5 Fakta Infertilitas Sekunder, Tidak Mampu Hamil padahal Ada Riwayat

Salah satu penyebabnya adalah konsumsi alkohol berlebihan

Infertilitas adalah kondisi yang terjadi pada pasangan suami istri yang mengalami kesulitan untuk mempunyai anak meskipun sudah melakukan hubungan seksual selama 1 tahun. Seperti yang sudah kita ketahui, beberapa faktor penyebab infertilitas misalnya seperti genetik, kelainan pada uterus, atau jumlah sperma yang rendah.

Terkait dengan infertilitas, ada sebuah kondisi medis bernama infertilitas sekunder. Kondisi ini terjadi pada pasangan yang tidak mengalami masalah dengan kehamilan pertama, tetapi saat ingin mempunyai anak yang kedua, mereka mengalami kesulitan. Agar lebih jelas simak fakta penting mengenai infertilitas sekunder berikut ini.

1. Apa itu infertilitas sekunder dan bagaimana mendeteksinya?

5 Fakta Infertilitas Sekunder, Tidak Mampu Hamil padahal Ada Riwayatilustrasi tes ultrasound (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dilansir Penn Medicine, infertilitas sekunder atau secondary infertility adalah  ketidakmampuan seorang perempuan dewasa untuk mengandung atau mengalami keguguran, meskipun sebelumnya sudah pernah melahirkan anak. Mengutip laman Today, diperkirakan ada 10 persen pasangan suami istri yang mengalami infertilitas sekunder.

Dokter akan melakukan tindakan medis seperti berikut ini untuk mendiagnosis infertilitas sekunder:

  • Riwayat kesehatan seperti siklus menstruasi, gangguan pada testis, riwayat kehamilan dan menyusui, jenis obat-obatan yang diminum, apakah pernah melakukan operasi, dan apakah mempunyai penyakit medis yang lain.
  • Melakukan tes yang terdiri dari pelvic exam, tes darah untuk memeriksa hormon, analisis semen, dan tes USG untuk mengetahui apakah ada tumor atau penyumbatan di saluran tuba falopi.

2. Penyebab infertilitas sekunder

5 Fakta Infertilitas Sekunder, Tidak Mampu Hamil padahal Ada Riwayatilustrasi proses sperma yang akan membuahi telur (freepik.com/freepik)

Mengutip Mayo Clinic, infertilitas sekunder dapat disebabkan oleh kondisi seperti berikut:

  • Mempunyai masalah dengan sperma seperti jumlah sperma yang rendah dan sperma tidak mampu bergerak sebagaimana mestinya.
  • Masalah di saluran tuba falopi sehingga sperma tidak dapat bertemu atau membuahi sel telur atau telur tidak dapat bergerak menuju rahim (uterus).
  • Problem dengan ovulasi.
  • Luka yang disebabkan oleh endrometriosis.
  • Mempunyai kondisi medis seperti fibroid uterine yaitu daging tapi tidak bersifat kanker yang tumbuh di dalam rahim, dan adenomiosis (endometrium tumbuh di bagian dalam dinding otot rahim).
  • Mengalami komplikasi di kehamilan yang sebelumnya.
  • Faktor lain seperti usia, mengonsumsi obat-obatan, dan mempunyai berat badan berlebihan (obesitas).

Laman Cleveland Clinic menambahkan kesehatan dan atau fungsi sperma dapat terganggu akibat dari penggunaan komersial pelumas intim (sexual lubricant) yang beracun untuk sperma dan terekspos oleh senyawa kimia atau kondisi suhu yang terlalu panas.

Baca Juga: Ini 6 Makanan yang Berisiko Memicu Kemandulan, Batasi Konsumsinya

3. Faktor risiko

5 Fakta Infertilitas Sekunder, Tidak Mampu Hamil padahal Ada Riwayatilustrasi minuman anggur (wine) (pixabay.com/Vinotecarium)

Merangkum dari Mayo Clinic berikut adalah faktor risiko yang mempertinggi peluang untuk mengalami infertilitas sekunder:

  • Faktor umur yaitu usia lebih dari 37 tahun untuk orang perempuan dan lebih dari 40 tahun untuk orang laki-laki.
    • Secara keseluruhan tingkat kesuburan orang perempuan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Namun tingkat kesuburan menurun pesat saat usia 37 tahun ke atas.
    • Sedangkan untuk orang laki-laki, tingkat kesuburan menurun setelah usia 40 tahun.
  • Apabila satu atau kedua pihak merokok atau menggunakan marijuana.
  • Mengonsumsi alkohol.
    • Alkohol dapat menyebabkan infertilitas. Orang laki-laki yang minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan gangguan pada motilitas sperma dan jumlah sperma yang rendah.
    • Orang perempuan yang berencana untuk mempunyai anak atau sedang hamil dilarang untuk minum minuman beralkohol.
  • Satu atau kedua belah pihak mempunyai berat badan berlebihan.
  • Masalah dengan olahraga, misalnya hampir tidak pernah berolahraga dapat mengakibatkan kegemukan. Demikian pula orang perempuan yang terlalu aktif atau cukup ekstrem dalam berolahraga juga berisiko mengalami masalah dengan ovulasi.

Kemudian seseorang yang memiliki penyakit seksual menular dan tidak terdeteksi juga berpotensi mengalami infertilitas sekunder. Laman Loma Linda University Center for Fertility and IVF menjelaskan penyakit seksual menular seperti klamidia dan kencing nanah (gonore) dapat mengakibatkan infertilitas bagi orang laki-laki maupun perempuan. Kemudian penyakit seksual menular yang tidak diobati atau terdeteksi juga dapat menyebabkan penyakit radang panggul serta gangguan di tuba falopi.

4. Perawatan medis terkait infertilitas sekunder

5 Fakta Infertilitas Sekunder, Tidak Mampu Hamil padahal Ada Riwayatilustrasi dokter sedang mengamati perkembangan embrio (pexels.com/Edward Jenner)

Disebutkan di poin sebelumnya bahwa dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mencari apa penyebab infertilitas sekunder. Bila dari tes tersebut ditemukan masalah misalnya tumor atau fibroid uterine maka sumber masalah akan diobati terlebih dahulu.

Merangkum dari Healthline beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh dokter antara lain:

  • Memberikan obat-obatan untuk menormalisasikan hormon atau untuk menstimulasi ovulasi. Sekedar informasi, hormon yang tidak seimbang juga dapat memicu kondisi jumlah sperma yang rendah.
  • Operasi bila ditemukan tumor atau kondisi medis lain.
  • Menyarankan untuk diet bila satu atau dua-duanya mempunyai berat badan berlebihan.
  • Menyarankan teknologi reproduksi berbantu seperti bayi tabung (IVF).

Apabila satu atau kedua belah pihak mempunyai kondisi medis terkait dengan penyakit seksual menular yang sebelumnya tidak terdeteksi, maka dokter akan mengobati kondisi ini terlebih dulu.

5. Adakah cara untuk mencegahnya?

5 Fakta Infertilitas Sekunder, Tidak Mampu Hamil padahal Ada Riwayatilustrasi pengambilan darah untuk tes kesehatan (pexels.com/Los Muertos Crew)

Merangkum dari berbagai sumber, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah infertilitas sekunder misalnya:

  • Berkonsultasi dengan dokter apabila sudah melakukan hubungan seksual selama 6 bulan untuk pasangan dengan usia 35 tahun ke atas atau 1 tahun untuk pasangan di bawah usia 35 tahun, tetapi belum ada tanda kehamilan.
  • Segera berkonsultasi ke dokter bila mengalami gangguan seperti menstruasi tidak teratur atau keguguran.
  • Skrining tes kesuburan yang dilakukan oleh pasangan suami istri.
  • Skrining tes untuk mendeteksi apakah mempunyai penyakit seksual menular 
  • Mempraktikkan pola hidup yang sehat seperti mengonsumsi makanan yang rendah lemak, sayur dan buah-buahan, berolahraga, mengurangi dan bila perlu tidak minum minuman beralkohol, serta menjaga berat badan agar tetap normal.

Tidak jauh berbeda dari pasangan suami istri yang mempunyai masalah infertilitas, pasangan yang mengalami infertilitas sekunder juga dapat mengalami kesedihan, kecewa, dan depresi. Pasangan suami istri dapat mengikuti support group dan konseling untuk mengatasi rasa sedih atau kecewa.

Terakhir kita yang mempunyai teman atau keluarga yang mempunyai masalah infertilitas baik primary atau sekunder dapat memberikan dukungan moral seperti meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita mereka tanpa mencemooh, menawarkan bantuan, dan mengedukasi orang lain perihal topik infertilitas contohnya seperti tidak bertanya kapan punya anak atau mengapa hanya punya satu anak saja.

Baca Juga: Penyebab Infertilitas pada Perempuan dan Faktor Risikonya

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya