Perbedaan dan Persamaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makanan

Gastroenteritis disebabkan oleh virus

Gastroenteritis atau disebut flu perut adalah infeksi saluran pencernaan yang ditandai dengan gejala seperti kram perut, diare, mual, demam, dan pusing. Gejala gastroenteritis mempunyai banyak persamaan dengan gejala seseorang yang keracunan makanan (food poisoning).

Beberapa persamaan gejala gastroenteritis dan gejala keracunan makanan misalnya seperti diare, demam, dan mual. Lalu bagaimanakah cara membedakan satu dengan yang lain? Kemudian apakah cara pengobatannya juga berbeda? Berikut penjelasannya.

 

1. Sumber penyebabnya berbeda

Perbedaan dan Persamaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makananilustrasi bakteri E. Coli (pixabay.com/Wikilmages)

Dilansir Healthline, gastroenteritis disebabkan oleh virus dan jenis virus yang paling sering menyebabkan kondisi ini yaitu: norovirus, rotavirus, astrovirus, dan adenovirus. Dari semua virus ini, gastroenteritis yang dipicu oleh norovirus dan rotavirus adalah yang paling menular.

Penularan terjadi saat melakukan kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi atau menyentuh permukaan yang telah terkena air liur atau muntahan dari orang yang sakit.

Sebaliknya, penyebab keracunan makanan adalah bakteri, contohnya Salmonella dan E. Coli, virus, atau parasit yang mengontaminasi makanan. Merujuk sumber yang sama, berikut adalah makanan dan minuman yang dapat terkontaminasi oleh bakteri atau parasit:

  • Daging yang tidak matang.
  • Telur mentah atau telur yang tidak dimasak hingga matang.
  • Air yang terkontaminasi.
  • Keju dan susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Ikan atau kerang mentah.
  • Kecambah mentah.

Bayi, anak kecil, dan orang lanjut usia (lansia) paling rentan terkena keracunan makanan.

2. Kapan gejala muncul dan durasi

Perbedaan dan Persamaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makananilustrasi rasa mual (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Merangkum Cleveland Clinic, masa inkubasi gastroenteritis adalah 1 hingga 2 hari sebelum gejala muncul. Sedangkan seseorang yang mengalami keracunan makanan akan menunjukkan gejala 2 hingga 6 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.

Laman Quebec Canada menyebutkan seseorang yang mengalami gastroenteritis dapat merasakan sakit selama 2-3 hari, tapi dapat lebih hingga 10 hari terutama bila gejala muncul saat sedang melakukan perjalanan di luar negeri. Sekadar informasi, gastroenteritis sangat menular saat gejala muncul dan bahkan beberapa minggu setelah gejala mulai berkurang.

Durasi sakit yang dirasakan oleh mereka yang mengalami keracunan makanan tergantung dari jenis bakteri, parasit, atau virus yang menyebabkan keracunan. Namun mengutip K Health, durasi gejala seseorang yang terkena keracunan akibat dari Salmonella dapat mencapai 7 hari, sedangkan keracunan yang disebabkan oleh E. Coli dapat mencapai 10 hari. 

 

Baca Juga: 6 Makanan yang Sering Menyebabkan Keracunan Makanan

3. Cara pencegahan gastroenteritis

Perbedaan dan Persamaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makananilustrasi mencuci tangan dengan sabun (unsplash.com/meljeanty)

Dikarenakan sumber penyebab kedua penyakit berbeda sehingga cara mencegah gastroenteritis juga berbeda dari keracunan makanan. Merangkum Better Health Channel Victoria, berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjangkit penyakit gastroenteritis:

  • Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun setelah menggunakan toilet, mengganti diaper, memegang binatang, merokok, dan sebelum menyiapkan makanan.
  • Menggunakan tisu sekali pakai dan bukan handuk untuk mengelap tangan setelah mencuci tangan. Sebabnya beberapa bakteri dapat bertahan di permukaan benda.
  • Hindari mencampur penggunaan alat makan, contohnya menggunakan pisau yang sama untuk memotong tomat dan memotong kue.
  • Rajin membersihkan kamar mandi dan toilet.
  • Memasak makanan hingga matang. Menyimpan makanan dingin di tempat dingin dan makanan panas di tempat yang panas (suhu> 60 derajat Celcius) agar bakteri tidak tumbuh.
  • Rutin membersihkan permukaan benda di rumah untuk mencegah penyebaran infeksi.
  • Saat melakukan perjalanan ke luar negeri sebaiknya minum dari air mineral di kemasan botol, menghindari penggunaan es batu di minuman dan makanan ala buffet.

 

4. Cara pencegahan keracunan makanan

Perbedaan dan Persamaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makananilustrasi kontainer dan alat makan terpisah untuk mencegah keracunan makanan (pexels.com/Fausto Hernandez)

Fokus utama dari pencegahan keracunan makanan adalah kehigenisan dalam proses persiapan, penyajian, dan penyimpanan makanan. Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hal-hal seperti di bawah ini patut untuk diperhatikan saat memasak makanan:

  • Mencuci tangan dan semua peralatan yang akan digunakan untuk memasak. Pastikan pula permukaan meja dalam keadaan bersih sebelum memasak.
  • Menggunakan kontainer dan peralatan yang berbeda untuk menyimpan makanan. Contohnya kontainer dan peralatan untuk mengolah daging mentah dipisah dari kontainer dan peralatan untuk mengolah sayuran.
  • Memasak dengan suhu yang tepat.
  • Menyimpan sisa makanan di kulkas dalam kurun waktu 2 jam setelah dimasak atau 1 jam setelah terekspos oleh panas atau udara.

5. Pertolongan pertama saat terkena gastroenteritis dan keracunan makanan

Perbedaan dan Persamaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makananilustrasi seseorang minum air putih untuk mencegah dehidrasi(pexels.com/Andrea Piacquadio)

Baik gastroenteritis maupun keracunan makanan mempunyai cara pengobatan yang sama. Akan tetapi cara pengobatan yang dibahas di sini merupakan bagian dari pertolongan pertama atau untuk gejala ringan. Sekiranya gejala yang dirasakan akut, segera periksakan diri ke rumah sakit.

  • Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Sebaiknya tidak menggunakan jus atau minuman yang manis karena akan memperburuk kondisi diare.
  • Mengonsumsi antibiotik untuk mengobati Gastroenteritis kurang efektif. Mayo Clinic menjelaskan Gastroenteritis disebabkan oleh virus dan antibiotik biasanya dipakai untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
  • Obat anti diare dapat dikonsumsi. Tetapi obat ini tidak dianjurkan bila mengalami demam dan disentri (feses berdarah dan ada lendir).
  • Sebaiknya tidak makan makanan padat hingga kondisi membaik.
  • Menghindari makanan atau minuman tertentu hingga sembuh, misalnya seperti teh atau kopi yang mengandung kafein, makanan yang terbuat dari produk susu, minuman beralkohol, atau makanan dengan bumbu yang pekat.
  • Saat kondisi mulai membaik, sebaiknya makan makanan yang tawar seperti nasi dan biskuit asin.

Merangkum EMedicineHealth dan Medical News Today, seseorang dengan gastroenteritis atau keracunan makanan apabila menunjukkan gejala seperti berikut segera periksakan diri ke rumah sakit.

  • Terdapat darah pada feses atau muntah darah.
  • Demam tinggi.
  • Sakit perut yang tidak membaik.
  • Menunjukkan gejala dehidrasi seperti lemas, mulut kering, dan kepala terasa ringan seolah-olah akan pingsan.

Itulah perbedaan antara penyakit gastroenteritis dengan keracunan makanan (food poisoning).  Perbedaan utama terdapat pada sumber penyakit. Gastroenteritis disebabkan oleh virus, sedangkan keracunan makanan oleh bakteri seperti Salmonella dan E. Coli.

Perbedaan lain yang mencolok yaitu seseorang yang mengalami keracunan makanan akan menunjukkan gejala seperti mual dan diare beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Sebaliknya mereka yang mengalami gastroenteritis baru bergejala 1-2 hari setelah kontak langsung dengan penderita. Meskipun demikian, pengobatan yang dapat dilakukan di rumah untuk kedua penyakit ini hampir sama. Namun bila tidak kunjung sembuh segera periksakan diri ke rumah sakit.

 

 

 

 

Baca Juga: 5 Manfaat Minum Air Putih saat Perut Kosong, Apa Saja? 

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya