Jangan Sampai Salah, Ini 5 Fakta tentang HIV yang Perlu Kamu Tahu

HIV adalah virus berbahaya yang menyerang imun manusia

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang melumpuhkan sistem kekebalan tubuh manusia dari waktu ke waktu, sehingga penderitanya rentan terserang berbagai penyakit.

Sayangnya, banyak orang percaya informasi salah atau mitos seputar penyakit HIV beserta cara penularannya. Bahkan, ini menstigmakan penderitanya selama puluhan tahun.

Berikut ini adalah beberapa fakta tentang HIV yang perlu kamu pahami, agar tak lagi memercayai informasi yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

1. HIV/AIDS adalah penyakit berbahaya

Jangan Sampai Salah, Ini 5 Fakta tentang HIV yang Perlu Kamu Tahupixabay.com/madartzgraphics

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa HIV dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah dua kondisi yang berbeda. Orang yang terinfeksi HIV belum tentu memiliki AIDS. 

AIDS disebabkan oleh kerusakan sistem imun oleh virus HIV. Seseorang dikatakan memiliki AIDS bila dia terkena infeksi berbahaya, atau saat jumlah sel CD4 di dalam tubuhnya sangat rendah. AIDS adalah fase akhir dari HIV dan akibatnya bisa fatal.

Umumnya butuh waktu sekitar 10 tahun untuk penyakit HIV berkembang menjadi AIDS, khususnya bila infeksi virus tersebut tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

Seperti yang disebut sebelumnya, HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh tak lagi mampu mempertahankan diri dari penyakit dan infeksi. Bila ini terjadi, maka pasien bisa terkena penyakit serius seperti tuberkulosis, sifilis, dan masih banyak lagi.

2. HIV/AIDS bisa menular lewat berbagai cara

Jangan Sampai Salah, Ini 5 Fakta tentang HIV yang Perlu Kamu Tahupixabay.com/publicdomainpictures

Virus HIV dapat menular jika darah yang terkontaminasi masuk ke tubuh manusia yang sedang terluka. Misalnya, ketika seseorang tangannya mengalami luka yang belum tertutup, kemudian berkontak dengan darah yang terkontaminasi, maka penularan akan terjadi.

Virus juga bisa menular lewat seks bebas atau perilaku seks berisiko, jarum suntik, atau apa pun yang memungkinkan masuknya darah yang terkontaminasi ke tubuh.

Penting untuk diingat bahwa HIV tidak menular melalui air liur, keringat, ciuman, gigitan nyamuk, toilet, atau sentuhan. Diperlukan kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma untuk virus bisa ditularkan.

Baca Juga: 5 Penyakit Mulut yang Biasa Menyertai Infeksi HIV

3. HIV tidak hanya menyerang orang-orang dengan perilaku seks berisiko dan/atau pengguna narkoba

Jangan Sampai Salah, Ini 5 Fakta tentang HIV yang Perlu Kamu Tahupixabay.com/esudroff

Umumnya orang menganggap bahwa HIV yang dialami oleh orang-orang berperilaku seks berisiko (seks tanpa proteksi, gonta-ganti pasangan, seks anal, dan sebagainya) dan/atau pengguna narkoba. Namun, sebenarnya siapa pun bisa tertular HIV, misalnya lewat prosedur transfusi darah.

Selain itu, bayi pun juga dapat tertular HIV bila sang ibu positif HIV. Melansir keterangan dari American College of Obstetricians and Gynecologists, selama kehamilan, HIV dapat melewati plasenta dan menginfeksi janin.

Selain itu, selama persalinan, bayi dapat terpapar virus dalam darah sang ibu dan cairan tubuh lainnya. Ketika akan melahirkan, ketuban akan pecah. Begitu ini terjadi, risiko penularan HIV ke bayi meningkat. Sebagian besar bayi yang tertular HIV dari ibunya terinfeksi saat persalinan. Menyusui juga dapat menularkan virus ke bayi.

Oleh karena itu, setiap orang harus waspada tanpa terkecuali terhadap penyakit menular yang satu ini.

4. Angka kasus HIV/AIDS di Indonesia

Jangan Sampai Salah, Ini 5 Fakta tentang HIV yang Perlu Kamu Tahupixabay.com/mohamed_hasan

Menurut informasi dari laman Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, sejak pertama kali dilaporkan di Indonesia tahun 1987 sampai bulan Maret tahun 2019, kasus HIV/AIDS yang telah dilaporkan adalah 461 (89,7 persen) dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS cenderung meluas.

Data terakhir, sampai Maret 2019, jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan adalah sebanyak 338.363, yaitu 58,7 persen dari estimasi ODHA tahun 2016 sebanyak 640.443.

Saat ini ada lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi, yaitu DKI Jakarta (60.501 kasus) diikuti Jawa Timur (50.060 kasus), Jawa Barat (35.529 kasus), Papua (33.485 kasus) dan Jawa Tengah (29,048 kasus).

Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan dari tahun 2005-2019 relatif stabil setiap tahunnya. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 hingga Maret tahun 2019 sebanyak 115.601 orang. Sementara itu, saat ini ada lima provinsi dengan jumlah kasus AIDS terbanyak, yaitu Papua (22.544 orang), Jawa Timur (20.113 orang), Jawa Tengah (10.548 orang), DKI Jakarta (10.116 orang) dan Bali (8.147 orang).

5. Edukasi seks dan kesehatan reproduksi sejak dini sangat diperlukan untuk menekan angka kasus HIV/AIDS

Jangan Sampai Salah, Ini 5 Fakta tentang HIV yang Perlu Kamu Tahuunsplash.com/Eye for Ebony

Mengingat penyebaran HIV bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada kelompok yang berisiko rendah, maka kita mesti tahu langkah-langkah pencegahan yang efektif. Salah satunya adalah melalui edukasi seks atau kesehatan reproduksi sedini mungkin.

Ingat, edukasi seks itu tak hanya sekadar seks dan ini tidak sama dengan mengajarkan anak tentang seks bebas. Justru pendidikan seks yang benar akan mengajarkan anak tentang risiko dari perilaku seks bebas atau seks yang berisiko, termasuk berbagai dampak berbahayanya, termasuk penularan HIV dan penyakit lainnya. Tujuannya adalah supaya anak terhindar dari perilaku tersebut.

Dengan adanya pemahaman yang baik sejak dini, diharapkan nantinya siapa pun akan lebih berhati-hati dalam bertindak, terutama menghindari seks berisiko dan narkoba. Ingat, virus HIV bisa dialami siapa pun, termasuk kelompok risiko rendah.

Baca Juga: 7 Penemuan Besar Dunia Medis di 2019, Ada Obat untuk Ebola dan HIV! 

Mira Hadistina Photo Writer Mira Hadistina

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya