5 Fakta tentang Parkinson yang Terjadi pada Remaja, Waspada sejak Dini

Padahal, Parkinson umum dialami orang berusia 50 tahun ke atas

Parkinson adalah salah satu gangguan yang menyerang sistem saraf pusat sehingga memengaruhi kontrol gerakan. Penyakit degeneratif ini biasanya timbul pada orang yang lanjut usia atau di atas 50 tahun. Namun, beberapa orang yang berada di bawah usia 50 tahun juga dapat mengalami Parkinson atau biasa disebut dengan young on-set Parkinson.

Dilansir Healthline, sekitar 4 persen dari 1 juta orang di Amerika mengalami gejala Parkinson di bawah usia 50 tahun. Meskipun jarang terjadi, kita harus berhati-hati dan mengetahui informasinya agar dapat mencegah. Dilansir berbagai sumber, berikut ini ada beberapa fakta mengenai Parkinson dini yang penting untuk diketahui. 

1. Penyebab

5 Fakta tentang Parkinson yang Terjadi pada Remaja, Waspada sejak Diniilustrasi parkinson di usia muda (pexels.com/@enginakyurt)

Parkinson yang terjadi di usia muda biasanya muncul sebelum usia 50 tahun di mana gejalanya bahkan dapat dirasakan remaja sebelum usia 20 tahun. Sampai saat ini, penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa ahli percaya bahwa faktor lingkungan dan genetik atau mungkin keduanya bisa memicu penyakit tersebut. 

Dilansir National Parkinson Foundation, 65 persen orang yang mengalami Parkinson sebelum usia 20 tahun mengalami mutasi genetik. Selain itu, faktor lingkungan, seperti paparan racun kimia insektisida, fungisida, dan herbisida tertentu juga menjadi salah satu faktor risiko Parkinson di usia dini.

2. Gejala

5 Fakta tentang Parkinson yang Terjadi pada Remaja, Waspada sejak Diniilustrasi gejala parkinson (parkinsonsnewstoday.com)

Secara umum, gejala Parkinson di usia dini ditandai dengan rendahnya kadar dopamin pada otak. Hormon dopamin yang rendah memengaruhi kontrol kita terhadap gerakan tubuh. Dilansir Parkinson's Foundation, ada beberapa gejala Parkinson yang memengaruhi motorik tubuh kita, seperti: 

  • Tremor pada bagian tangan, lengan, kaki, rahang, dan wajah
  • Kekakuan anggota badan dan batang tubuh
  • Bradikinesia
  • Ketidakstabilan postur atau gangguan keseimbangan dan koordinasi.

Selain motorik, orang dengan Parkinson mungkin mengalami gejala non-motorik yang sama seperti penderita Parkinson pada umumnya, seperti:

  • Depresi
  • Gangguan tidur
  • Perubahan memori dan pemikiran
  • Sembelit atau masalah kencing.

Orang yang mengalami Parkinson di usia muda akan mengalami beberapa gejala yang berbeda dengan pasien yang berada di usia tua. Masih dari laman Parkinson's Foundation, berikut ini beberapa gejala yang dialami oleh orang dengan Parkinson di usia muda, meliputi:

  • Perkembangan gejala Parkinson lebih lambat
  • Efek samping yang dirasakan dari obat dopaminergik lebih besar
  • Mengalami distonia lebih sering, seperti lengkungan kaki.

Baca Juga: 14 Tanda dan Gejala Awal Penyakit Parkinson, Kenali Sejak Dini

3. Diagnosis

5 Fakta tentang Parkinson yang Terjadi pada Remaja, Waspada sejak Diniilustrasi diagnosis dengan dokter (pexels.com/RODNAE Productions)

Diagnosis Parkinson tidak dapat dilakukan dengan alat khusus. Namun, beberapa opsi pemeriksaan lain mungkin dilakukan dokter untuk melihat adakah masalah kesehatan yang mendasari Parkinson dini. Pemeriksaan yang mungkin dilakukan dokter adalah tes darah dan MRI.

Selain itu, dokter mungkin akan memberikan resep levodopa untuk meningkatkan kadar dopamin di otak. Jika terdapat respons dari pengobatan yang dilakukan dokter, kemungkinan terjadinya Parkinson terjadi lebih besar. 

Meskipun dokter melakukan beberapa pemeriksaan dan pengobatan, diagnosis Parkinson pada orang yang berada di usia muda tidak dapat dilakukan secepat mungkin. Diperlukan pengamatan yang lebih teliti agar dokter dapat memberikan diagnosis serta penanganan yang tepat.

4. Pencegahan

5 Fakta tentang Parkinson yang Terjadi pada Remaja, Waspada sejak Diniilustrasi olahraga untuk mencegah parkinson (pexels.com/@tirachard-kumtanom)

Dilansir Healthline, tidak ada cara yang tepat untuk mencegah Parkinson pada usia berapa pun. Namun, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko Parkinson di usia muda, yaitu: 

  • Konsumsi makanan dengan sifat antiinflamasi: Makanan yang memiliki zat yang bersifat antiinflamasi disarankan untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk Parkinson. Beberapa contohnya adalah tomat, sayuran hijau, minyak zaitun, hingga ikan berlemak.
  • Memerhatikan asupan vitamin D: Menurut penelitian, banyak orang yang menderita Parkinson tidak mendapatkan cukup vitamin D. Oleh sebab itu, memerhatikan asupan vitamin D sedini mungkin dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit tersebut.
  • Rutin berolahraga: Risiko menderita Parkinson juga dapat dikurangi dengan meningkatkan kekakuan otot dan mobilitas.

5. Pengobatan

5 Fakta tentang Parkinson yang Terjadi pada Remaja, Waspada sejak Diniilustrasi obat (unsplash.com/pina messina)

Menurut para ahli, pengobatan Parkinson belum ditemukan sampai saat ini. Pengobatan yang diberikan oleh dokter hanya membantu untuk meringankan gejala sehingga orang dengan Parkinson dapat menjalankan aktivitas dengan normal. Dilansir Healthline, ada dua jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Parkinson, yaitu:

Pengobatan medis

  • Levodopa merupakan suatu bahan kimia yang dapat berubah menjadi dopamin di otak.
  • Inhibitor MAO-B berguna untuk membantu mengurangi pemecahan dopamin di otak.
  • Inhibitor Catechol-O-methyltransferasen untuk membantu memperpanjang efek dari levodopa pada otak.
  • Antikolinergik digunagak untuk mengurangi tremor.
  • Amantadine dapat digunakan untuk meningkatkan kontrol otot dan meredakan kekakuan. 

Deep brain stimulation

Deep brain stimulation merupakan salah satu opsi pengobatan yang bagus untuk orang-orang dengan Parkinson dini. Hal ini disebabkan orang yang mengalami parkinson di usia muda biasanya tidak mempunyai penyakit lain yang dapat menyebabkan komplikasi.

Metode deep brain stimulation dilakukan dengan pembedahan di area elektroda ditempatkan di area tertentu di otak. Elektroda yang digunakan akan terhubung dengan generator yang diprogram untuk mengirimkan sinyal listrik ke area otak. Prosedur yang dilakukan pada metode pengobatan ini dapat meringankan gejala-gejala Parkinson.

Jika kamu merasakan gejala Parkinson di usia yang masih muda, tidak ada salahnya untuk melakukan konsultasi ke dokter. Dengan begitu, kamu akan mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Selain itu, melakukan aktivitas fisik yang membantu mengurangi risiko Parkinson juga dapat dilakukan untuk mengimbangi pengobatan medis.

Baca Juga: 8 Mitos dan Fakta tentang Penyakit Parkinson yang Perlu Kamu Pahami

Lois Maria Andries Photo Verified Writer Lois Maria Andries

19

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya