akibat herpes labialis:

  • Ujung jari, paparan HSV -1 akan sangat mudah menyebar apabila terjadi transfer virus dari sekitar mulut ke jari-jari yang sering herpes whitlow;
  • Mata, luka herpes labialis yang menyebar ke sekitar mata dapat menyebabkan infeksi berulang. Selain itu, muncul jaringan parut yang dapat menimbulkan masalah penglihatan;
  • Area kulit yang luas, virus mungkin menyebar ke bagian tubuh lain. Gejala ini akan meningkat pada individu yang memiliki dermatitis atopik atau eksim. Jika ini terjadi, maka kamu perlu menghubungi dokter.

4. Pengobatan herpes labialis

Herpes Labialis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan ilustrasi obat-obatan (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Herpes labialis dapat diobati menggunakan jenis obat tertentu. Untuk mengetahui jenis obatnya sebaiknya dengan konsultasikan dengan dokter. 

Dilansir Healthline, dokter akan menyarankan penggunaan antivirus berikut:

  • Asiklovir
  • Famsiklovir
  • Valasiklovir

Dilansir WebMD, obat oral atau IV memang tersedia. Namun, penggunaannya hanya diberikan bagi pasien dengan sistem kekebalan yang lemah. Pada individu dengan sistem kekebalan lebih kuat, dokter mungkin menyarankan menggunakan krim topikal. 

Pada kondisi lebih parah, anestesi topikal seperti lidokain mungkin diberikan. Hal ini dilakukan untuk untuk mengurangi rasa sakit yang berlebihan. Pada bayi berusia enam minggu atau penderita yang lebih parah pun disarankan untuk rawat inap. 

Meski demikian pengobatan di rumah sebagai penanganan awal juga tetap dapat dilakukan. Caranya bisa dengan obat jenis asetaminofen atau ibuprofen. Ini dilakukan untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot. Selain itu, pastikan untuk mendapatkan cukup cairan agar tidak dehidrasi.  

Walau bisa diobati tapi  infeksi HSV-1 tetap dapat bertahan di tubuh. Tak jarang ebberapa orang juga akan mengalami gejala berulang. Meski begitu kamu tak perlu khawatir karena gejala ini bisa hilang  dalam satu sampai dua minggu tanpa pengobatan tertentu. Adapun lepuh akibat herpes oral biasanya mengeras sebelum  hilang dan berbekas.  

5. Pencegahan herpes labialis

Herpes Labialis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan ilustrasi alat makan (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Penularan herpes labialis dapat terjadi melalui sentuhan. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari kontak langsung dengan seseorang yang sebelumnya telah terinfeksi. Selain itu, pastikan untuk tidak menggunakan barang pribadi secara bersamaan. 

Tips berikut bisa diikuti supaya kamu terhindar dari penularan herpes labilalis serta mengurangi potensi virus kembali: 

  • Pisahkan dan cuci barang-barang yang terpapar luka menular setelah digunakan
  • Jangan berbagi alat makan atau barang pribadi lainnya dengan seorang  penderita herpes
  • Gunakan krim topikal dan hindari membaginya pada orang lain meski memiliki gejala serupa
  • Kurangi kontak fisik langsung seperti berciuman atau seks oral bersama dengan penderita herpes labialis
  • Hindari menyentuh lepuh atau luka agar virus tidak menyebar. Jika sudah terlanjur, segera cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 

Herpes labialis dapat menular dengan mudah. Untuk itu, pastikan melakukan tindak pencegahan supaya kamu tidak terpapar penyakitnya. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 5 Penyebab Luka di Bibir, Mulai dari Alergi sampai Herpes

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya