Ondansetron: Kegunaan, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Samping

Mencegah mual dan muntah untuk pasien kemoterapi

Sebagai konsumen yang cerdas, alangkah baiknya bila kita mengetahui kegunaan dan efek samping dari obat-obatan yang diberikan oleh dokter. Tujuannya agar kita dapat memberi tahu dokter apabila obat resep tersebut dapat berinteraksi dengan obat lain yang sudah rutin diminum setiap hari.

Manfaat lainnya adalah kita menjadi lebih memperhatikan kondisi tubuh saat mengonsumsi obat tersebut sehingga bila efek samping terlalu signifikan, maka dokter dapat menggantinya dengan jenis obat yang lain.

Jenis obat yang akan dibahas dalam artikel ini adalah ondansetron yang merupakan golongan obat antiemetik atau antimual. Sekadar informasi, obat ini tidak dijual bebas sehingga memerlukan resep dokter.

1. Kegunaan

Ondansetron: Kegunaan, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Sampingilustrasi dokter memberikan suntikan obat kemoterapi ke pasien (pexels.com/Thirdman)

Mengutip laman MedlinePlus, ondansetron adalah obat untuk mencegah mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi, terapi radiasi, dan operasi. Obat ini mencegah rasa mual dan muntah yang diakibatkan oleh perubahan dalam metabolisme serotonin.

Sebuah laporan ilmiah dalam British Journal of Cancer tahun 1992 menyebutkan bahwa obat yang digunakan dalam kemoterapi dan terapi radiasi memicu keluarnya zat serotonin dari enterochromaffin cells, yang kemudian menyebabkan rasa mual dan muntah. Enterochromaffin cells merupakan salah satu tipe enteroendokrin sel yang terdapat dalam saluran pencernaan dan mengandung banyak zat serotonin.

2. Bagaimana cara mengonsumsinya?

Ondansetron: Kegunaan, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Sampingilustrasi seseorang akan meminum obat (pexels.com/RonLach)

Obat ini biasanya dikonsumsi secara oral dan tersedua dalam dua bentuk, yaitu oral lapis tipis terlarut cepat (oral soluble film) dan tablet disintegrasi oral (oral disintegrating tablet). Dilansir Mayo Clinic, inilah cara mengonsumsi ondansetron:

Untuk oral soluble film:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air.
    Sobek atau gunting kantong tepat pada garis putus-putus yang sudah disediakan.
  • Ambil lapis tipis (soluble film) dan letakkan di ujung lidah.
  • Lapis tipis akan larut dalam waktu 4 hingga 20 detik. Jangan dikunyah atau ditelan. Lapis tipis akan larut sendiri dan setelah larut boleh minum air.

Untuk oral disintegrating tablet:

  • Pastikan tangan dalam keadaan kering dan bersih.
  • Buka lapisan foil pada bagian belakang untuk mengambil tablet obat.
  • Letakkan tablet obat pada permukaan lidah.
  • Obat akan larut dalam beberapa detik dan kemudian dapat ditelan dengan air liur. Tidak perlu menggunakan air minum untuk menelan obat.

Baca Juga: Dapoxetine: Manfaat, Dosis, Peringatan, Interaksi, Efek Samping

3. Dosis obat

Ondansetron: Kegunaan, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Sampingilustrasi obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Dosis obat ondansetron baik dalam bentuk oral disintegrating tablet maupun soluble film terdiri dari 4 mg, 8 mg, 16 mg, dan 24 mg. Dosis 8 mg adalah yang paling sering diberikan untuk menghilangkan gejala mual dan muntah.

Namun, bila kondisi mual dan muntah tidak membaik, maka dosis 24 mg akan diberikan. Dosis 4 mg biasanya diberikan untuk anak-anak usia 4 hingga 11 tahun.

Perbedaan jeda waktu kapan obat diminum disesuaikan dengan jenis obat yang diminum dan jenis tes yang akan dijalani. Contohnya, apabila akan menjalani kemoterapi dan resep obat dari dokter menggunakan oral disintegrating tablet, maka pasien yang berusia 12 tahun ke atas akan minum tablet 8 mg 30 menit sebelum kemoterapi.

Pasien anak-anak yang usianya di bawah 4 tahun memerlukan panduan khusus dari dokter. Akan tetapi, perlu diingat bahwa dosis dan kapan obat harus diminum akan diatur oleh dokter sesuai kondisi medis pasien yang akan menjalani prosedur medis (kemoterapi, radiasi terapi, atau operasi). Jadi, penting bagi pasien untuk mengikuti resep.

4. Interaksi obat

Ondansetron: Kegunaan, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Sampingilustrasi denyut jantung manusia, EKG (pexels.com/Luan Rezende)

Merangkum dari WebMD dan Mayo Clinic, ondansetron dapat berinteraksi dengan obat-obatan berikut ini:

  • Apomorphine: Obat ini berupa cairan yang biasanya diberikan lewat suntikan untuk pasien yang memiliki penyakit Parkinson.
  • Tramadol: Ini adalah obat anti sakit yang biasanya diminum setelah mendapatkan operasi atau mengalami luka yang cukup serius.
  • Pimozide: Golongan obat antipsikotik yang digunakan untuk mengobati gejala gerakan berulang yang tidak dapat dikendalikan, contohnya tic pada sindrom Tourette.
  • Posaconazole: Obat antijamur yang dipakai untuk mengobati infeksi di mulut atau tenggorokan. Bila diminum bersamaan dengan ondansetron akan mengakibatkan perubahan ritme jantung dan denyut jantung yang tidak beraturan.

Apabila mengonsumsi obat tertentu secara rutin sebaiknya, beri tahu dokter sebelum minum ondansetron. Interaksi obat dapat menyebabkan efektivitas obat menurun dan menimbulkan gangguan, contohnya perubahan ritme jantung.

5. Efek samping

Ondansetron: Kegunaan, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Sampingilustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap obat memiliki potensi efek samping. Namun, bila efek samping tersebut tidak dapat ditoleransi, sebaiknya laporkan ke dokter sehingga alternatif obat dapat diberikan. Berdasarkan informasi dari publikasi StatPearls tahun 2021, obat ondansetron diketahui menimbulkan efek samping berupa:

  • Sakit kepala.
  • Kelelahan.
  • Mulut kering.
  • Merasa tidak enak badan (malaise).
  • Konstipasi.
  • Gatal-gatal di kulit di area suntikan.
  • Mengalami sindrom serotonin contohnya seperti merasa kebingungan, tekanan darah menjadi tinggi, menggigil, kehilangan koordinasi otot, dan berkeringat.

Ibu hamil dan orang-orang dengan kondisi fenilketonuria sebaiknya berhati-hati dan berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter. Zat dari obat ini dapat masuk ke dalam air susu ibu (ASI).

Selain itu, seseorang dengan kondisi hipokalemia (kadar kalium yangn rendah dalam tubuh) dan hipomagnesemia (kadar magnesium di dalam tubuh rendah) juga perlu memonitor denyut jantung lewat tes EKG disertai tes kadar kalium atau magnesium secara rutin.

Itulah informasi seputar obat ondansetron yang dipakai untuk mengobati gejala mual dan muntah, terutama pada pasien yang menjalani kemoterapi, terapi radiasi, dan sebelum menjalani operasi. Obat ini dapat menyebabkan kadar serotonin dalam tubuh meningkat, terutama bila diminum dengan obat lain yang berkaitan dengan serotonin, seperti obat golongan SSRI.

Baca Juga: Asenapine: Manfaat, Dosis, Peringatan, Interaksi, Efek Samping

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya