6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!

Dari sinusitis hingga tumor otak

Migrain adalah kondisi seseorang mengalami sakit seperti ditusuk atau dicabik-cabik di satu sisi wajah atau kepala. Nyeri tajam ini juga bisa disertai mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, bau, dan bunyi. Durasinya bisa dirasakan selama 4-72 jam dan nyerinya bisa hilang timbul.

Ternyata, ada beberapa penyakit yang gejalanya mirip migrain. Akibatnya, karena mengira dirinya "hanya" punya migrain, penanganannya tidak tepat dan kondisi medis yang mendasarinya itu bisa memburuk. Agar tak salah, berikut ini adalah beberapa penyakit yang berdasarkan gejalanya sering dikira migrain.

1. Sinusitis

6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!Perbedaan sakit kepala sinusitis dan migrain. scientificanimations.com

Berdasarkan laporan studi berjudul "Migraine misdiagnosis as a sinusitis, a delay that can last for many years" dalam The Journal of Headache and Pain tahun 2013, migrain sering tertukar dengan sinusitis karena kemiripan di area sakit kepala dan umumnya disertai gejala seperti hidung tersumbat dan hidung meler.

Untuk membedakan sinusitis dan migrain, dokter perlu melihat apakah ada cairan atau lendir yang keluar dari hidung (purulent nasal discharge) dan kategori lain seperti yang tertera di dalam buku The International Classification of Headache Disorders  (ICHD), 3rd edition.

Melansir WebMD, cairan atau lendir yang keluar dari hidung pada kasus sinusitis umumnya berwarna kuning, terdapat demam, dan bisa disertai bau mulut tak sedap.

2. Penyakit Ménière

6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!Sakit kepala pada orang dengan penyakit Meniere. chsstl.org

Penyakit Ménière adalah gangguan di bagian dalam telinga, yang mana penderitanya merasakan tekanan di dalam telinga, telinga berdenging, kehilangan pendengaran, dan sensasi berputar. Rasa sakit umumnya hanya terjadi di satu telinga.

Gejala penyakit ini memiliki kemiripan dengan gejala migrain vestibular, yang merupakan salah satu jenis migrain. Melansir menieres.org, kurang lebih setengah dari pasien dengan penyakit Ménière mengalami satu gejala migrain saat penyakit kambuh. Lebih lanjut, dua kondisi tersebut bisa terjadi bersamaan pada 40 persen dari total orang dengan penyakit Ménière.

Karena gejalanya yang mirip, hingga saat ini belum ada tes khusus untuk membedakan dua kondisi ini. Berdasarkan laporan studi berudul "Migraine features in patients with Meniere's disease" dalam jurnal Laryngoscope tahun 2016, seseorang yang memiliki penyakit Ménière dan migrain vestibular dianjurkan untuk mendapat pengobatan untuk migrain, misalnya perubahan pola makan, aktivitas, dan obat-obatan untuk mencegah dan/atau mengurangi gejala migrain.

Baca Juga: 7 Cara Ekstrem Mengobati Migrain Zaman Dulu, Tanpa Obat

3. Medication overuse headache (MOH)

6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!unsplash.com/freestocks

Medication overuse headache (MOH) tergolong sakit kepala sekunder yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan secara berlebihan pada pasien yang mudah mengalami sakit kepala.

Berdasarkan keterangan dari American Migraine Foundation, seseorang dengan MOH punya riwayat penggunaan obat analgesik (pereda nyeri) lebih dari 2-3 hari per minggu. MOH juga bisa terjadi bersamaan dengan orang dengan migrain, sakit kepala tipe tegang (tension headache), dan sakit kepala cluster.

Melansir Practical Neurology, seseorang yang menggunakan obat-obatan secara berlebihan punya faktor risiko tinggi untuk mengalami sakit kepala migrain, dan umumnya orang yang punya MOH sudah memiliki riwayat penyakit kepala seperti migrain.

4. Stroke

6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!Ilustrasi stroke. pixy.org

Gejala migrain juga bisa tertukar dengan gejala stroke, yang mana keduanya bisa ditandai dengan sakit kepala yang parah dan mendadak. Namun, perlu diketahui bahwa untuk migrain, nyeri umum hanya di satu sisi kepala saja dengan durasi lama, serta onset nyeri tidak langsung terasa, tetapi perlahan-lahan. Selain itu, seseorang yang mengalami migrain tidak mengalami kekakuan atau ketegangan di area leher.

Sementara itu, pada serangan stroke, seseorang akan merasa pusing disertai leher yang terasa kaku atau kencang. Berdasarkan keterangan dari American Stroke Association, seseorang yang pernah dan/atau sering mengalami migrain aura lebih berisiko mengalami stroke, termasuk stroke ringan atau istilah medisnya adalah transient ischemic attack.

5. Epilepsi

6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!unsplash.com/Usman Yousaf

Diagnosis epilepsi juga sering tertukar dengan migrain karena salah satu jenis epilepsi, yaitu epilepsi aura, memiliki gejala yang mirip dengan migrain aura.

Epilepsi aura adalah kondisi seseorang tiba-tiba merasakan sedikit perbedaan pada dirinya dan biasanya ini menjadi tanda sebelum kejang dimulai. Aura yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda, tetapi kurang lebih penderita akan merasakan hal-hal ini:

  • Melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada, pandangan kabur, melihat kilatan cahaya, kehilangan setengah pandangan
  • Merasakan dejavu, panik
  • Mendengar suara, bunyi dengungan, atau suara drum
  • Mencium aroma yang tidak sedap
  • Tiba-tiba indra perasa terasa pahit, asam, atau asin
  • Emosi perasaan mendadak berubah (jadi senang, sedih)
  • Mual
  • Pusing
  • Mati rasa

6. Tumor otak

6 Penyakit dengan Gejala Mirip Migrain, Jangan Sampai Salah!Ilustrasi tumor otak. freepik.com/kjpargeter

Orang dengan tumor di otak bisa mengalami gejala pusing, mual, muntah, serta rasa sakit seperti ditusuk-tusuk di bagian frontal dan orbital. Gejala-gejala tersebut sering dikira migrain.

Melansir Healthline, disebutkan bahwa ada pula orang yang memiliki tumor otak tetapi tidak merasakan gejala apa pun. Rasa sakit baru dialami saat tumor membesar dan menekan saraf dan pembuluh darah.

Tumor otak juga membuat penderitanya merasakan tekanan di bagian belakang kepala dan perubahan perilaku, misalnya mudah marah. Oleh sebab itu, jika kamu sering mengalami sakit kepala, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan dan diketahui penyebabnya.

Itulah beberapa penyakit yang gejalanya mirip migrain. Alangkah baiknya kamu mencatat gejala yang dirasakan berikut durasi dan intensitas nyeri saat migrain atau sakit kepala lainnya terjadi. Dengan catatan tersebut, kamu bisa mendiskusikannya dengan dokter, sehingga bisa membantu menemukan penyebabnya. Jangan sepelekan sakit kepala, ya!

Baca Juga: 7 Fakta Penggunaan Smartphone Bisa Memicu Migrain Kambuh, Hati-hati Ya

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya