Abacavir: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, dan Efek Samping

Abacavir bukan obat untuk menghilangkan virus, ya

Abacavir adalah jenis obat antivirus yang berfungsi mengendalikan jumlah Human Immunodeficiency Virus (HIV). Konsumsi obat ini mendukung sistem kekebalan tubuh dapat bekerja lebih baik dan menghindarkan munculnya sindrom imunodefisiensi (AIDS), kanker, atau komplikasi. 

Meski demikian, abacavir bukanlah obat yang dapat menghilangkan virus. Termasuk obat nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI), abacavir hanya bertugas menghalangi virus bereplikasi. Pun tidak menghalangi penularan virus melalui cairan tubuh. 

Seseorang yang mengonsumsi abacavir tetap harus menggunakan penghalang efektif seperti kondom selama aktivitas seksual. Lebih lanjut, tetap hindari menggunakan barang-barang pribadi seperti sikat gigi, pisau cukur secara bergantian.

1. Peringatan

Abacavir: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, dan Efek Sampingilustrasi obat (pexels.com/freestock.org)

Termasuk golongan obat resep, konsumsi abacavir harus berada di bawah pantauan dokter. Pun penggunaannya bersamaan dengan obat lain sehingga dapat semakin efektif dalam mencegah berkembangnya HIV. 

Beritahukan dokter apabila ada obat lain baik resep atau non resep, vitamin, dan produk herbal yang dikonsumsi. Bagi pemilik riwayat kesehatan seperti darah tinggi, jantung, penyakit hati, diabetes perlu melakukan konsultasi lebih lanjut. Hal ini penting guna menghindari munculnya kontraindikasi saat pengobatan.

Juga berlaku apabila sedang atau dalam program hamil atau menyusui. Bagi yang sedang atau program hamil, dokter akan menyesuaikan dosis berdasar pada kondisi tubuh. Sedangkan abacavir tidak dianjurkan bagi ibu yang sedang menyusui.

Konsumsi abacavir harus rutin sesuai resep atau anjuran medis. Penyintas sangat dianjurkan meminum obat dalam waktu yang sama setiap harinya. Minumlah segera setelah kamu ingat. Apabila terlewat 12 jam dari jadwal, hindari menggandakan dosis karena dapat memberikan efek negatif bagi tubuh. 

Abacavir dapat ditemukan dalam bentuk kaplet maupun cair. Cara mengonsumsi abacavir yakni secara oral melalui mulut. Umumnya, dokter akan menganjurkan 1-2 kali minum dalam sehari dan dapat ditenguk sebelum maupun sesudah makan. 

2. Dosis

Abacavir: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, dan Efek Sampingilustrasi obat (pexels.com/polina tankilevitch)

Adapun dosis abacavir dapat berbeda sesuai usia, kondisi pasien, respons terhadap pengobatan, juga berat badan pada anak. Kamu mungkin mendapati dosis berubah saat penyintas berusia anak-anak mengalami kenaikan maupun penurunan berat badan.

Secara umum, dokter akan memberikan resep abacavir dengan ketentuan dosis: 

  • Dewasa dan anak berusia di atas 3 bulan dengan bobot tubuh lebih dari 25 kg dapat mengonsumsi 300 mg x 2 kali sehari atau satu kali minum dengan dosis 600 mg. 
  • Untuk anak berusia di atas 3 bulan berbobot 14–19 kg dapat meminum abacavir dua kali sehari dengan dosis 150 mg atau 300 mg sekali minum.
  • Anak usia ≥3 bulan dengan bobot 20–24 kg: Dosisnya berbeda, yakni 150 mg saat pagi hari dan 300 mg waktu malam hari. Apabila resep menganjurkan satu kali sehari, maka dosis yang diberikan sebanyak 450 mg.

Baca Juga: Virus HIV Bisa Memicu Demensia? Ini 5 Faktanya 

3. Interaksi

Penggunaan obat lain bersamaan dengan abacavir harus dengan sepengetahuan dokter. Kontraindikasi abacavir dapat terjadi jika dikonsumsi bersama beberapa jenis obat lain, melansir Rxlist dan Reference Medscape:

  • Metadon, phenytoin, rifampicin, atau phenobarbital dapat menyebabkan penurunan kadar abacavir dalam darah
  • Riociguat. Penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan kadar riociguat dan memicu timbulnya efek samping
  • Elvitegravir, cobicistat, emtricitabine, tenofovir DF merupakan regimen lengkap pengobatan HIV dan tidak boleh digunakan dengan antiretroviral lain termasuk abacavir.

Dokter akan menyesuaikan jenis abacavir sesuai dengan kebutuhan pasien. Pastikan untuk mendapat obat secara rutin dan tidak menggantinya dengan produk lain tanpa resep dari dokter.

4. Efek samping abacavir

Abacavir: Manfaat, Peringatan, Dosis, Interaksi, dan Efek Sampingilustrasi demam (pexels.com/ karolina grabowska)

Melansir Aidsmap, abacavir dapat menimbulkan reaksi alergi atau hipersensitivitas. Maka dari itu, sebelum mengonsumsi abacavir, dokter bisa saja memintamu melakukan tes alergi. Jika gen (HLA-B*5701) tubuh positif, maka dokter akan memberikan resep selain abacavir.

Lebih lanjut, kamu perlu memperhatikan adanya reaksi efek samping serius selama enam bulan saat berada di bawah pengaruh obat abacavir. Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat konsumsi abacavir, yakni:

  • Demam
  • Sesak napas hingga sakit tenggorokan atau batuk
  • Mual atau muntah, sakit perut hingga terjadi diare
  • Rasa lelah luar biasa atau rasa sakit berlebih

Terdapat kemungkinan akan mengalami beberapa indikator di atas bersamaan dengan munculnya ruam pada kulit. Hubungi dokter segera untuk mengonsultasikan reaksi tubuh terhadap abacavir.

Selain daftar di atas, pengguna obat abacavir, juga dapat mengalami gejala sakit kepala, sulit tidur, penambahan berat badan, dan sebagainya. Tidak perlu khawatir, kondisi tersebut merupakan reaksi wajar tubuh terhadap obat baru. Namun jika terasa mengganggu, kamu bisa menghubungi dokter.

Dari sisi positif, meminum obat abacavir membantu tubuh meningkatkan sistem imun. Kekebalan tubuh dapat semakin pulih setelah mendapatkan terapi obat. Kondisi ini dinamakan IRIS dan memungkinkan terjadi peningkatan respons terhadap infeksi. Hindari menghentikan konsumsi obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, ya!

5. Penyimpanan

Dilansir Clinicalinfo, terdapat beberapa aturan yang harus ditaati saat menyimpan abacavir, yaitu:

  • Abacavir harus tersimpan di suhu kamar atau berkisar 20 derajat Celcius hingga 25 derajat Celcius
  • Hindari membekukan obat oral 
  • Pastikan wadah tertutup rapat setelah digunakan
  • Jangan minum abacavir apabila segel terbuka ataupun jika telah kadaluarsa
  • Hindarkan dari jangkauan anak-anak

Karena obat abacavir harus dikonsumsi secara rutin, maka pastikan untuk selalu menyediakan dan mendapatkannya. Jangan tunda berkonsultasi pada dokter apabila terjadi efek samping yang mengganggu. Pun beritahukan pada petugas medis apabila terjadi reaksi atau kondisi tubuh yang tidak biasa.

Baca Juga: Alfuzosin: Manfaat, Peringatan, Interaksi, Dosis, dan Efek Samping

Topik:

  • Laili Zain
  • Langgeng Irma Salugiasih
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya