Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahu

Seberapa berbahaya, sih, penyakit ini?

Sering dibilang serupa, nyatanya stroke berbeda dengan aneurisme, lo! Meski begitu, kedua penyakit ini sama-sama harus diwaspadai karena kira bisa berpotensi menyebabkan kematian.

Berikut ini fakta seputar aneurisme, mulai dari penyebab, gejala, seberapa berbahaya kondisi ini, serta cara mencegahnya.

1. Apa itu aneurisme?

Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahuilustrasi aneurisme (crystalrunhealthcare.com)

Aneurisme terdengar asing di telingamu? Dilansir Medical News Today, aneurisme adalah pembesaran arteri yang disebabkan oleh kelemahan pada dinding arteri. Sementara itu, National Health Service (NHS) menjelaskannya sebagai kondisi tonjolan di pembuluh darah yang disebabkan oleh kelemahan di pembuluh darah.

Saat darah melewati pembuluh darah yang melemah, tekanan darah dapat menyebabkan area kecil yang menonjol seperti balon. Sering kali, aneurisme tidak menunjukkan gejala. Namun, jika kondisinya semakin parah, pembuluh darah akan pecah dan menyebabkan pendarahan internal yang bisa mengancam nyawa penderitanya.

2. Seberapa banyak orang yang menderita aneurisme?

Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahuilustrasi gejala aneurisme (rd.com)

Diperkirakan, ada 6 juta orang di Amerika Serikat (AS) yang menderita aneurisme atau sekitar 1 dari 50 orang, ungkap laman Brain Aneurysm Foundation. Sementara, tiap tahun ada 30 ribu orang yang terdiagnosis kondisi ini. Ngerinya, tercatat sekitar 500 ribu kematian di seluruh dunia akibat aneurisme, di mana penderitanya mayoritas adalah perempuan dan berusia di bawah 50 tahun!

Sebanyak 15 persen penderita aneurisme meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sebagian besar kematian disebabkan oleh cedera otak yang cepat dan masif akibat pendarahan awal. Umumnya, aneurisme terjadi pada orang berusia 35-60 tahun dan rata-rata gejalanya berkembang di atas usia 40 tahun.

Baca Juga: Kenali Gejala Stroke Ringan, kalau Dibiarkan Bisa Jadi Stroke!

3. Umumnya, aneurisme terjadi di otak dan jantung

Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahuilustrasi aneurisme (ghscientific.com)

Meski dapat terjadi di pembuluh darah di seluruh tubuh, tetapi umumnya aneurisme terjadi di jantung dan otak. Jika di jantung, lokasinya ada di aorta abdominalis, yakni arteri yang mengangkut darah dari jantung dan seluruh tubuh, mengutip NHS. Sebutan bagi aneurisme yang terjadi di otak adalah aneurisme serebral, sementara yang jika di jantung disebut dengan aneurisme aorta.

Aneurisme bisa juga terjadi di tempat lain. Semisal di leher (carotid artery aneurysm), lutut (popliteal aneurysm) atau visceral aneurysm yang memasok darah ke usus dan ginjal. Namun, yang paling umum memang di jantung atau otak.

4. Seperti apa aneurisme yang terjadi di jantung?

Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahuilustrasi aneurisme di jantung (med.uth.edu)

Aneurisme aorta abdominal umumnya terjadi di bagian aorta yang mengalir melalui perut. Jika diameter aorta normal adalah 2-3 cm, jika mengalami aneurisme akan membengkak hingga berdiameter 5 cm!

Semakin besar diameter, semakin besar kemungkinan pembuluh darah itu akan pecah. Diperkirakan, pembuluh darah dengan diameter di atas 5,5 cm akan pecah dalam kurun waktu satu tahun dengan rasio 6 dari 100 orang.

Tidak cuma hipertensi yang disebut sebagai silent killer, aneurisme juga demikian. Diperkirakan, setiap tahunnya ada 200 ribu orang di AS yang terdiagnosis dengan aneurisme aorta abdominal, terang laman Health Talk. Jika tidak dioperasi, tingkat kelangsungan hidup untuk penderita aneurisme aorta abdominal akan menjadi 20 persen saja. Oleh karena itu, menjalani prosedur operasi sangat disarankan.

5. Bagaimana dengan aneurisme yang terjadi di otak?

Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahuilustrasi aneurisme di otak (topneurodocs.com)

Dalam kondisi ini, aneurisme otak hanya terlihat jika sudah mengalami pecah pembuluh darah. Gejala ini dapat ditandai dari rasa sakit kepala menyiksa yang datang tiba-tiba, leher kaku, muntah dan sakit saat melihat cahaya.

Sekitar 3 dari 5 orang yang mengalami aneurisme otak akan meninggal dunia dalam kurun waktu 2 minggu. Sisanya selamat, tetapi mengalami kerusakan otak yang parah.

Sebagai informasi, aneurisme otak dapat terjadi karena beberapa faktor pemicu, misalnya merokok, memiliki tekanan darah tinggi atau faktor genetik, di mana ada anggota keluarga yang memiliki penyakit ini.

6. Diagnosis aneurisme

Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahuilustrasi diagnosis aneurisme (greenimaging.net)

Setidaknya, ada lima tes medis yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aneurisme, seperti yang dijelaskan di laman Washington University School of Medicine. Yakni CT scan, di mana sinar-X digunakan untuk membuat gambar potongan melintang otak, computed tomographic angiography (CTA), suatu jenis tes CT yang menambahkan pewarna khusus dan disuntikkan melalui infus ke lengan pasien untuk membantu dokter melihat pembuluh darah.

Lalu, bisa juga dengan magnetic resonance imaging (MRI), yakni alat diagnostik yang menggunakan magnet besar dan gelombang radio untuk melihat otak. Cara lainnya adalah dengan memakai magnetic resonance angiography (MRA) dan angiogram atau arteriogram, yakni prosedur diagnostik yang menggunakan penyisipan kateter, pewarna khusus dan sinar-X untuk melihat bagaimana darah mengalir melalui otak.

7. Cara mencegah aneurisme

Beda dengan Stroke, Ini 7 Fakta tentang Aneurisme yang Perlu Kamu Tahuilustrasi merokok (npr.org)

Kabar baiknya, aneurisme bisa dicegah dengan berbagai cara, seperti tidak merokok, karena ini merupakan faktor risiko untuk aneurime aorta dan pecahnya pembuluh darah. Menjaga tekanan darah juga dapat meminimalkan risiko aneurisme.

Selain itu, obesitas dapat memberi tekanan ekstra pada jantung, jadi kita perlu mengelola timbangan di angka indeks massa tubuh yang normal. Pola makan sehat bergizi seimbang dan mengurangi kolesterol juga dapat menghindarkan kita dari aneurisme.

Itulah fakta seputar aneurisme. Yuk, kita sama-sama menjaga kesehatan agar terhindar dari kondisi yang berpotensi fatal ini!

Baca Juga: Dislipidemia, Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner dan Stroke

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya