Bisa Bahaya! Ini 6 Alasan agar Kamu Tak Lagi Menyepelekan Stres
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Merasa tertekan atau stres adalah sesuatu yang normal. Namun, bila stres yang dialami dibiarkan berlarut-larut dan makin parah, malah bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental maupun fisik.
Sebagai contoh, tingkat stres yang tinggi dapat mengakibatkan kecemasan dan meningkatkan risiko depresi. Selain itu, pada fisik, bisa membuat kamu jadi sering lupa, penuaan dini, hingga memicu penyakit kronis yang ancamannya tak main-main.
Yuk, mulai berlatih untuk mengelola stres dengan baik untuk mencegah bahaya dari stres berkepanjangan (kronis) seperti yang dijelaskan di bawah ini. Yuk, disimak!
1. Penuaan dini
Melansir Healthline, para peneliti dari University of California, San Francisco, Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa stres kronis akan memperpendek telomer, yakni bagian paling ujung pada kromosom manusia.
Kondisi tersebut mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak bisa melakukan regenerasi dengan sempurna. Dampak lebih lanjut, timbul gejala penuaan dini, seperti timbulnya kerutan wajah, melemahnya otot, penglihatan berkurang, dan sebagainya.
2. Sulit mengontrol emosi
Coba perhatikan, apakah akhir-akhir ini kamu gampang banget marah? Jika iya, kemungkinan besar kamu sedang mengalami stres.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America menemukan bahwa tingkat stres yang rendah sekalipun bisa memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi.
Baca Juga: 9 Cara Melepas Stres dengan Cepat dan Mudah, Hitungan Menit!
3. Melemahkan daya tahan tubuh
Banyak orang yang belum sadar, bahwa terdapat hubungan yang erat antara kondisi fisik dan psikis.
Editor’s picks
Melansir Healthline, banyaknya beban pikiran atau stres bisa mengakibatkan sistem kekebalan tubuh tidak bekerja secara semestinya dalam melindungi tubuh. Akibatnya, kamu jadi lebih rentan terkena penyakit seperti flu dan infeksi.
4. Berat badan naik
Rasanya sudah sebulan diet tetapi berat badan nggak turun-turun, ya? Bisa jadi itu diakibatkan oleh stres yang tengah melanda.
Berdasarkan penelitian yang terbit dalam jurnal HHS Author Manuscripts, dikemukakan bahwa stres kronis dapat menyebabkan peningkatan berat badan, melebarkan ukuran lingkar pinggang, serta kenaikan persentase lemak tubuh.
5. Meningkatkan risiko kanker
Melansir keterangan dari The University of Texas MD Anderson Cancer Center, AS, menurut Lorenzo Cohen, Ph.D., profesor onkologi umum dan ilmu perilaku sekaligus direktur program pengobatan integratif di lembaga tersebut mengatakan bahwa stres jangka panjang akan menyebabkan daya tahan tubuh melemah, sehingga lebih mudah terserang penyakit, misalnya kanker.
Disebutkan juga bahwa hormon stres bisa menghambat anoikis, suatu proses yang membunuh sel-sel tubuh yang sakit dan berperan penting mencegah penyebaran sel kanker. Inilah kenapa stres kronis dapat memicu penyebaran sel kanker lebih luas.
6. Meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke
Terdapat penelitian yang melibatkan 293 orang partisipan yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet yang melibatkan 293 orang partisipan. Lewat pemindaian otak, ditemukan hubungan antara stres dengan risiko penyakit kardiovaskular.
Saat stres, amigdala, bagian otak manusia yang mengelola stres, akan mengirimkan sinyal ke sumsum tulang untuk menghasilkan lebih banyak sel darah putih. Tingginya sel darah putih dalam tubuh akan memicu peradangan arteri, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung, angina, dan stroke.
Melalui uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stres berkepanjangan tidak bisa dianggap sepele, mengingat bahayanya terhadap kesehatan tubuh. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya-upaya mengatasi stres. Misalnya dengan olahraga, mengonsumsi makanan yang sehat, serta melakukan kegiatan yang kamu sukai.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Berhenti Konsumsi Makanan Manis Saat Stres
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.