5 Fakta mengenai Terapi Garam (Haloterapi), Bisa Obati Asma?

Punya banyak manfaat, khususnya pada sistem pernapasan

Beberapa orang mungkin mengenal garam hanya sebagai salah satu bumbu masakan yang menambahkan rasa asin. Padahal, garam mempunyai khasiat untuk kesehatan.

Haloterapi atau terapi garam adalah salah satu khasiat garam untuk tujuan kesehatan. Terapi ini mempunyai banyak manfaat, khususnya pada sistem pernapasan. Untuk mengetahui terapi garam lebih lanjut, simak penjelasannya berikut ini.

1. Apa itu terapi garam ?

5 Fakta mengenai Terapi Garam (Haloterapi), Bisa Obati Asma?ilustrasi anak menjalani terapi garam atau haloterapi (pexels.com/Yan Krukov)

Dilansir WebMD, haloterapi atau halotherapy melibatkan menghirup udara dengan partikel garam kecil untuk meningkatkan pernapasan. Haloterapi dianggap sebagai pengobatan alternatif untuk masalah paru-paru seperti asma, bronkitis, dan batuk.

Haloterapi sering dilakukan di ruang garam seperti spa. Terapi ini juga dapat membantu seseorang rileks dan dapat membantu mengatasi kondisi kulit dan alergi.

Sedikit sejarah tentang terapi garam, pada abad ke-12, praktik mengunjungi gua garam untuk alasan terapeutik, atau speleoterapi, adalah hal biasa di Eropa Timur. Pada tahun 1800-an, penambang garam di Polandia menemukan versi yang lebih modern dari apa yang sekarang disebut haloterapi. Meskipun bekerja di tambang sepanjang hari, para penambang tersebut tidak memiliki gangguan pernapasan dan sangat sehat. Mereka tidak terkena pilek atau batuk yang biasa terjadi pada orang lain.‌

Penelitian menunjukkan bahwa udara asin yang dihirup para penambang membantu menjaga paru-paru mereka bebas dari infeksi dan alergi. Seiring waktu, tambang atau gua garam Eropa Timur menjadi tujuan wisata populer. Orang-orang dari seluruh dunia berkunjung untuk menghirup udara asin dan meringankan masalah paru-paru mereka.

2. Jenis

5 Fakta mengenai Terapi Garam (Haloterapi), Bisa Obati Asma?ilustrasi terapi garam (pexels.com/Sergey Torbik)

Terapi garam biasanya dilakukan di ruang garam, bisa aktif maupun pasif.

  • Ruang garam aktif: Ruangan ini memiliki mesin yang disebut halgenerator, yang ditambahkan garam. Peralatan tersebut memecah garam menjadi partikel-partikel kecil yang beredar di dalam ruangan.
  • Ruang garam pasif: Kamar jenis ini tidak memiliki mesin untuk memecah garam. Sebaliknya, ruangan dipenuhi dengan berbagai jenis garam, seperti garam Himalaya. Ruangan ini sendiri terlihat seperti gua garam dengan suhu dan kelembapan yang terkendali.

Konsentrasi garam di ruang garam pasif lebih rendah daripada di ruang garam aktif. Ruangan-ruangan ini biasanya digunakan untuk relaksasi dan meditasi daripada haloterapi.

Terapi garam sendiri ada dua jenis, yakni:

  • Terapi garam kering: Ini adalah jenis yang dikenal sebagai haloterapi. Ini dilakukan di ruang garam aktif dengan bantuan halgenerator. Hal ini memungkinkan partikel kecil garam kering menyebar di udara dan memasuki paru-paru dan kulit.
  • Terapi garam basah: Ini melibatkan mandi dalam air asin yang mengandung mineral, berkumur dengan atau minum air asin, atau mengalirkan air asin melalui saluran hidung.

Baca Juga: Terapi Sex Surrogate: Definisi, Teknik, dan Manfaatnya

3. Manfaat

5 Fakta mengenai Terapi Garam (Haloterapi), Bisa Obati Asma?ilustrasi anak menjalani terapi garam atau halotherapy (pexels.com/Yan Krukov)

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa terapi garam dapat mendatangkan berbagai manfaat terhadap kondisi pernapasan, masalah kulit, dan alergi. Garam adalah bahan yang alami dan aman. Garam juga memiliki sifat berikut ini:

  • Mukoaktif, yaitu dapat membersihkan lendir dari saluran udara.
  • Antibakteri, sehingga dapat membantu mencegah infeksi.
  • Antiinflamasi.
  • Meningkatkan kekebalan.
  • Anti alergi.

Penelitian telah menemukan bahwa karena sifat-sifat tersebut haloterapi dapat digunakan sebagai bagian dari pengobatan:

  • Infeksi paru-paru.
  • Infeksi tenggorokan atau faringitis.
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Masalah pernapasan terkait merokok.
  • Alergi pernapasan.
  • Asma.
  • Bronkitis.
  • Dingin atau batuk.
  • Pneumonia.
  • Sinusitis.
  • Rinitis.
  • Tonsilitis.
  • Fibrosis kistik.

Haloterapi juga dapat digunakan untuk mengobati masalah pernapasan yang disebabkan oleh COVID-19, meningkatkan pernapasan, dan jumlah oksigen dalam darah.

Partikel garam kecil yang digunakan dalam haloterapi juga dapat membantu memperbaiki sel-sel kulit dan melindungi kulit dari penuaan dan infeksi. Terapi ini dapat digunakan untuk mengobati:

  • Jerawat dan rosasea.
  • Alergi kulit.
  • Ruam.
  • Eksem.
  • Psoriasis.
  • Infeksi kulit.
  • Infeksi jamur seperti onikomikosis.
  • Kerutan dan tanda penuaan kulit.

4. Efek samping dan risiko

5 Fakta mengenai Terapi Garam (Haloterapi), Bisa Obati Asma?ilustrasi efek samping terapi garam (pexels.com/cottonbro)

Terapi garam mungkin aman bagi kebanyakan orang. Namun, tidak ada penelitian tentang keamanannya. Selain itu, terapi garam biasanya dilakukan di spa, tempat khusus, atau klinik tanpa staf medis terlatih untuk menangani keadaan darurat medis, mengutip Healthline, sehingga jadikan ini sebagai pertimbangan.

Walaupun disebut-sebut dapat mengobati asma, tetapi haloterapi juga bisa menyempitkan atau mengiritasi gelombang udara pada pasien asma. Hal ini dapat memperburuk batuk, mengi, dan sesak napas. Beberapa orang juga melaporkan mengalami sakit kepala selama menjalani terapi garam.

Haloterapi adalah terapi komplementer yang bertujuan untuk dilakukan bersama obat apa pun yang digunakan. Beri tahu dokter jika ingin mencoba haloterapi. Jangan menghentikan obat apa pun tanpa mengonsultasikannya terlebih dulu dengan dokter.

Pendukung haloterapi mengklaim bahwa terapi ini aman untuk anak-anak dan ibu hamil. Namun, hanya ada sedikit penelitian yang mendukung klaim tersebut. Contohnya, studi tahun 2008 menyebut bahwa menghirup larutan garam 3 persen adalah pengobatan yang aman dan efektif untuk bayi dengan bronkiolitis. Akan tetapi, tidak ada standardisasi di seluruh klinik haloterapi. Jumlah garam yang diberikan bisa sangat bervariasi.

Efek samping

Terapi garam juga memiliki beberapa efek samping. Seseorang mungkin akan mengalami batuk dan lebih banyak sekresi lendir karena pembersihan saluran hidung. Kulit juga dapat mengalami iritasi atau konjungtivitis, tetapi ini jarang terjadi.

Hindari haloterapi jika memiliki:

  • Hipertiroidisme.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Tuberkulosis.
  • Masalah jantung.
  • Gagal napas.
  • Gangguan darah seperti anemia, hemofilia, atau gangguan pembekuan darah.
  • Penyakit menular.
  • Demam.
  • Luka terbuka.
  • Penyakit keganasan seperti kanker.
  • Klaustrofobia.

Bicarakan dengan dokter sebelum mencoba terapi garam. Dokter dapat memberikan saran medis apakah terapi ini opsi yang baik berdasarkan riwayat kesehatan dan kondisi seseorang.

5. Alternatif terapi garam

5 Fakta mengenai Terapi Garam (Haloterapi), Bisa Obati Asma?ilustrasi mencuci hidung dengan neti pot (flickr.com/Dan Machold)

Cara alternatif penggunaan garam untuk kondisi kesehatan tertentu adalah dengan terapi garam basah. Ini termasuk penggunaan:

  • Larutan garam (saline).
  • Nebulizer.
  • Mandi garam.
  • Scrub garam.
  • Larutan kumur.
  • Neti pot.
  • Eksfoliasi.
  • Tangki flotasi.

Beberapa orang menggunakan terapi garam basah untuk kondisi pernapasan, termasuk flu biasa, sementara beberapa orang lainnya memanfaatkannya untuk perawatan kecantikan dan meningkatkan kesehatan kulit. Terapi ini juga menenangkan dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan umum.

Terapi garam atau haloterapi dapat membantu meringankan beberapa kondisi pernapasan, tetapi sejauh ini penelitiannya terbatas dan tidak meyakinkan. Ada potensi efek samping, seperti batuk.

Walaupun mungkin belum terbukti manfaat medisnya, tetapi terapi garam bisa membuat kamu relaks dan membantu meningkatkan kesejahteraan diri. Amannya konsultasikan dulu ke dokter sebelum mencoba terapi ini untuk mengurangi risiko komplikasi dan efek samping.

Baca Juga: Terapi Multimodal: Definisi, Tipe, Teknik, dan Manfaat

Lois Maria Andries Photo Verified Writer Lois Maria Andries

19

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya