Mengenal Spinal Cord Injury yang Diderita Selebgram Laura Anna 

Laura lumpuh usai kecelakaan 2019 dan meninggal 2021

Jakarta, IDN Times - Selebgram Edelenyi Laura Anna meninggal dunia pada Rabu 15 Desember 2021. Dia mengalami kelumpuhan usai kecelakaan mobil bersama mantan kekasihnya Gaga Muhammad. 

Laura tak bisa berjalan sejak 2019 karena mengidap spinal cord injury atau cedera tulang belakang. Sebenarnya apa yang terjadi ketika seseorang mengalami cedera saraf seperti ini?

Ketua Umum PERSPEBSI Cabang Jakarta Dr dr Wawan Mulyawan menjelaskan Cedera saraf tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik langsung karena kecelakaan ataupun jatuh maupun tidak langsung infeksi bakteri atau virus.

“Dapat menyebabkan kecacatan menetap atau kematian (berdasarkan definisi dari Perhimpunan PERDOSSI, 2006),” tulis dia dalam keterangannya, Kamis (16/12/2021).

Baca Juga: 11 Ucapan Duka Artis untuk Laura Anna yang Meninggal, Wanita Kuat!

1. Ada 200 ribu orang Indonesia alami hal ini

Mengenal Spinal Cord Injury yang Diderita Selebgram Laura Anna Laura Anna pasca kecelakaan (instagram.com/edlnlaura)

Prince (2003) kata Wawan juga menyatakan bahwa spinal cord injury dapat mengakibatkan terjadinya paralisis, paraplegia, depresi refleks neurologis, edema dan hipoksia jaringan. 

Kasus cedera saraf tulang belakang jumlahnya tidak sebanyak cedera pada otak. Namun, tidak ada data global yang persis berapa banyak orang yang memiliki cedera akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh atau luka tusuk atau tembak.

Meski demikiran, menurut data nasional dan regional di dunia, angka kasus cedera saraf tulang belakang berkisar antar 300–1.300 di antara 1 juta penduduk.

“Jika mengacu pada angka ini, walau data di Indonesia belum ada, diperkirakan ada sekitar 200.000 orang yang menderita cedera saraf tulang belakang di Indonesia,” ujar Wawan.

Baca Juga: Mengenal Saraf Vagus, Salah Satu Saraf Terpenting dalam Tubuh

2. Kerusakan primer akibat cedera saraf tulang belakang

Mengenal Spinal Cord Injury yang Diderita Selebgram Laura Anna Laura Anna bersama sang ayah (instagram.com/edlnlaura)

Wawan menjabarkan ada dua kerusakan akibat cedera saraf ini, mulai dari kerusakan langsung akibat benturan atau penekanan atau kerusakan primer.

Cedera pada saraf tulang belakang biasanya terjadi akibat trauma pada tulang belakang. Tulang yang retak atau patah akan menekan sumsum tulang belakang atau bahkan merobeknya, serta bisa saja terjadi tanpa patah tulang belakang yang jelas. Sebaliknya seseorang bisa saja alami patah tulang belakang tanpa terjadi cedera tulang belakang.

“Namun, pada sebagian besar cedera saraf tulang belakang, sumsum tulang belakang tertekan atau robek. Sedangkan berat ringannya kerusakan saraf tergantung pada kekuatan penekanan saraf oleh tulang belakangnya, keras ringannya energi yang  menghantam, dan lamanya penekanan atau lamanya pertolongan,” ujarnya,

Baca Juga: Laura Anna Meninggal Dunia, Ini 10 Postingan Terakhir yang Bikin Sedih

3. Kerusakan sekunder penderita cedera saraf tulang

Mengenal Spinal Cord Injury yang Diderita Selebgram Laura Anna Laura Anna (instagram.com/edlnlaura)

Kedua adalah kerusakan sekunder atau ikutan yang dapat terjadi akibat terus berlangsungnya kerusakan primer karena kurang cepatnya pertolongan atau tidak tepatnya pertolongan, kerusakan yang seharusnya lebih ringan, jadi lebih berat atau permanen.

Karena begitu banyak kerusakan yang muncul setelah cedera awal, menurut Wawan, sangat penting untuk mempertahankan proses-proses kecepatan dan ketepatan penanganan untuk mempertahankan sebanyak mungkin fungsi saraf sensorik, motoric dan otonom.

4. Akibat lebih lanjut dari cedera saraf tulang belakang

Mengenal Spinal Cord Injury yang Diderita Selebgram Laura Anna Laura Anna, Lula Lahfah, dan Risya Brabo (instagram.com/edlnlaura)

Dia menjelaskan akibatnya kondisi kerusakan yang kompleks dan memburuk bisa terjadi karena sel saraf pusat yang mati tak bisa beregenerasi. Jika sel saraf di sumsum tulang belakang mati, akan menyebabkan fungsi-fungsi saraf sensorik (rasa, nyeri) hilang. Demikian juga fungsi saraf motorik (gerak) juga bisa hilang sehingga lengan dan tangan atau tungkai dan kaki menjadi lemah bahkan lumpuh.

"Akibat tambahan dari cedera saraf tulang belakang bisa berlanjut menyedihkan karena lumpuh dan terus berbaring decubitus akan timbul, juga mudah terkena infeksi," ujarnya.

Biasanya infeksi mengancam sistem paru-paru dan dan saluran kencing. Bahkan pada beberapa kasus, bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat mengancam nyawa.

5. Cedera saraf tulang belakang bisa cacat permanen

Mengenal Spinal Cord Injury yang Diderita Selebgram Laura Anna Ilustrasi disabilitas (ANTARA FOTO)

Wawan pun menjelaskan bahwa jika yang terjadi adalah cedera sumsum tulang belakang yang komplet maka cacat atau kelumpuhannya akan permanen.

Namun jika cedera tidak permanen, dalam arti hanya sebagian saraf sensorik, motorik atau otonom yang rusak alias tidak lengkap, masih memungkinkan beberapa perbaikan fungsional dari waktu ke waktu.

“Biasanya tindakan operasi atau obat kortikosteroid  yang terlambat dalam hitungan jam atau hari dapat menyebabkan cedera yang incomplete atau tidak lengkap menjadi permanen. Karena itu dalam penanganan cedera saraf tulang belakang ada istilah : Time is essential,” katanya.

Topik:

  • Anata Siregar
  • Umi Kalsum
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya