5 Mitos Umum mengenai Multiple Sclerosis, Begini Faktanya!

Jangan dipercaya mentah-mentah, ya 

Multiple sclerosis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Pada kondisi ini, terjadi demielinasi yaitu kerusakan selubung mielin yang menyebabkan gangguan komunikasi antar sel saraf.

Manifestasi multiple sclerosis terlihat pada penurunan fungsi otak dan otot. Umumnya penderita menjadi lebih mudah lelah, kehilangan keseimbangan, sering merasa pusing, bahkan mengalami penurunan kemampuan kognitif.

Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun berbagai studi tengah dikembangkan agar segera mencapai titik terang mengenai penyakit ini, sekaligus menguak kebenaran di balik berbagai mitos multiple sclerosis yang banyak beredar di tengah masyarakat.

1. Mitos 1: penderita multiple sclerosis tidak bisa atau tidak boleh banyak bergerak

5 Mitos Umum mengenai Multiple Sclerosis, Begini Faktanya!ilustrasi orang melakukan bed rest (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang benar bahwa multiple sclerosis menyerang sistem saraf sensorik di sumsum tulang belakang sehingga menyebabkan anggota gerak penderitanya mengalami mati rasa, kesemutan, serta mudah lelah. Namun para pakar percaya bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita karena memperlambat gejala disabilitas.

Awalnya para penderita mungkin merasa amat kelelahan. Namun seiring waktu, staminanya meningkat dan rasa lelah pun berkurang signifikan. Ini juga dikonfirmasi melalui studi literatur yang terbit dalam jurnal BMC Neurology pada tahun 2020. Karenanya olahraga rutin sebagai bagian program rehabilitasi sangat disarankan.

Lakukan olahraga yang paling diminati, namun ini juga perlu disesuaikan dengan kapasitas tubuh. Sebaiknya gandeng terapis atau personal trainer yang memahami multiple sclerosis saat berolahraga.

2. Mitos 2: multiple sclerosis tidak menyebabkan rasa sakit

5 Mitos Umum mengenai Multiple Sclerosis, Begini Faktanya!ilustrasi orang sakit (pexels.com/Liza Summer)

Mungkin kita banyak mendengar bahwa multiple sclerosis menyebabkan gejala seperti mati rasa dan kesemutan pada anggota gerak, sering merasa pusing, kehilangan keseimbangan, dan gejala lainnya yang tampak "ringan". Faktanya, penderita juga merasakan sakit yang luar biasa.

Sebuah studi yang terbit dalam The Scandinavian Journal of Pain pada 2017 mengonfirmasi hal ini. Dalam studi dijelaskan bahwa orang dengan multiple sclerosis tak hanya merasakan sakit kronis dalam waktu lama, namun juga merasakan intensitas sakit yang kian bertambah setiap harinya.

Ada beberapa jenis rasa sakit yang mungkin dialami penderita. Pertama, sakit neuropatik yang berhubungan dengan saraf dan sakit muskuloskeletal seperti kesulitan bergerak dan kelelahan. 

Baca Juga: 9 Tanda Awal Perempuan Mengalami Multiple Sclerosis, Segera Sadari!

3. Mitos 3: tak ada yang bisa dilakukan untuk menangani multiple sclerosis

5 Mitos Umum mengenai Multiple Sclerosis, Begini Faktanya!ilustrasi orang merasa lelah (pexels.com/Ron Lach)

Obat untuk menyembuhkan multiple sclerosis memang belum ditemukan. Namun bukan berarti tak ada yang bisa dilakukan untuk menangani kondisi ini. Para penderita tetap bisa meningkatkan kualitas hidup dengan melakukan beberapa cara, salah satunya menerapkan gaya hidup sehat.

Ini meliputi konsumsi pola makan bergizi seimbang, menjaga berat badan tetap normal, rutin berolahraga di bawah pengawasan tenaga profesional, tidak merokok, mengurangi alkohol, cukup mendapatkan vitamin D, hingga istirahat yang cukup.

Tujuannya tak lain mencegah perkembangan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi dan diabetes yang dapat memperburuk gejala multiple sclerosis. Selain gaya hidup sehat, penderita juga disarankan untuk rutin mengonsumsi obat yang telah diresepkan. Walau obat-obatan tidak bersifat menyembuhkan, namun ini bertujuan untuk meringankan gejala.

4. Mitos 4: perempuan dengan multiple sclerosis tidak bisa hamil

5 Mitos Umum mengenai Multiple Sclerosis, Begini Faktanya!ilustrasi wanita hamil (unsplash.com/Ryan Franco)

Penyakit ini lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Tak sedikit orang beranggapan bahwa perempuan yang mengalami multiple sclerosis tidak dapat memiliki momongan.

Hal ini dibantah oleh sebuah studi literatur yang terbit dalam jurnal Medicina pada 2020. Studi menyebutkan bahwa perempuan dengan multiple sclerosis tetap bisa hamil. Bahkan gejala yang dialaminya bisa mereda selama hamil. Disebutkan juga bahwa mereka tidak berisiko mengalami kelahiran prematur, menyebabkan cacat lahir, dan keguguran.

5. Mitos 5: multiple sclerosis bersifat menular

5 Mitos Umum mengenai Multiple Sclerosis, Begini Faktanya!ilustrasi orang mengalami multiple sclerosis (pexels.com/Marcus Aurelius)

Mitos ini berkembang akibat munculnya dugaan bahwa multiple sclerosis memiliki keterkaitan dengan epstein-barr virus atau EBV. Sebuah studi yang terbit dalam jurnal JAMA Network Open pada 2021 menyebutkan bahwa orang yang pernah mengalami infeksi mononukleosis yang disebabkan EBV di masa kecil memiliki risiko terkena multiple sclerosis hingga dua kali lipat. Bahkan risikonya meningkat sebanyak 3 kali lipat jika mereka mengalaminya di masa remaja.

Namun hubungan antara EBV dan multiple sclerosis masih belum diketahui dengan jelas. Hingga saat ini juga belum ada bukti yang mengonfirmasi hubungan di antara keduanya.

Penyakit neurologis ini tergolong langka dan masih belum banyak dipahami. Namun orang-orang dengan multiple sclerosis tetap bisa meningkatkan kualitas hidupnya, kok. Ini bisa dilakukan dengan segera memeriksakan kesehatan ketika merasakan gejala, serta menerapkan gaya hidup sehat. 

Baca Juga: Pelecehan pada Masa Kecil Tingkatkan Risiko Multiple Sclerosis

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya